Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Pulkada Tegal

Budayawan Atmo Tan Sidik Ungkap Sosok Pemimpin Ideal yang Diinginkan Warga Kota Tegal

Pelaksanaan Pilkada Serentak sebentar lagi akan dilaksanakan atau sekira dua bulan lagi, pada 27 November 2024, mendatang.

istimewa
Budayawan Kota Tegal, Atmo Tan Sidik.    

TRIBUNJATENG.COM, TEGAL - Pelaksanaan Pilkada Serentak sebentar lagi akan dilaksanakan atau sekira dua bulan lagi, pada 27 November 2024, mendatang.

Di Kota Tegal, ada tiga pasangan calon yang sudah mendaftar untuk Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota (Pilwalkot) Tegal.

Budayawan, Atmo Tan Sidik mengungkapkan, sosok ideal pemimpin yang dibutuhkan oleh masyarakat Kota Tegal. 

Baca juga: Polres Tegal Siaga 24 Jam! Pastikan Keamanan Ketat di Pilkada 2024, Masyarakat Diminta Tetap Tenang

Baca juga: Rekom Ketua DPRD Kabupaten Tegal Turun Kepada Wasbun Jauhari Khalim 

Atmo mengatakan, pemimpin ideal atau dibutuhkan warga Tegal adalah yang bisa bersifat Manjing Ajur Ajer atau menerapkan kepemimpinan situasional. 

Kalau dia muslim idealnya sudah haji, seperti yang tertulis di buku 'Semangat Orang-orang Tegal' karya Prof Abu Suud. 

Sudah memiliki rumah dan mobil sendiri serta memiliki jiwa seni dan kepekaan humor yang bisa mencairkan kebekuan komunikasi. 

Kemudian yang tak kalah penting idealnya bisa berbahasa Tegal.

"Nah, karena ini eranya generasi Z, maka bisa Manjing Ajur Ajer adalah pemimpin yang start all role, yaitu olahraga bisa, menyanyi bisa, mengaji bisa. 

Mungkin dia menyanyinya gak hebat tapi dia menyukai jiwa seni," katanya kepada tribunjateng.com, Jumat (13/9/2024).

Menurut Atmo, Tegal merupakan daerah yang memiliki iklim atau klimatologi panas, sehingga pemimpin yang jaim atau mriyayini itu kurang tepat. 

Karena ada sejarah pemimpin Tegal yang tidak marakyat itu di-dombreng.

Warga Tegal juga tidak menyukai pemimpin yang bahil atau pelit karena memiliki watak Banteng Loreng Binoncengan. 

"Apa yang saya sampaikan memiliki dasar, ada di bukunya Anton Lucas. Pemimpin Tegal yang tidak merakyat itu di-dombreng," ujarnya. 

Atmo mengatakan, sebagai budayawan ia menginginkan pemimpin Kota Tegal selanjutnya bisa berkomunikasi secara dialogis, bukan monolog.

Ia mengusulkan ada forum 'Moci Bareng' atau kumpul bersama antara masyarakat dan Wali Kota Tegal tiap 35 hari sekali.

Kemudian pemimpin yang terpilih agar bisa melaksanakan sumpah di tempat yang dianggap keramat, yaitu Makam Al Haddad. 

"Sebaiknya sumpah jabatan itu di luar formalitas, ada kearifan lokal. Di tempat yang dianggap warga Tegal keramat, seperti Makam Al Haddad dan Mba Panggung," ungkapnya. 

Pada kesempatan itu, Atmo juga berpesan kepada masyarakat Tegal agar memilih pemimpin menggunakan hati nurani.

Pesan itu ia sampaikan dengan rangkaian kata-kata dalam bahasa Tegal.

"Goyang dombret ning prapatan, sing balang sawer nganti rebutan. Milih wali kota utawa wakil aja ngawagan, mengko rakyat mesti kajogan. 

Karena itu gunakan nurani, istikhiroh, ada isyaroh, musyawaroh, insyaalaah kualitase ora goroh," pesannya. (fba)

 

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved