Berita Jateng
Imbas Perubahan Iklim di Jateng Semakin Masif, Eka: Suhu Udara Meningkat Setiap Tahunnya
Data dari Kemitraan suhu di Jateng mengalami peningkatan. Di suhu udara di Jateng meningkat 0,03 perrtahun
Penulis: budi susanto | Editor: muslimah
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Dampak perubahan iklim di pesisir utara Jateng semakin masif.
Data dari Kemitraan suhu di Jateng mengalami peningkatan. Di suhu udara di Jateng meningkat 0,03 perrtahun.
Bahkan di 4 kabupaten kota di wilayah Pantura Jateng peningkatan suhu mencapai 0,0375.
Dikatakan Eka Melisa, Direktur Program Kemitraan, kondisi tersebut mengkhawatirkan.
Pasalnya peningkatan suhu udara 0,01 saja akan berdampak bagi lingkungan.
Selain peningkatan suhu, ia mengatakan perubahan curah hujan juga terjadi karena perubahan iklim.
"Catatan kami peningkatan curah hujan mencapai 10-40 persen saat musim penghujan Desember hingga Maret," ucapnya kepada Tribunjateng.com usai menghadiri talkshow and launching dokumen Rencana Aksi Adaptasi Perubahan Iklim (RAD API) Berbasis Lanskap di Hotel Grand Arkenso Parkview Semarang, Kamis (26/9/2024).
Ia juga mengatakan, perubahan iklim menyebabkan berkurangnya curah hujan saat musim kemarau dengan laju 8,9 milimeter pertahun.
Hal tersebut membuat dampak kekeringan meluas mencapai 78 hektar pada 2023.
Dari total luas kekeringan terjadi gagal panen mencapai 25 ribu hektar lahan pertanian.
Untuk itu, bersama Pemprov Jateng dan Kementerian LHK RAD API digelar guna mengintegrasikan rencana adaptasi dari tingkat provinsi hingga kabupaten dan kota.
“Inisiatif ini adalah langkah awal menuju pengelolaan perubahan iklim berbasis lanskap. Sinergi antara kabupaten dan kota di Pantura Jateng sangat penting untuk optimalisasi upaya adaptasi,” jelasnya.
Ia juga menekankan bahwa kontribusi masyarakat dan sektor swasta dibutuhkan untuk melaksanakan aksi nyata di lapangan.
Sementara itu, Direktur Adaptasi Perubahan Iklim KLHK, Irawan Saad, menyarankan pendekatan berbasis bentang laut (seascape-based approach) dalam penyusunan kebijakan di masa depan.
“Pengelolaan lingkungan hidup tidak bisa dilakukan berdasarkan batas administratif. Dampak perubahan iklim bersifat lintas wilayah, sehingga pendekatan yang lebih menyeluruh dan berbasis ekosistem diperlukan,” ujarnya.
Pendekatan ini diharapkan dapat menghasilkan perencanaan wilayah pesisir yang lebih komprehensif dan ilmiah di seluruh Pantura.
"Untuk itu, kegiatan ini digelar dengan melibatkan beberapa kabupaten kota di Pantura Jateng yaitu Kata Tegal, Kabupaten Pekalongan, Kota Pekalongan, Kabupaten Batang Kabupaten Demak dan Pemprov Jateng," imbuhnya. (*)
Hari Jadi Provinsi Jateng, Langit Semarang Bakal Diramaikan Festival Layang-layang Internasional |
![]() |
---|
Sepanjang Juli, KAI DAOP 4 Catat Ada Tujuh Kejadian Pengguna Jalan Tertamper Kereta |
![]() |
---|
Gangguan Jalur di Stasiun Pegadenbaru, KA Argo Sindoro Tak Berangkat dari Semarang |
![]() |
---|
Pemprov Jateng Salurkan Bantuan Keuangan ke Pemkab Wonosobo Sebesar Rp 198 Miliar |
![]() |
---|
Pelatihan BLK di Jawa Tengah Kebanjiran Peminat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.