Baru Dilantik Jadi Menteri, Nusron Wahid Sudah Dapat "Tantangan" dari Warga Kudus
Nusron Wahid baru saja dilantik sebagai Menteri ATR/BPN, namun sudah mendapat tantangan khusus dari warga Kudus. Apa yang mereka harapkan?
Penulis: Saiful Ma sum | Editor: Daniel Ari Purnomo
TRIBUNJATENG.COM, KUDUS – Nusron Wahid baru saja dilantik menjadi Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) dalam Kabinet Merah Putih Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, Senin (21/10/2024). Namun, belum lama menjabat, ia sudah dihadapkan dengan "tantangan" khusus dari warga Kabupaten Kudus yang berharap lebih dari putra daerah mereka.
Meski pelantikan Nusron sebagai menteri disambut dengan kebanggaan, warga Kudus, termasuk keluarga besarnya, mengungkapkan harapan agar Nusron tidak melupakan akar santrinya. Mereka ingin agar ia tetap meluangkan waktu untuk mengabdi di pondok pesantren yang dirintisnya di Kota Kretek. Keponakan Nusron, Arif Wahyudi, menyampaikan bahwa meski tanggung jawab sebagai menteri lebih berat dibandingkan saat menjabat anggota DPR RI, keluarga tetap berharap Nusron bisa menjalankan amanah tanpa melupakan tradisi santri yang sudah melekat padanya.
"Sebagai menteri, tugasnya tentu lebih berat karena mencakup seluruh Indonesia, tetapi kami berharap tradisi mengajar santri dan memimpin pengajian di Kudus tetap bisa dilanjutkan," ujar Arif di Kudus. Selama ini, Nusron selalu menyempatkan diri pulang ke Kudus minimal dua kali sebulan untuk mengajar santri dan memimpin pengajian malam Minggu Kliwon di rumahnya.
Tantangan ini tak hanya datang dari keluarga, tetapi juga dari masyarakat sekitar, yang mengingatkan Nusron untuk tetap mempertahankan nilai-nilai santri dalam setiap kebijakan yang akan diambilnya. "Kami ingin melihat Pak Nusron tetap membawa spirit santri dalam setiap langkahnya. Itu yang membuatnya berbeda dan dekat dengan masyarakat," tambah Arif.
Nusron, yang berasal dari keluarga sederhana dengan ayah seorang produsen kerupuk dan guru ngaji, serta ibu seorang pedagang kecil-kecilan, telah menunjukkan ketekunan sejak muda. Ia menempuh pendidikan dari MI Miftahutthalibin, hingga meraih gelar sarjana di Universitas Indonesia dan magister di IPB. Karakter ulet dan mandirinya membuatnya menonjol sebagai aktivis di berbagai organisasi sejak sekolah.
Meski kini menjabat sebagai menteri, keluarga besar berharap Nusron tetap rendah hati dan selalu terhubung dengan akar santrinya. "Kami tahu tugasnya kini semakin berat, tapi kami percaya beliau bisa tetap membawa jiwa santri dan memberikan manfaat bagi masyarakat," kata kakaknya, Solikhul Hadi.
Harapan dan tantangan ini menjadi pengingat bagi Nusron Wahid bahwa amanah sebagai menteri bukan hanya tentang menjalankan tugas negara, tetapi juga menjaga nilai-nilai luhur yang telah dibangun sejak kecil. Warga Kudus menanti bagaimana sang menteri akan mengemban tugas baru ini tanpa melupakan tradisi dan pengabdiannya di kampung halaman.
"Sepi Pembeli" Keluh Pedagang Blok Barat Terminal Bakalan Krapyak Kudus |
![]() |
---|
Disdikpora Kudus Tegaskan Dana PIP Harus Disalurkan untuk Program Penunjang Pendidikan |
![]() |
---|
Pemkab Kudus Beri Pendampingan Psikologi dan Bantuan Sosial kepada Anak Korban Penusukan |
![]() |
---|
Pilu, 3 Warga Kudus Ditemukan Terpasung di Kamar Rumah, Alami Gangguan Kejiwaan Akut |
![]() |
---|
Curhat Putri Pencari Kerja di Job Fair UMK 2025, Gagal Berikan CV Meski Sudah Jajaki 10 Perusahaan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.