Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

FGD Hari Guru Nasional di Upgris Semarang Bahas Penerapan AI hingga PPDB dan Zonasi

Berbagai isu pendidikan terkini dibahas pada Forum Group Discussion (FGD) memperingati Hari Guru Nasional

Editor: muh radlis
IST
Forum Group Discussion (FGD) memperingati Hari Guru Nasional yang diselenggarakan oleh PGRI Jateng, di Universitas PGRI Semarang, Senin (25/11). 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Berbagai isu pendidikan terkini dibahas pada Forum Group Discussion (FGD) memperingati Hari Guru Nasional yang diselenggarakan oleh PGRI Jateng, di Universitas PGRI Semarang, Senin (25/11).

Sejumlah guru besar dari berbagai bidang keilmuan dihadirkan pada FGD yang dimoderatori Ketua PGRI Jateng Dr Muhdi. Forum ini mendiskusikan sejumlah topik berkaitan dengan isu pendidikan terkini.

Beberapa di antaranya penerapan AI atau kecerdasan buatan pada dunia pendidikan, penuntasan PPPK untuk sekolah swasta hingga bahasan PPDB dan zonasi.

Sejumlah akademisi yang berkesempatan hadir antara lain Guru Besar Soegijapranata Catholic University (SCU) Prof Ridwan Sanjaya, Guru Besar Unnes Prof Rustono.

Kemudian, Guru Besar Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta (UNS) Prof Ravik Karsidi, Rektor Universitas Muhammadiyah Semarang (UMS) Prof Masrukhi dan Penasihat PGRI Jateng Widadi.

Menurut Prof Ravik, salah satu program prioritas Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) di antaranya pelatihan bimbingan konseling dan pendidikan nilai untuk guru kelas.

"Termasuk peningkatan kompetensi guru BK dan guru agama. Pengangkatan guru BK, makan siang bergizi, dan penanaman karakter tujuh kebiasaan anak Indonesia," ujarnya.

Rektor UMS Prof Masrukhi menilai, ada beberapa kendala dan tantangan terkait pendidikan di Tanah Air, di antaranya kesenjangan akses pendidikan. 

Dia menyebut, hingga kini masih ada wilayah terpencil yang kekurangan fasilitas sekolah dan tenaga pengajar.  

Kendala berikutnya keterbatasan anggaran, di mana dana pendidikan sering kali belum mencukupi untuk memenuhi kebutuhan infrastruktur dan teknologi.

"Selain itu masih ada ketimpangan kualitas antara sekolah di perkotaan dan pedesaan. Belum lagi ketidakimbangan rasio guru dan murid," ujarnya.

Adapun pakar teknologi informasi yang juga Guru Besar SCU Prof Ridwan Sanjaya lebih membahas tentang penerapan kecerdasan buatan (AI) pada dunia pendidikan.

Menurutnya, berpikir komputasional merupakan kecakapan yang dibutuhkan saat ini, namun tidak selalu harus berwujud coding atau bahkan Al.

"Justru literasi digital harus ditingkatkan agar tidak 'Fomo' alias takut ketinggalan. Belajar dari pengalaman sebelumnya, dunia pendidikan tidak perlu takut akan hal ini," paparnya. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved