Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Korea Utara

Kim Jong Un Emoh Bernegosiasi, Korea Utara Ledakkan Jalan Penghubung dengan Korea Selatan

Korea Utara meledakkan beberapa ruas jalan simbolis yang menghubungkannya dengan Korea Selatan, pada Selasa (15/10).

KCNA
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un berjalan menjauhi apa yang media sebut sebagai 'model baru' rudal balistik antar benua (ICBM) dalam foto tanpa tanggal yang dirilis Kamis (24/3/2022) oleh Kantor Berita Sentral Korea (KCNA). 

TRIBUNJATENG.COM, GYEONGUI & DONGHAE -- Korea Utara meledakkan beberapa ruas jalan simbolis yang menghubungkannya dengan Korea Selatan, pada Selasa (15/10).

"Korut meledakkan beberapa ruas jalan Gyeongui dan Donghae di utara Garis Demarkasi Militer," kata Kepala Staf Gabungan Korea Selatan, dikutip dari kantor berita AFP.

Menurut pakar, yaitu Yang Moo-jin yang merupakan Presiden Universitas Studi Korea Utara di Seoul, peledakan jalan ini adalah tanda bahwa Pemimpin Tertinggi Korut, Kim Jong Un, belum mau bernegosiasi dengan Korsel.

"Ini adalah tindakan militer praktis yang terkait dengan sistem dua negara yang bermusuhan yang sering disebutkan oleh Korea Utara," kata Yang Moo-jin kepada AFP.

Dia menambahkan, Korea Utara mungkin ingin membangun lebih banyak penghalang fisik di sepanjang perbatasan. Peledakan jalan bisa menjadi "persiapan untuk pembangunan tembok tersebut," ujarnya.

Hubungan antara kedua Korea saat ini berada dalam titik terendah dalam beberapa tahun.

Pekan lalu, Korea Utara mengatakan bahwa mereka akan menutup perbatasan dengan Korea Selatan secara permanen, dengan memotong jalan dan rel kereta api yang terhubung ke Korsel, lalu membangun struktur pertahanan kuat.

Sejak Kim Jong Un mendeklarasikan Korea Selatan sebagai musuh utamanya pada awal tahun ini, Korea Utara memasang ranjau baru, mendirikan penghalang antitank, dan menyiagakan rudal yang mampu membawa hulu ledak nuklir di sepanjang perbatasan dengan penjagaan ketat.

Minggu lalu, Korea Utara menuduh Korea Selatan menerbangkan drone untuk menyebarkan selebaran propaganda antirezim di ibu kota Pyongyang.

Menteri Pertahanan Korea Selatan, Kim Yong-hyun, awalnya membantah klaim penerbangan drone, tetapi Kepala Staf Gabungan Korsel meralatnya dengan berujar, "Tidak bisa memastikan apakah tuduhan Korea Utara benar atau tidak."

Korut lalu bereaksi dengan menganggapnya sebagai deklarasi perang jika ada drone lagi yang terdeteksi. Para aktivis di Korsel sudah sejak lama menerbangkan selebaran propaganda ke Korut, biasanya dilakukan dengan balon atau drone kecil yang sulit dideteksi.

Tak seperti drone konvensional yang terbuat dari logam, perangkat ini berbahan polipropilena, mirip styrofoam, sehingga sulit terdeteksi oleh otoritas Korea Utara maupun Korea Selatan.

Aksi militer

Sementara itu, Pemimpin Tertinggi Korut, Kim Jong Un, pada Senin (14/10), memanggil para pejabat keamanan tinggi di negara itu.

Tujuannya adalah merencanakan aksi militer segera di tengah meningkatnya ketegangan dengan Korea Selatan. Menurut laporan media Pemerintah Korut, KCNA, pertemuan di Pyongyang ini dihadiri oleh kepala angkatan darat, para pejabat militer, serta menteri keamanan dan pertahanan negara.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved