Kudus
Kolaborasi Pemkab Kudus dan Kemendikbudristek: Kuatkan Literasi Media Sosial untuk Pendidikan
Pemerintah Kabupaten Kudus dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menggelar literasi media sosial.
TRIBUNJATENG.COM, KUDUS – Pemerintah Kabupaten Kudus dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menggelar literasi media sosial di Pendopo Kabupaten Kudus, Sabtu (14/9/2024). Agenda yang dihadiri oleh sejumlah pendidik dan perwakilan sejumlah lembaga di Kabupaten Kudus untuk memberikan pemahaman pentingnya bermedia sosial.
Dalam agenda yang sekaligus dalam rangka peringatan ulang tahun ke-475 Kabupaten Kudus ini, Penjabat Bupati Kudus Muhammad Hasan Chabibie mengatakan, masyarakat perlu memiliki literasi yang baik. Terutama di bidang digital. Dengan begitu akan baik pula output saat bermedia sosial.
“Semua orang saat ini bisa menjadi produser dan publisher konten. Namun, tetap harus berhati-hati,” kata Hasan.
Hasan Chabibie menjelaskan, pihaknya juga mewanti-wanti, lantaran saat ini juga sudah ada Undang-undang ITE. Maka dari itu ia meminta agar masyarakat saring sebelum menyebarkan ke media sosial. Sebab konten yang diunggah di media sosial sudah menjadi ranah publik. Dampaknya pun kadang susah untuk dikontrol.
“Maka saring sebelum sharing itu penting,” kata Hasan.
Berkaca dari hal itu, ia meminta agar masyarakat melek literasi dan bijak dalam bermedsos. Sehingga bisa memberikan efek budaya positif serta terhindar dari kesalahan bermedsos.
Ia menyampaikan, di saat yang sama minat baca di Indonesia saat ini 0,001 persen. Artinya dari seribu orang yang benar-benar membaca hanya satu. Ini yang kemudian membuat isu yang kadung tersebar di media sosial menjadi liar.
Dalam kesempatan ini hadir pula Plh Kepala BKHM Kemendikbudristek Anang Ristanto, Sekda Kudus dan jajaran OPD Pemkab Kudus serta narasumber Siti Malaikha Dewi dari IAIN Kudus dan Iwan Setyawan penulis buku dan influencer.
Dalam sambutannya Plh Kepala BKHM Kemendikbudristek Anang Ristanto menyarankan agar masyarakat melek literasi. Ia menyebutkan pentingnya literasi ketika menggunakan media sosial.
“Tanpa literasi yang memadai pengguna medsos bisa terjebak hoaks. Maka kami selalu mengampanyekan bijak bermedsos,” kata Anang.
Pihaknya menilai literasi merupakan hal yang penting ketika bermain media sosial. Menurutnya literasi bisa membentuk etika. Sebab dengan meningkatkan kualitas literasi setidaknya mampu berpikir kritis.
“Dengan adanya pikiran yang kritis, maka bermain medsos bisa lebih bijak,” katanya.
Sementara itu, Dr. Siti Malaikha Dewi menyampaikan bahwa narasi media sosial menjadi penting untuk mencegah kekerasan di dunia pendidikan maupun publik secara umum. Ia mendorong agar setiap warganet mengkampanyekan kebaikan-kebaikan.
Selain itu, Iwan Setyawan mendorong agar generasi muda bisa lebih aktif bermedia sosial untuk menarasikan kebaikan dan menginspirasi publik.(*)
"Yang Penting Kebijakan" Respons Pengusaha Rokok Soal Menteri Keuangan Purbaya Sebut Firaun |
![]() |
---|
5 Kepala OPD di Kabupaten Kudus Kosong, Seleksi Terbuka JPTP Direncanakan Berlangsung Akhir Oktober |
![]() |
---|
Kejar Target Jumlah Anak Miliki KIA, Disdukcapil Kudus Kunjungi Sekolah |
![]() |
---|
"Mantap dan Yakin" Kisah Bagus Ikut Khitan Massal Bareng 308 Anak dari 7 Daerah di Menara Kudus |
![]() |
---|
Selter Perlindungan Perempuan Jadi PR Lahirnya Perda Pengarusutamaan Gender di Kudus |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.