Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Gus Nasrul Paparkan Kiat Menghadapi Krisis Usia Seperempat Abad

Dalam rangka meningkatkan kualitas intektualitas dan religiusitas serta self control para mahasiswa. Fakultas Teknik UNNES, menggelar webinar mental

Penulis: hermawan Endra | Editor: iswidodo
tribunjateng/dok pribadi
Ketua Pimpinan Pusat Persatuan Guru NU (Pergunu) DR KH Nasrulloh Afandi, Lc, MA atau Gus Nasrul 

Gus Nasrul Paparkan Kiat Menghadapi Krisis Usia Seperempat Abad

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG -  Dalam rangka meningkatkan kualitas intektualitas dan religiusitas serta self control para mahasiswa. Fakultas Teknik UNNES, menggelar webinar mental health 2024 Quarter Life Crisis (Krisis usia seperempat abad). 

Webinar itu diikuti oleh Dekan Fakultas Teknik Unnes Prof DR H Wirawan Sumbodo, dan sejumlah dosen. Dengan menghadirkan narasumber Ketua Pimpinan Pusat Persatuan Guru NU (Pergunu), DR KH Nasrulloh Afandi, Lc, MA atau Gus Nasrul.

Gus Nasrul memaparkan materinya lewat zoom, dari pesantren Balekambang Jepara Jateng. Materi yang disampaikan yaitu “Kiat menghadapi Quarter Life Crisis Perspektif Pendidikan Islam”.

Gus Nasrul menjelaskan dua fase Quarter Life Crisis, yaitu Fase Lock in (usia 20-25 tahun) dan Fase Locked In (Menjelang usia 30).  Dalam kesempatan tersebut, Gus Nasrul memaparkan perspektif psikologi, bahwa ada tiga  faktor yang menghambat masa depan generasi bangsa Gen Z, generasi yang lahir tahun 1995-2010, khususnya kalangan mahasiswa era ini.

Pertama, di era medsos, generasi ini,  rawan terkena gejala Star Syndrome (gila menjadi bintang). Sehingga banyak mahasiswa yang menghabiskan waktunya untuk membuat konten-konten media sosial. Parahnya sering kuliah terbengkalai, demi  mencari jempol di medsos.   

Terutama hal itu menjangkiti mahasiswa yang kuliah di luar negeri, dengan berbagai nilai plus lokasi untuk konten medosos. 

Doktor alumnus Universitas al-Qurawiyin Maroco itu memaparkan, meski sebagian ada yang menghasilkan uang di medsos, tapi kewajiban kuliah wajib diprioritaskan. 

Kedua, wakil ketua Komisi Kerukunan Antar Ummat Beragama MUI Pusat itu menyebut, gejala superiority complex. Jiwa kerdil ingin tampil kelihatan hebat di muka umum. Pada sejatinya sandiwara dari orang-orang tidak berkualitas untuk menutupi kekurangannya.  

Mereka sama sekali tidak ada kesadaran untuk meningkatkan kualitas dan kemajuan dirinya, bahkan kerap mengolok-olok orang lain. Demi mencitrakan dirinya agar kelihatan sebagai orang hebat. 

Ketiga,  gejala inferiority complex. Yaitu suatu gejala minder, tidak percaya diri yang berlebihan. "Sehingga sering ditemukan, para mahasiswa tidak berani tampil di forum, bahkan di lingkaran perguruan tinggi banyak mahasiswa/wi menyerah, putus asa saat menggarap skripsi/tesis. Yang berujung pada terbengkalainya kuliah," tegas Gus Nasrul.

Menjawab pertanyaan peserta webinar mengenai solusi dari masalah di atas, Gus Nasrul mengutip Kitab Ta'limil mutaallim. Yang dijadikan rujukan motivasi para Pencari Ilmu seluruh dunia. Bahwa langkah tepat untuk menjadi pribadi unggul adalah, harus pandai memilih teman atau relasi. Baik konteks belajar, atau konteks usaha, karir setelah lulus kuliah nanti.

Karena baik buruknya teman, otomatis akan mempengaruhi terhadap kepribadian seseorang. Jika temannya malas maka akan mempengarhui kemalasan tersebut. Demikian juga bila temannya rajin diskusi ilmiah, aktif berfikir konsep kemajuan usaha, lambat laun akan tertarik hal tersebut. 

Alumnus Ponpes Lirboyo Kediri itu mengutip mutiara dari kitab yang sangat fenomenal seluruh dunia,  al-hikam karya Imam ibnu Athoillah as-sakanday, yang juga sering dikutip oleh pahlawan Nasional KH Hasyim Asy’ari. Dalam bahasa Indonesia, Jangan kau berteman dengan orang yang tidak membangkitkan semangat (kebaikan)mu, dan jauhi orang yang perkataannya tidak mengajakmu untuk taat pada Tuhanmu. 

Selain kontrol kontrol psikologis, lanjut Gus Nasrul, para mahasiswa hendaknya mendekatkan diri kepada Tuhan sesuai keyakinan masing-masing.

Sedangkan Prof Wirawan Sumbodo menegaskan perlunya etika, akhlak mulia, yang harus dimiliki oleh para mahasiswa, untuk bekal meraih masa depan gemilang. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved