Berita Semarang
Dihimpit Proyek Infrastruktur Pemerintah, Nelayan Semarang Panen Raya Kerang Hijau
Komunitas nelayan Tambakrejo Tanjung Mas, Semarang Utara, melakukan panen raya kerang hijau atau kijing di Rumpon Nusantara, kawasan laut Tambakrejo,
Penulis: iwan Arifianto | Editor: m nur huda
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Komunitas nelayan Tambakrejo Tanjung Mas, Semarang Utara, melakukan panen raya kerang hijau atau kijing di Rumpon Nusantara, kawasan laut Tambakrejo, Sabtu (14/9/2024).
Rumpon nusantara merupakan unit usaha dari para nelayan untuk mencari sumber pendapatan alternatif di tengah kesulitan melaut.
Nelayan semakin sulit mencari ikan akibat gempuran berbagai proyek infrastruktur seperti jalan tol, kawasan industri, dan rencana proyek reklamasi.

"Alhamdulillah, hari ini rumpon nusantara panen perdana kerang hijau seberat 4 kuintal di tengah kesulitan kami mencari ikan di laut," ujar Ketua Koperasi Nelayan Tambakrejo, Semarang Utara, Dani Rujito.
Rumpon Nusantara Tambakrejo memiliki luas sekira 35 meter x 30 meter. Unit usaha koperasi nelayan ini dikelola oleh 60 anggota komunitas nelayan. Tak hanya kerang hijau, rumpon juga difungsikan sebagai sewa tempat pemancingan.
Selepas 4 bulan rumpon dibangun, nelayan menargetkan Rumpon Nusantara bisa menghasilkan sebanyak 5 ton kerang hijau dalam satu periode panen. Dalam acara panen perdana dilakukan dengan sederhana yakni doa bersama dan makan hasil laut bersama.
"Setahun panen bisa dilakukan 2 kali. hasil panen kerang hijau untuk dijual ke pengepul. Hasilnya nanti untuk kegiatan warga di Kampung ambakrejo," imbuh Dani.

Rasa bungah nelayan terhadap usaha bersama tersebut dihantui rasa ketar-ketir. Perasaan khawatir itu muncul karena berbagai proyek yang sedang berjalan di pesisir Semarang.
Dani menyebut, berbagai proyek infrastruktur sedang berjalan di pesisir Semarang seperti proyek tol tanggul laut semarang Demak (TTLSD) dan rencana proyek reklamasi. Belum lagi adanya ancaman kapal larat yang bisa menghancurkan rumpon.
Dia khawatir rumpon sebagai sumber penghidupan ikut tercerabut oleh beragam ancaman tersebut.
"Ketika pesisir disesaki oleh proyek-proyek pembangunan lantas para nelayan harus hidup di mana? Pergi mencari ikan sampai ke tengah tidak mungkin. Di pesisir sudah banyak proyek. Lantas kami mau ke mana?," ungkapnya.
Menurut Dani, jumlah nelayan Tambakrejo berjumlah hampir 200 orang. Dari ratusan nelayan tersebut memiliki sekitar 50 sampai 80 usaha rumpon.
Sementara, Manajer advokasi dan Kampanye Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Jawa Tengah, Iqbal Alma mengatakan, rumpon menjadi usaha alternatif yang produktif bagi nelayan Tambakrejo Semarang di tengah kondisi mencari ikan yang semakin sulit.
"Nelayan Tambakerjo bekerja mencari ikan sehari penghasilannya hanya Rp30 ribu. Sebaliknya, panen rumpon sehari bersih bisa 300-400 ribu," tuturnya.
Namun, lanjut Iqbal, ancaman semakin besar dihadapi oleh para nelayan karena diusir secara perlahan dengan beragam proyek infrastruktur.
Semua wilayah pesisir Semarang didesain oleh pemerintah ke pertumbuhan ekonomi yang melayani para kepentingan pemodal besar.
Panduan Lengkap Menuju GIIAS Semarang 2025: Rute Anti-Macet untuk Semua Pengunjung |
![]() |
---|
HUT Ke-28 BAF, Bagikan Paket Bahan Pangan Bernutrisi Melalui BAF Nutri-Kids |
![]() |
---|
Bajai Merah Mengaspal di Kota Semarang, Albert Coba Peruntungan Jadi Sopir |
![]() |
---|
Pasar Johar Semarang: Dari Pohon Johar hingga Ikon Arsitektur Tropis Modern |
![]() |
---|
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini, Minggu 21 September 2025: Sejumlah Kecamatan Diguyur Hujan Ringan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.