Oro Oro Kesongo Meletus
Pakar Jelaskan Karakter Kawah Kesongo: Menimbun Energi Sebelum Meledak
Kawah Oro-oro Kesongo kembali meletus di Blora, menyemburkan lumpur setinggi 20 meter. Geologi sebut fenomena ini sebagai "mud vulcano."
Penulis: M Iqbal Shukri | Editor: Daniel Ari Purnomo
TRIBUNJATENG.COM, BLORA - Kawah Oro-oro Kesongo di Desa Gabusan, Kecamatan Jati, Kabupaten Blora, kembali meletus pada Selasa (3/12/2024) pagi.
Fenomena alam ini menyemburkan lumpur hingga setinggi 20 meter dan mengeluarkan gas beracun, memicu peringatan siaga bagi warga sekitar.
Plt Kepala Cabang Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Wilayah Kendeng Selatan, Sinung Sugeng Ariyanto, menjelaskan bahwa fenomena ini dikenal sebagai mud vulcano dalam istilah geologi.
"Ini seperti gunung lumpur. Lumpur yang muncul kadang bersuhu dingin, kadang panas," ujar Sinung, Rabu (4/12/2024).
Mekanisme Letusan Oro-oro Kesongo
Menurut Sinung, lumpur yang menyembur merupakan hasil dari gas dan air yang bercampur dengan lumpur lembek di bawah tanah.
Lumpur tersebut diduga tidak mengalami proses litifikasi (pembatuan) sehingga tetap cair dan mudah terdorong ke permukaan.
"Tekanan tinggi di bawah tanah memaksa lumpur naik melalui retakan hingga akhirnya menyembur ke permukaan bumi," jelasnya.
Ia menambahkan bahwa Kawah Oro-oro Kesongo memiliki karakter unik dengan siklus letusan yang tidak teratur.
Fenomena ini dipengaruhi oleh akumulasi energi di bawah tanah yang sewaktu-waktu bisa menyebabkan letusan besar.
"Kesongo ini menimbun energi hingga tekanannya sangat tinggi, baru kemudian meledak," terangnya.
Peringatan Siaga untuk Warga
Kapolsek Jati, AKP Sugiman, mengonfirmasi bahwa letusan pada Selasa pagi terjadi enam kali, dengan ketinggian semburan lumpur antara 10–20 meter.
Meskipun tidak ada korban jiwa, AKP Sugiman mengimbau masyarakat untuk menjauhi lokasi hingga situasi dinyatakan aman.
"Kami minta masyarakat tidak beraktivitas di area tersebut karena ada risiko letusan susulan dan gas beracun," ujarnya.
Seorang warga, Lasno (48), yang berjarak sekitar 1 kilometer dari lokasi letusan, sempat menyaksikan kejadian tersebut.
"Suaranya duorrrrr, lumpur menyembur tinggi, dan gasnya sampai tercium di warung saya. Napas saya agak sesak, jadi saya langsung mundur cari jarak aman," ungkap Lasno.
BPBD Blora sebelumnya juga mengimbau warga untuk tidak beraktivitas di area Oro-oro Kesongo dalam radius 1–1,5 kilometer.
Warga disarankan untuk membawa masker atau kain basah sebagai perlindungan dari gas beracun.
Dengan karakter letusan yang sulit diprediksi, masyarakat diharapkan tetap waspada dan mengikuti arahan pemerintah demi keamanan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.