LDII
Tim Rukyat Hilal Jateng: Hilal Tak Terlihat Akibat Cuaca Berawan Penentuan Awal Bulan Jumadil Awal
Tim Rukyat Hilal Jawa Tengah yang terdiri dari anggota berbagai organisasi berkumpul di Planetarium UIN Walisongo, Semarang, pada Sabtu, 2 November
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG -- – Tim Rukyat Hilal Jawa Tengah yang terdiri dari anggota berbagai organisasi berkumpul di Planetarium UIN Walisongo, Semarang, pada Sabtu, 2 November 2024, untuk melakukan pengamatan hilal dalam rangka penentuan awal bulan Jumadil Awal.
Perwakilan dari Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) turut serta dalam kegiatan ini, dengan H. Indarwanto yang hadir untuk berkontribusi bersama Tim Rukyat Hilal Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah yang diwakili oleh Bapak Ismail, bagian Urusan Agama Islam (Urais).
Pada hari tersebut, ketinggian hilal dilaporkan mencapai 12 derajat, sebuah kondisi yang seharusnya cukup memadai untuk terlihatnya hilal dengan baik. Namun, cuaca yang tidak mendukung, berupa awan tebal dan gerimis, menghalangi visibilitas hilal sehingga tidak berhasil terlihat. Meskipun demikian, metode penghitungan berdasarkan ketinggian hilal dan data astronomis memastikan bahwa 1 Jumadil Awal jatuh pada tanggal 1 November 2024.
Kegiatan pemantauan hilal yang diadakan di Planetarium UIN Walisongo ini menjadi salah satu agenda rutin yang penting bagi Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Tengah untuk menentukan awal bulan Hijriah, khususnya terkait kalender Islam yang memiliki peranan penting dalam ibadah umat Muslim. Rukyat hilal adalah salah satu metode paling terpercaya dalam menetapkan awal bulan Hijriah, di mana para astronom dan perwakilan berbagai organisasi Islam bersinergi dalam pemantauan.
Sinergi Berbagai Organisasi dalam Pemantauan Hilal
Keikutsertaan LDII dalam Tim Rukyat Hilal Jawa Tengah menunjukkan kolaborasi yang harmonis dari berbagai organisasi Islam dalam menjaga keakuratan kalender Hijriah.
H. Indarwanto, sebagai perwakilan LDII, berperan aktif dalam memastikan pemantauan berjalan lancar dan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Koordinasi ini penting untuk mencapai kesepakatan yang dapat diterima oleh berbagai pihak, sehingga penetapan awal bulan Hijriah dapat diikuti serempak oleh umat Islam di berbagai wilayah.
Bapak Ismail dari bagian Urais Kanwil Kemenag Provinsi Jateng menjelaskan bahwa keterlibatan berbagai organisasi dalam pengamatan hilal adalah bagian dari komitmen Kemenag untuk meningkatkan transparansi dan keakuratan dalam penetapan kalender Islam.
Menurutnya, sinergi ini bukan hanya memperkaya perspektif dalam proses pemantauan hilal tetapi juga memperkuat hubungan antar lembaga dalam urusan agama Islam di Jawa Tengah.
Kendala Cuaca dalam Pengamatan Hilal
Kendala utama yang dihadapi dalam pemantauan hilal kali ini adalah cuaca yang kurang bersahabat. Awan tebal dan gerimis yang turun pada saat pengamatan membuat hilal tidak dapat terlihat secara langsung, meskipun secara astronomis posisi hilal telah berada pada ketinggian yang cukup memadai.
Hal ini menunjukkan bahwa faktor cuaca tetap menjadi tantangan besar dalam proses rukyat, yang kadang kala mengharuskan tim untuk menggunakan bantuan teknologi tambahan seperti teleskop canggih atau teknik pengamatan lainnya untuk meningkatkan akurasi.
Dalam kondisi cuaca yang tidak mendukung, data astronomis yang meliputi ketinggian, elongasi, dan posisi hilal memainkan peran penting untuk memastikan perhitungan tetap akurat. Planetarium UIN Walisongo menjadi lokasi strategis karena dilengkapi dengan fasilitas yang mendukung pemantauan hilal secara langsung maupun berbasis data ilmiah, sehingga meskipun hilal tidak terlihat, kesimpulan tetap dapat dicapai berdasarkan data yang diperoleh.
Pentingnya Rukyat Hilal untuk Kalender Hijriah
Penetapan awal bulan Hijriah, seperti awal Jumadil Awal kali ini, adalah langkah penting yang berdampak pada berbagai ibadah umat Islam, termasuk dalam penentuan hari-hari besar.
Kalender Hijriah tidak hanya berfungsi sebagai penanggalan harian tetapi juga sebagai pedoman utama untuk pelaksanaan ibadah, seperti puasa, hari raya, dan ibadah haji.
Oleh karena itu, kegiatan rukyat hilal menjadi sangat penting untuk menjaga keakuratan kalender Hijriah dan membantu umat Islam menjalankan ibadah mereka dengan tepat waktu.
Pengamatan hilal seperti ini diharapkan terus dilaksanakan secara rutin dan melibatkan berbagai pihak, baik pemerintah, lembaga dakwah, maupun lembaga pendidikan. Pengamatan yang dilakukan dengan kolaborasi lintas organisasi juga membantu memperkuat kebersamaan dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan urusan keagamaan di tengah masyarakat.
Meski cuaca tidak memungkinkan untuk melihat hilal secara langsung, ketinggian hilal pada 12 derajat dan data astronomis mendukung penetapan 1 Jumadil Awal jatuh pada tanggal 1 November 2024.
Dengan kolaborasi yang baik antara LDII dan Kanwil Kemenag Jawa Tengah di Planetarium UIN Walisongo, pemantauan hilal ini dapat berlangsung secara akurat dan sesuai dengan prosedur. Sinergi antarorganisasi ini diharapkan semakin memperkuat kesepakatan dalam penetapan kalender Islam, yang esensial untuk ibadah umat Muslim. (*)
Baca juga: Tim KSR PMI UIN Saizu Sabet Juara Nasional Kategori Pertolongan Pertama dan Pertolongan Keluarga
Baca juga: Surat Suara Pilbup Tegal 2024 Sudah di Gudang Logistik KPU, 6 dan 8 November Proses Sortir
Baca juga: 113 Relawan Damkar Kota Pekalongan Terbentuk di Tiap Kelurahan
Apa Itu Sekolah Virtual Kebangsaan II yang Digelar LDII di Hotel Santika Premier Semarang Hari Ini? |
![]() |
---|
DPP LDII Gelar Sekolah Virtual Kebangsaan II: Menghidupkan Pancasila Menuju Kebangkitan Nasional 2.0 |
![]() |
---|
Gelar Kerja Bakti Nasional, LDII Ajak Warga Peduli Lingkungan dan Nasionalisme |
![]() |
---|
Mendikdasmen Abdul Mu’ti Dorong LDII Perkuat Pendidikan Karakter |
![]() |
---|
Webinar LDII Jateng Dihadiri 2000 Peserta, Dorong Toleransi dan Kerukunan Umat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.