Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Melon Hidroponik, Langkah Inovatif Kewirausahaan UMP di Pesantren
Kegiatan pelatihan yang diberi nama "Sinau Bareng Budidaya Melon" ini diikuti oleh 20 santri.
TRIBUNJATENG.COM - Salah satu langkah inovatif dalam pengembangan kewirausahaan di pesantren kini tengah berlangsung di Pondok Pesantren Fastabiqul Khoirot, Desa Larangan, Kecamatan Kembaran, Kabupaten Banyumas.
Program ini merupakan implementasi dari Hibah DRTPM Kemendikbud Ristek Tahun 2024 yang fokus pada kewirausahaan berbasis green economy melalui pelatihan budidaya melon hidroponik.
Kegiatan pelatihan yang diberi nama "Sinau Bareng Budidaya Melon" ini diikuti oleh 20 santri dan dilaksanakan pada Sabtu, 14 September 2024 lalu, di Aula Pondok Pesantren Fastabiqul Khoirot.
Baca juga: FIKES UMP Luluskan 665 Mahasiswa, Dekan Ajak Utamakan Nilai Islami dan Profesionalisme
Dr. Darojat, Ketua Pengabdian Masyarakat yang memimpin program ini, menjelaskan bahwa budidaya melon dipilih karena melon merupakan tanaman hortikultura yang sangat diminati oleh masyarakat.
Namun, budidaya melon memiliki tantangan tersendiri, terutama dalam hal ketergantungan pada cuaca dan tingginya biaya produksi.
"Inovasi diperlukan untuk mengatasi kendala-kendala tersebut, dan salah satunya adalah melalui sistem hidroponik yang dapat diterapkan di dalam greenhouse," ujar Dr Darojat, Kamis (19/9/2024).
Yongki Fajar Maulana, narasumber dalam pelatihan ini, mengungkapkan bahwa sistem hidroponik memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan metode tanam konvensional.
"Keunggulan utama dari hidroponik adalah kebersihannya yang lebih terjaga, efisiensi penggunaan pupuk dan air, serta kemampuan untuk menanam tanpa tergantung musim. Tanaman dapat berproduksi dengan kualitas tinggi," jelas Yongki.
Sementara itu, Mintaraga Eman Surya, Pimpinan Pondok Pesantren Fastabiqul Khoirot, menyambut baik pelatihan ini dan berharap bahwa budidaya melon hidroponik dapat segera diaplikasikan di pesantren.
"Semoga budidaya ini bisa memberikan dampak positif berupa pendapatan tambahan bagi pesantren melalui penjualan melon," katanya.
Teguh Pribadi, anggota tim pengabdian masyarakat, menambahkan bahwa penanaman melon ini diperkirakan akan bisa dipanen dalam waktu 70-80 hari.
Namun, ia juga menekankan pentingnya pasokan air yang stabil dan aliran listrik non-stop selama 24 jam untuk memastikan nutrisi tanaman tersuplai dengan baik.
"Dengan pelatihan ini, kami berharap para santri dapat membudidayakan melon secara mandiri dan menjadikan pondok pesantren ini sebagai pilot project pengembangan kewirausahaan berbasis green economy," tutup Teguh.
Program ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan keterampilan santri dalam bidang pertanian modern tetapi juga sebagai langkah strategis untuk mendorong kemandirian ekonomi pesantren melalui pendekatan yang ramah lingkungan. (*)
Baca juga: Mahasiswa Hukum UMP Ikuti Program ASEAN Classroom di Malaysia
Rektor UMP Luncurkan Kampung Inggris Purwokerto di Kota Lama Banyumas |
![]() |
---|
KSR PMI UMP Sukses Gelar RCOC 2025, 381 Relawan Muda PMR se-Indonesia Berpartisipasi |
![]() |
---|
UMP Gelar Turnamen Voli Antar-dusun di Wonosobo, Gaungkan Semangat Kemerdekaan dan Sportivitas |
![]() |
---|
Dari Banjarnegara ke Seoul: Nurbaety Lega, Alumni UMP Menginspirasi di Panggung Internasional |
![]() |
---|
Mahasiswa dan Dosen KKN UMP Dorong Legalitas Jamu Gendong Lewat Pelatihan CPPB-IRT di Purbalingga |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.