Berita Semarang
Siswa SMAN 6 Semarang Ciptakan Simulator Mengemudi Canggih dari Barang Bekas
Siswa SMAN 6 Semarang ciptakan simulator mengemudi canggih untuk memberikan edukasi menyetir yang baik dan benar dari barang bekas.
Penulis: budi susanto | Editor: raka f pujangga
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Halaman SMAN 6 Semarang dipadati oleh siswa.
Puluhan stan juga terlihat memenuhi halaman sekolah tersebut.
Stan tersebut diisi oleh sejumlah pelajar dari SMAN 6 Semarang.
Baca juga: Prodi Sejarah UMP Gelar Lomba Tari Banyumasan, Angkat Kejayaan Seni Tradisi di Kalangan Pelajar
Mereka nampak sibuk dengan kelompoknya masing-masing yang ada di dalam stan.
Meski cuaca panas cukup menyengat, namun para pelajar masih terlihat energik.
Lebih mendekat ke stan-stan tersebut, berbagai karya siswa dipajang.
Karya para siswa juga bukan karya biasa.
Pasalnya, para siswa sejumlah barang melalui rekayasa teknologi.
Karya para siswa bahkan menggunakan sensor berbasis Internet of Things (IoT).
IoT sendiri merupakan jaringan perangkat fisik yang dilengkapi dengan sensor, perangkat lunak, dan konektivitas jaringan.
Total ada 24 stan dengan 144 produk unggulan karya siswa yang dipajang dalam kegiatan bernama Fonstra tersebut.
Dari puluhan stan yang ada di halaman SMAN 6 ada stan yang selalu dipadati oleh siswa.
Beberapa perangkat elektronik rakitan juga memenuhi stan dengan lebar kurang dari 3x3 meter tersebut.
Monitor besar, kemudi, pedal gas yang terbuat dari kayu juga ada di stan dengan tulisan XII A3.
Stan tersebut juga penuhi aksesoris ala-ala paddock otomotif di sirkuit.
Di stan tersebut para pelajar terlihat mengutak-atik sejumlah perangkat bersensor.
Mereka juga melakukan kalibrasi terhadap kemudi, pedal gas dan rem yang ada.
"Harus dikalibrasi dulu, agar kemudi seperti aslinya," tutur Lutfan Akbar satu di antara siswa yang ikut merakit produk yang dinamakan Realistis Driving Simulator atau Drive RS, Kamis (31/10/2024).
Akbar tak sendiri, ia dibantu beberapa siswa lainnya untuk merakit Drive RS tersebut.
Menurutnya, Drive RS dirakit oleh timnya untuk memberikan edukasi tentang mengemudi mobil yang baik dan benar.
Ia juga mengatakan, Drive RS terinspirasi saat Akbar membuat SIM A, di mana ia merasa kesulitan menghadapi ujian SIM.
"Saya sampai 5 bulan tidak bisa menyelesaikan ujian SIM A, untuk itu kami ciptakan Drive RS agar teman-teman bisa berlatih terlebih dahulu sebelum mengikuti ujian SIM A," katanya.
Yang luar biasa, Akbar dan rekan-rekannya merakit Drive RS hanya 4 hari.
Bahkan beberapa perangkat yang digunakan diambil dari barang bekas.
Rekan Akbar, Adiyaksa Arief menuturkan, perangkat power suplai, heat sink dan pengendali sensor mikro chip.
"Beberapa kami buat dari bahan bekas seperti papan triplek, karet ban hingga dinamo bor bekas sampai gear mainan bekas," terang Arief.
Meski proses perakitan cukup rumit, namun bersama timnya Drive RS bisa dirakit dan dipamerkan.
Bahkan tak jarang Akbar, Arief dan kawan-kawan lembur dari sore sampai malam hari untuk berdiskusi membuat Drive RS.
"Karena kami ingin menciptakan perangkat yang bisa digunakan untuk simulasi berkendara," terang Arief.
Adapun Gani Kurniawan rekan Arief dan Akbar berujar, tim mereka terdiri dari 6 siswa.
Drive RS dijelaskannya juga ala kadarnya dan masih jauh dari kata sempurna.
Untuk merakit Drive RS, Gani mengatakan timnya menghabiskan biaya Rp 600 ribu.
"Kalau dibandingkan beli perangkat serupa jauh, karena kemudi dan pedal untuk game bisa mencapai Rp 3 juta," jelasnya.
Bersama rekan-rekannya ia berharap bisa mengoptimalkan Drive RS untuk rekan-rekannya di SMAN 6 Semarang.
Khususnya yang belum terbiasa dengan kemudi mobil dan hendak mengikuti ujian SIM A.
"Memang butuh penyempurnaan, misalnya kalibrasi ke hardware hingga software. Namun akan kami coba perbaiki agar lebih baik lagi," kata Gani.
Drive RS merupakan satu di antara ratusan karya para siswa di SMAN 6 Semarang.
Menurut Aisy fauziyyah Ardian Ketua OSIS SMAN 6 Semarang, ada ratusan karya lainnya.
Ia juga menyebutkan beberapa karya para siswa seperti tempat sampah otomatis.
Inviseye : human presence detection powered by IR ans Arduino, Voice Activated LED system Arduino (VALSA).
Kemudian smart parking sensor hingga smart wind integrated fan dan lainnya.
Aisy menuturkan kegiatan yang digelar merupakan bagian dari kurikulum merdeka, melalui proyek pengembangan karakter pelajar untuk dapat hidup dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai pancasila (P5).
Dalam pembuatan karya ia mengatakan, kawan-kawan di SMAN 6 Semarang mengutamakan karya rekayasa teknologi untuk membantu kehidupan sehari-hari.
"Persiapan untuk gelar karya 10 hari, dalam waktu singkat kami kembangkan dan akhirnya dipapang di acara kali ini," terangnya.
Aisy juga memaparkan tantangan dalam menciptakan karya tentang rekayasa teknologi berbasis IoT adalah pengetahuan mengenai hardware dan software.
Baca juga: Prestasi Gemilang, Pelajar Batang Raih Juara di MAPSI Jateng 2024
Namun pihak sekolah memfasilitasi dengan seminar bersama SMK Jateng hingga adanya guru yang berpengalaman yang sudah mengikuti olimpiade.
Hal tersebut ditambahkannya sangat membantu para siswa dalam hal membuat karya berbasis IoT.
"Kami berharap apa yang sudah dibuat oleh teman-teman bisa berguna untuk masyarakat sekitar, mulai dari hal kecil mungkin bisa digunakan di tingkat sekolah dan bisa memajukan fasilitas sekolah, atau bisa dikembangkan untuk tingkatkan kota hingga provinsi bahkan nasional," imbuhnya. (*)
Proyek Outer Ring Road Semarang Terkendala Anggaran, Masih Cari Skema Pembangunan |
![]() |
---|
Prakiraan Cuaca Kota Semarang Hari Ini Kamis 18 September 2025: Hujan Ringan |
![]() |
---|
APBD Rp 6,4 Triliun Kota Semarang Disorot: Akademisi dan DPRD Minta Anggaran Lebih Pro Rakyat |
![]() |
---|
Hendi Mantan Walikota Semarang Diganti, Kepala LKPP Dijabat Sarah Sadiqa: Terima Kasih |
![]() |
---|
PT KIW Semarang Tambah Fasilitas Baru, Usung Seaside View untuk Nilai Tambah bagi Mitra |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.