Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Nasional

Cerita di Balik Golkar Dapat Jatah 8 Menteri, Barter dengan Kursi Ketua MPR RI untuk Gerindra

Jatah kursi menteri Kabinet Merah Putih untuk kader Partai Golkar ternyata terbanyak dibanding partai lainnya.

Editor: Muhammad Olies
KOMPAS.com / VITORIO MANTALEAN
Tasyakuran HUT ke-60 Partai Golkar di kantor DPP yang dihadiri Ketua Umum Partai Golkar, Bahlil Lahadalia dan jajarannya, Senin (21/10/2024). 

TRIBUNJATENG.COM - Jatah kursi menteri Kabinet Merah Putih untuk kader Partai Golkar ternyata terbanyak dibanding partai lainnya. Ada 8 kader Partai Beringin yang menjadi menteri di kabinet pemerintahan Prabowo Subianto.

Padahal Gerindra yang merupakan partai besutan Prabowo Subianto hanya mendapat jatah 5 kursi menteri.

Cerita di balik Partai Beringin dapat jatah 8 menteri ini dibongkar oleh Ketua Umum Partai Golkar Bahlil Lahadalia.

Bahlil bilang, awalnya, jatah Golkar di kabinet Prabowo hanya 5 kursi menteri. Namun, kesepakatan soal kursi Ketua MPR RI dengan Gerindra jadi pembeda.

"Jatah kita waktu itu kan 5. Saya sekarang karena sudah terjadi saya buka saja," kata dia dalam sambutannya di hadapan para kader dalam Tasyakuran HUT ke-60 Partai Golkar di kantor DPP, Senin (21/10/2024).

"Kemudian waktu itu MPR dikonsensuskan untuk diberikan kepada partai sahabat kita yang memenangkan pilpres. Kita kan enggak bisa lawan presiden. Kalau kita lawan presiden repot kita semua kan," imbuh Bahlil.

Baca juga: Menteri ESDM Bahlil Lahadalia Lulus S3 Kurang dari 2 Tahun, Ternyata Segini Masa Studi Wajarnya

Baca juga: Usai Dilantik Jadi Menpora, Siangnya Dito Ariotedjo Temui Menkumham, Kebut Naturalisasi Kevin Diks

Baca juga: Daftar 109 Menteri, Pejabat Setingkat Menteri dan Wakil Menteri Kabinet Merah Putih Prabowo-Gibran

Bahlil melanjutkan, Golkar kemudian melancarkan komunikasi politik ala Aburizal Bakrie, eks ketua umum partai berlambang beringin tersebut.

"Ini diambil, tapi kita juga minta yang lain," ujar dia.

Bahlil bercerita, 5 jatah menteri yang awalnya disodorkan untuk Golkar sudah termasuk untuk dirinya sebagai ketua umum.

Namun, ia menegosiasikan itu. Ia merasa, ia seharusnya dapat mempergunakan jatah sebagai Ketua Tim Kerja Strategis Prabowo-Gibran pada Pilpres 2024. 

"Saya enggak mau. Saya bilang bahwa saya ketua TKS, harusnya saya punya jatah 1 di luar partai Golkar," kata dia. 

Jatah pun bertambah jadi 6. Usai merelakan kursi Ketua MPR RI, jatah itu pun bertambah lagi jadi 7.

"Jadi MPR-nya kita kasih tapi kita ambil 1 lagi, jadi 7," sebut Bahlil.

Kemudian, Prabowo ternyata juga menunjuk eks Ketua Umum Golkar, Airlangga Hartarto, untuk melanjutkan tugasnya sebagai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian.

Menurut Bahlil, hal itu dilatarbelakangi oleh kapasitas Airlangga yang dianggapnya dibutuhkan oleh negara.

"Tiga-empat kemudian Bang Ical (Aburizal) telepon saya malam, pagi, siang, 'Pastikan Lil'. Saya bilang, 'Bang, enggak perlu dipastikan barang ini, insya Allah jadi. Karena beliau punya kualitas yang baik kok'," terang Bahlil.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved