Berita Kudus
Pengolahan Sampah Semar Hijau di Kudus Ciptakan Peluang Ekonomi dari Masalah
Segelintir warga peduli terhadap lingkungan tergabung dalam Karangturana Bahurekso mampu menyulap sebuah masalah lingkungan menjadi peluang ekonomi.
Penulis: Saiful Ma sum | Editor: raka f pujangga
Seperti solar dan juga BBM jenis pertalite/pertamax.
"Awalnya semua manual, kami lakukan semampunya. Waktu itu baru sebatas daur ulang sampah organik jadi kompos, kemudian sampah plastik jadi kerajinan. Setelah itu, apa yang kami lakukan mandiri mendapat dukungan alat dari Pemerintah Desa Sidorekso untuk menujang gerakan kami. Tentu sangat senang," ujar dia.
Aksi kecil yang dilakukan Siswanto bersama dua temannya mampu menghadirkan alat pemilah sampah (komposis), alat pengolah plastik menjadi BBM melalui skema pirolisis, serta alat Incinerator untuk pembakaran sampah residu.
Tiga komponen alat tersebut menunjang gerakan yang dibangun Karangtaruna Bahurekso melalui kolaborasi bersama untuk menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan menyehatkan.
"Sekuat apapun sistem yang dibangun untuk menangani sampah, akan lebih berat dijalankan kalau kesadaran masyarakatnya belum tumbuh. Ini yang coba kami lakukan, sistemnya kami bangun, edukasinya juga tetap jalan. Kami mulai dalam sekup kecil tingkat desa, di mana masyarakatnya harus sudah sadar memilah sampah," tuturnya.
Saat ini, Siswanto dan teman-temannya melakukan daur ulang sampah yang sudah dipilah setiap harinya dengan bantuan alat.
Semua sampah organik yang masuk dijadikan kompos, sampah plastik menjadi BBM, dan sisanya jenis sampah tak bisa diolah seperti aluminimum foil, pempers, dan jenis sampah residu lainnya dibakar dengan mesin Incinerator.
Dengan skema tersebut, masalah sampah di Desa Sidorekso Kaliwungu Kudus dengan jumlah produksi sampah mencapai lima ton per hari tuntas di tingkat desa.
Dengan rincian, skema pemilahan sampah dari keluarga bisa mereduksi produksi sampah hingga satu ton per hari. Selebihnya 3-4 ton didaur ulang menjadi kompos, BBM, dan dibakar menggunakan mesin.
"Tujuan kami saat ini masih fokus ke desa. Selesaikan dan habiskan masalah sampah, didukung dengan kebijakan-kebijakan yang membangun kesadaran masyarakat pentingnya menjaga lingkungan," tegasnya.

Produksi BBM 25-30 liter per hari
Karang Taruna Bahurekso Desa Sidorekso saat ini mampu memproduksi 25-30 liter BBM per hari.
Sementara pengolahan sampah menjadi kompos mencapai 2-3 kuintal per hari.
Setiap pengolahan plastik menjadi BBM, hasilnya 60 persen menjadi solar, 30 persen manjadi bensin jenis pertalit atau pertamax, dan 10 persennya dalam bentuk air.
Hasil dari pengolahan plastik menjadi BBM dikonsumsi oleh masyarakat seperti petani dengan harga jual relatif rendah Rp 8.000 per liter.
Hari Jadi ke-476 Kudus Angkat Tema Harmoni dalam Toleransi, Sam'ani: Perbedaan Itu Ketetapan Tuhan |
![]() |
---|
Menpora Erick Thohir Diminta Perbanyak Kompetisi Olahraga Pendongkrak Nama Indonesia |
![]() |
---|
Sebuah Pelana Kuda dan Mata Air Abadi: Memahami Tradisi Guyang Cekatak, Pengingat Jasa Sunan Muria |
![]() |
---|
"Sepi Pembeli" Keluh Pedagang Blok Barat Terminal Bakalan Krapyak Kudus |
![]() |
---|
Disdikpora Kudus Tegaskan Dana PIP Harus Disalurkan untuk Program Penunjang Pendidikan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.