Berita Kudus
Kudus Siaga Bencana, Peninggian Tanggul Sungai Wulan dan Kolam Retensi Disinggung
Pemkab Kudus menggelar Apel Kesiapsiagaan Penanggulangan Bencana Kabupaten Kudus 2024, Kamis (21/11/2024) di Alun-alun Simpang Tujuh Kudus.
Penulis: Saiful Ma sum | Editor: Muhammad Olies
TRIBUNJATENG.COM, KUDUS- Pemerintah Kabupaten Kudus menggelar Apel Kesiapsiagaan Penanggulangan Bencana Kabupaten Kudus 2024, Kamis (21/11/2024) di Alun-alun Simpang Tujuh Kudus.
Apel siaga bencana melibatkan berbagai lintas sektor, mulai dari BPBD, Satpol PP dan Damkar, PMI, relawan dari organisasi kemasyarakatan, hingga perusahaan-perusahaan swasta yang ada di Kabupaten Kudus.
Usai menggelar apel, Penjabat Bupati Kudus, M. Hasan Chabibie bersama pihak terkait mengecek langsung sarana dan prasarana (Sarpras) penunjang untuk penanggulangan bencana yang digelar di kawasan alun-alun.
Hasan menyampaikan, apel kali ini menjadi momentum penting dalam rangka mempersiapkan diri menghadapi kebencanaan hingga cuaca ekstrem yang sering melanda daerah, termasuk Kabupaten Kudus.
Kata dia, di Kabupaten Kudus ada beberapa daerah yang terdeteksi rawan dilanda bencana. Seperti contoh banjir di wilayah Kecamatan Jati, Undaan, Mejobo, Kaliwungu, dan daerah atas seperti Dawe, Bae, dan Gebog rawan terjadi tanah longsor.
Baca juga: Prosedur Penananganan Bencana di Kudus Jadi PR untuk Dua Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati
Baca juga: Pembangunan Kolam Retensi Pengendali Banjir di Kudus Mulai Dikebut, Diharapkan Selesai Akhir 2024
Daerah-daerah yang dipetakan rawan terjadi bencana menjadi prioritas pemerintah untuk dilakukan antisipasi lebih dini. Mengingat saat ini sudah memasuki musim penghujan, menambah potensi datangnya bencana yang tidak mengenal waktu dan tempat.
Hasan menyebut, sepanjang 2024 ada kurang lebih 184 kejadian bencana yang melanda di Kota Kretek. Mengakibatkan kerugian mencapai Rp 38 miliar.
Kata dia, bencana datang tidak hanya merusak kehidupan masyarakat, juga merusak infrastruktur yang digunakan masyarakat sehari-hari. Misalnya jalan, rumah, lahan pertanian, hingga tempat usaha.
"Kesiapsiagaan bencana jadi penting untuk meminimalisir dampak dari terjadinya bencana. Tidak hanya tergantung pada SDM, juga sarprasnya, logistik dan sumber daya lainnya," terang dia.
Besarnya resiko yang diakibatkan dari terjadinya bencana, kata Hasan, sudah semestinya menjadi perhatian bersama.
Pemerintah daerah membutuhkan pengalaman dari petugas penanggulangan bencana untuk meminimalisir dampak terburuk dari setiap kejadian bencana. Menjadi garda terdepan yang lebih tangguh dalam menghadapi setiap bencana datang.
Pj bupati mengingatkan terkait pengalaman petugas penanggulangan bencana Kudus yang sudah bekerja keras turun aksi mengatasi banjir pada awal 2024 lalu atas jebolnya tanggul Sungai Wulan yang merendam permukiman Karanganyar Demak.
Meski masyarakat kabupaten tetangga yang mendapatkan musibah, namun petugas kebencanaan di Kabupaten Kudus turut disibukkan membantu penanganan bencana hingga keperluan pengungsi.
Kata Hasan, bencana datang tidak mengenal waktu dan tidak mengenal tempat tanpa memberitahu. Butuh upaya memperkuat pencegahan dan mitigasi, agar pemerintah daerah lebih siap dalam menghadapi kemungkinan terjadinya bencana.
"Di Kudus sudah ada 9 kecamatan tangguh bencana dan 57 desa tangguh bencana. Ini bagian dari langkah ketangguhan masyarakat Kudus," ujarnya.
Pj bupati mendorong semakin banyak lagi desa tangguh bencana di Kabupaten Kudus. Serta pembentukan tim reaksi cepat penanggulangan bencana.
Bersatu mengatasi bencana yang datang sewaktu-waktu dengan cepat dan tepat mengedepankan prinsip profesional, solid, bersinergi, dan berintegritas.
Selain itu, dalam penanggulangan bencana tetap memperhatikan efektivitas, efisiensi, dan penuh tanggungjawab.
Aktifkan sistem keamanan lingkungan sebagai bagian dari kearifan lokal yang berfungsi sebagai alat pengamanan dan alat deteksi dini dari berbagai ancaman kebencanaan. Di mana keamanan dan keselamatan masyarakat jadi prioritas utama.
"Apel siaga bencana Kudus melibatkan semua stakeholder yang miliki konsern kesiapsiagaan bencana, karena kesiapan akan menentukan segalanya," kata dia.
Hasan menyoroti daerah Kecamatan Jati dan Undaan yang menjadi daerah terparah dilanda banjir awal tahun ini.
Karena itu, potensi terjadinya bencana banjir saat musim hujan menjadi prioritas pemerintah daerah.
Perlu dilakukan peninggian dan penguatan tanggul Sungai Wulan agar lebih kokoh dan aman dari ancaman bencana banjir.
Lebih lanjut, jajaran Pemkab Kudus segera melakukan rapat koordinasi dengan lintas sektor termasuk koordinasi dengan BBWS untuk melakukan upaya pencegahan bencana banjir dan kebencanaan lainnya.
"Kami juga akan cek dan pastikan apakah kolam retensi di Jati Wetan sudah selesai dan bisa difungsikan. Termasuk penambahan skala pompanisasi. Juga kami segera bahas pontensi kebencanaan yang bisa melanda TPS saat jalannya Pilkada 27 November mendatang," ujar dia. (Sam)
Menpora Erick Thohir Diminta Perbanyak Kompetisi Olahraga Pendongkrak Nama Indonesia |
![]() |
---|
Sebuah Pelana Kuda dan Mata Air Abadi: Memahami Tradisi Guyang Cekatak, Pengingat Jasa Sunan Muria |
![]() |
---|
"Sepi Pembeli" Keluh Pedagang Blok Barat Terminal Bakalan Krapyak Kudus |
![]() |
---|
Disdikpora Kudus Tegaskan Dana PIP Harus Disalurkan untuk Program Penunjang Pendidikan |
![]() |
---|
Pemkab Kudus Beri Pendampingan Psikologi dan Bantuan Sosial kepada Anak Korban Penusukan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.