Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Pilkada Kudus 2024

Hasil Survei LHKP Muhammadiyah: Sampah, Banjir Jadi PR Hartopo-Mawahib dan Sam’ani-Bellinda

Hasil survei yang dilakukan LHKP PDM Kabupaten Kudus menunjukkan bahwa harapan besar di bidang lingkungan hidup ditujukan ke pemimpin Kudus 2024-2029

Penulis: Rifqi Gozali | Editor: Muhammad Olies
Tribun Jateng/Rifqi Ghozali
Tangkapan layar dialog politik kebangsaan di Universitas Muhammadiyah Kudus, Minggu (22/9/2024).   

TRIBUNJATENG.COM, KUDUS – Hasil survei yang dilakukan oleh Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LHKP) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Kudus menunjukkan bahwa harapan besar di bidang lingkungan hidup ditujukan kepada pemimpin hasil Pilkada Kudus 2024.

Hasil survei itu diungkapkan pada dialog politik kebangsaan yang berlangsung di Universitas Muhammadiyah Kudus (Umku), Minggu (22/9/2024).

Dalam dialog politik kebangsaan ini dihadiri oleh sejumlah pengurus Muhammadiyah Kudus berikut sejumlah pengurus organisasi di bawah Muhammadiyah dan pengurus amal usaha Muhammadiyah.

Yang menarik di sini dialog ini juga dihadiri oleh pasangan calon bupati dan wakil bupati Kudus Hartopo-Mawahib dan Sam’ani-Bellinda. Meskipun kedua pasangan tersebut hadir secara bergantian, bukan dalam waktu yang sama.

Sebelum mendengarkan visi dan misi kedua pasangan calon, mula-mula Ketua LHKP PDM Kudus Bonnix Maulana memaparkan hasil survei yang pihaknya lakukan. Menurut Bonnix, survei yang pihaknya lakukan menyasar kepada kader Muhammadiyah di Kabupaten Kudus.

Baca juga: Lengkap, Ini Visi dan Misi Dua Bakal Pasangan Calon Pilkada Kudus 2024

Baca juga: Medsos Rawan Jadi Sarana Kampanye Hitam pada Pilkada Kudus 2024

Dari populasi warga Muhammadiyah di Kabupaten Kudus sekitar 90 ribu jiwa, ada 10.031 responden dari warga Muhammadiyah yang tersebar di seluruh wilayah di Kudus mengisi survei yang pihaknya lakukan.

Survei yang dilakukan sejak 20 Agustus sampai 20 September 2024 menghasilkan bahwa tingkat kepuasan terhadap pelayanan publik di Kudus cukup puas sebesar 44,3 persen, kemudian untuk yang puas sebesar 30,4 persen, dan sangat puas 11,5 persen.

Kemudian untuk harapan kepada pemimpin Kudus selama lima tahun ke depan yang harus segera ditangani dari hasil survei tersebut menunjukkan bahwa masalah lingkungan hidup paling menjadi sorotan.

Ada sebanyak 32,1 persen responden menilai masalah lingkungan hidup harus segera diatasi. Kemudian disusul masalah pendidikan sebanyak 24 persen, masalah sosial 21 persen, dan kesehatan 13,7 persen.

Untuk masalah lingkungan hidup yang paling tinggi mendapat sorotan yaitu persoalan penanganan sampah. Dari survei tersebut mendapat sorotan dari responden sebesar 45,6 persen.

Kemudian disusul masalah banjir setiap tahun sebesar 21,5 persen, polusi udara 13,2 persen, dan sanitasi lingkungan yang belum memadai sebesar 10,8 persen.

Selanjutnya untuk masalah pendidikan yang paling banyak mendapat perhatian yaitu persoalan tingginya masalah biaya pendidikan sebesar 35,7 persen, anak tidak sekolah 26,1 persen, kualitas pendidikan belum baik mendapat sorotan 15,8 persen, dan lambatnya perbaikan sarana prasarana pendidikan sebesar 11 persen.

Menginjak persoalan sosial, 42 persen responden menyoroti tingginya angka pengangguran, kemudian 20 persen fokus pada masalah kenakalan remaja. Selanjutnya disusul masalah orang dengan gangguan jiwa dan anak jalanan mendapat perhatian responden sebesar 16 persen, dan tingginya kemiskinan 12,1 persen.

Masalah kesehatan juga menjadi basis dalam survei ini. Hasilnya 32,9 persen responden melihat bahwa penanganan stunting masih buruk. Dilanjut pembiayaan kesehatan 22,9 persen, sarana prasarana kesehatan 15,1 persen, dan pelayanan kesehatan tidak profesional 14,1 persen.

Selain persoalan yang harus segera diselesaikan oleh pemimpin Kudus selama lima tahun ke depan, survei ini juga menghasilkan tipikal pemimpin antikorupsi yang paling diharapkan. Angkanya yaitu 43,4 persen. Dilanjut pemimpin yang inovatif dan kreatif 19,5 persen, dan pemimpin peduli sosial sebesar 13,6 persen.

Menanggapi adanya hasil survei tersebut, Hartopo sebagai calon bupati mengatakan, persoalan lingkungan hidup terutama sampah bukan sekadar masalah yang harus diselesaikan pemerintah belaka.  

Untuk itu perlu ada kerja sama antara pemerintah dan masyarakat. Misalnya dengan memilah sampah sejak dari hulu atau dari masyarakat. Selanjutnya yaitu mengoptimalkan adanya bank sampah.

Sementara calon bupati lainnya Sam’ani Intakoris mengatakan, menyangkut persoalan sampah di Kabupaten Kudus bisa bekerja sama dengan perusahaan swasta.

Dia mengatakan, sebelumnya dia pernah koordinasi dengan salah satu perusahaan semen. Bahwa sampah plastik bisa diolah menjadi refuse derived fuel (RDF) untuk kemudian bisa menjadi bahan untuk membakar semen.

Ini bisa menjadi alternatif penanganan sampah di Kudus mengingat, menurutnya, satu orang di Kudus rata-rata setiap hari menghasilkan sampah setengah kilogram dikalikan seluruh jumlah penduduk produksi sampah di Kudus bisa mencapai 400 ton.

Hanya saja yang dibuang ke TPA sebanyak 200 ton mengingat kapasitas truk untuk mengangkut sampah.

“Soalnya saya pernah tugas di bidang persampahan dan saya membidangi masalah kebersihan,” kata Sam’ani.

 

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved