Semarang
Mbak Ita Pastikan Ketersediaan Bahan Baku dalam Program Makan Bergizi di Kota Semarang
Melanjutkan kegiatan simulasi pemberian makan siang bergizi, Pemerintah Kota atau Pemkot Semarang bersama Perkumpulan Penyelenggara JasaBoga Indonesia
Penulis: Eka Yulianti Fajlin | Editor: rival al manaf
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG -Melanjutkan kegiatan simulasi pemberian makan siang bergizi, Pemerintah Kota atau Pemkot Semarang bersama Perkumpulan Penyelenggara JasaBoga Indonesia (PPJI) Kota Semarang menyambangi Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 21 Semarang pada Selasa (8/10).
Selain SMP Negeri 21, di hari ke dua tersebut, simulasi juga dilakukan di delapan sekolah lainnya di Kota Semarang.Dalam kesempatan tersebut, Wali kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu menegaskan mengenai pentingnya ketersediaan bahan baku.
Dirinya mengungkapkan jika Pemkot Semarang sedang menyiapkan persediaan bahan baku.
"Kita tahu kalau nanti semua daerah melakukan program makan siang bergizi, pasti kebutuhan bahan-bahan baku akan banyak. Sehingga dari Pemerintah Kota Semarang sedang berupaya berkolaborasi untuk bagaimana ketersediaan bahan-bahan baku ini ada di Kota Semarang," terang Mbak Ita, sapaan akrab wali kota.
Meski tidak semua bahan baku secara mandiri bisa terpenuhi di Kota Semarang, seperti beras, namun menurut Mbak Ita, Kota Semarang mengupayakan untuk melakukan pertanian terpadu. Dengan demikian, bisa memenuhi kebutuhan seperti daging, sayur, buah, ikan dan telur.
"Kami juga mencoba mendorong anak-anak untuk bisa makan pendamping beras. Misalnya makan pagi tidak pakai nasi, namun bisa mengkonsumsi beras analog, seperti jagung, mokaf, ketela dan singkong yang dijadikan porang, sehingga tetap terpenuhi gizinya, utamanya karbohidrat," lanjut mbak Ita.
Pihaknya masih menunggu arahan-arahan dari Pemerintah pusat mengenai pelaksanaan program makan bergizi, namun menurut Mbak Ita, melalui simulasi ini pihaknya ingin menunjukkan bahwa Kota Semarang siap mengimplementasikan makan bergizi sesuai program Presiden dan Wakil Presiden terpilih.
Simulasi ini tidak hanya bertujuan untuk memastikan kelancaran program makan siang bergizi, tetapi juga untuk mendapatkan masukan dari berbagai pihak, termasuk siswa, dan guru. Saran-saran tersebut nantinya akan dijadikan bahan evaluasi untuk perbaikan program ke depannya.
Ahmad Dafi, salah seorang siswa menyampaikan rasa terima kasih dan apresiasinya atas program ini. Ia berharap, kegiatan ini dapat disalurkan secara merata dan tepat sasaran.
“Tentu saya senang sekali, ya. Tadi menunya juga enak dan sudah memenuhi gizi mengingat sudah terdapat karbohidrat, protein hewani maupun nabati, sayur, serta buah. Harapan saya semoga ke depannya program ini dapat dipertahankan dengan menu yang lebih variatif,” pungkasnya. (*)
Dua Destinasi Baru di Kota Lama Semarang, Ada Resto Hingga Cafe |
![]() |
---|
Kisah Mukhlisno Gantungkan Harapan pada Alat Penanam Padi Baru di Tengah Krisis |
![]() |
---|
Kisah Syahrul Nelayan di Semarang Tinggalkan Solar, Gunakan Gas Melon Lebih Hemat 3 Kali Lipat |
![]() |
---|
Ini Masalah yang Paling Banyak Dilaporkan Masyarakat Semarang |
![]() |
---|
Lebih dari 8.000 Anak di Semarang Alami Caries Gigi, Ini Penjelasan Dinkes |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.