Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

8 Fakta Sekeluarga Guru di Kediri Dibunuh Adik Kandung, Gara-gara Tak Dipinjami Uang

Satu keluarga guru di Ngacer, Kediri, Jawa Timur dibunuh adik kandung gara-gara tidak dipinjami uang. Agus Komarudin (38), Kristina (34),

Penulis: Ardianti WS | Editor: galih permadi
instagram
8 Fakta Sekeluarga Guru di Kediri Dibunuh Adik Kandung, Gara-gara Tak Dipinjami Uang 

TRIBUNJATENG.COM- Satu keluarga guru di Ngacer, Kediri, Jawa Timur dibunuh adik kandung gara-gara tidak dipinjami uang.

Sekeluarga guru dibunuh hingga menewaskan Agus Komarudin (38), Kristina (34), dan anak sulungnya berinisial CAW (12)

Pelaku bernama Yusa dan merupakan adik Kristina.

Berikut 8 fakta pembunuhan di Kediri:

1. Kronologi

Pada Rabu (4/12/2024) dini hari sekitar pukul 03.00 WIB, Yusa mendatangi rumah korban.

Ia pun menunggu Kristina keluar rumah menuju dapur di bagian belakang.

Saat itulah, pelaku langsung menghabisi nyawa Kristina menggunakan martil.

Teriakan, Kristina pun terdengar suaminya Agus Komarudin.

Agus pun langsung beranjak keluar rumah melihat situasi yang terjadi.

Begitu, Agus keluar dari rumah, pelaku Yusa langsung menyerangnya hingga tewas. 

Tidak berhenti di situ, pelaku juga menyerang anak pertama pasangan tersebut, Christian Agusta Wiratmaja Putra (12) hingga meninggal dunia. 

Tak berhenti di situ, pelaku pun menyerang anak bungsu Agus dan Kristina, Samuel Putra Yordaniel yang masih duduk di bangku SD.

2. Yusa Ditangkap di Lamongan

Yusa ditangkap di daerah Lamongan, hanya berselang beberapa jam setelah temuan jasad Agus Komarudin dan keluarganya di dalam rumah Desa Pandantoyo, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri pada Kamis (5/12/2024).

Kepala Dusun Gondanglegi, Rusmani, mengungkapkan bahwa Yusa sempat datang ke rumah korban pada Minggu (29/11/2024) lalu.

3. Gara-gara uang

Yusa mau meminjam uang sebesar Rp10 juta kepada Kristina. 

Namun, menurut penuturan tetangga korban, Supriono, permintaan tersebut tidak dipenuhi. 

"Pak Supriono bercerita bahwa Yusa sebelumnya sudah meminjam uang Rp2 juta, tetapi hingga kini belum dikembalikan," ungkap Rusmani.  

Penangkapan Yusa membawa kelegaan bagi warga sekitar yang sempat diliputi kekhawatiran setelah tragedi ini terjadi. 

"Kami berharap pelaku dihukum seadil-adilnya sesuai perbuatannya," kata Rusmani. 

4. Korban Ditemukan tetangga

 Kejadian pembunuhan itu diketahui pada Kamis (5/12/2024) pukul 08.30 WIB. 

Saat itu, datang sejumlah warga mengecek kondisi Agus Komarudin (38) yang tidak datang mengajar sehari sebelumnya. 

Saat di cek, pintu rumah Agus tertutup rapat dan tidak ada yang keluar meski telah diketuk beberapa kali.

Setelah beberapa kali mencoba menghubungi korban tanpa hasil, salah satu anggota keluarga, Supriono memutuskan untuk membuka jendela kamar. 

Ia terkejut menemukan bercak darah di atas kasur, namun tidak berani masuk ke dalam rumah.

Kecurigaan semakin menguat, ketika salah satu saksi yang melihat melalui lubang tembok kayu di dapur melaporkan adanya pemandangan mengerikan. 

Sebuah tangan tergeletak di lantai dapur yang diduga milik Kristina, istri Agus Komarudin. 

Tak jauh dari Kristina, ditemukan jasad Agus Komarudin.

Sementara jasad anak sulungnya, CAW ditemukan di ruang terpisah.

5. Anak bungsu Kristina masih hidup

Anak bungsu Kristina berinsial SPY (8) ditemukan dalam keadaan terluka parah, namun masih hidup di rumah tersebut.   

Kejadian ini segera dilaporkan ke perangkat desa setempat, dan diteruskan ke Polsek Ngancar.

Setelah petugas kepolisian tiba di lokasi, dilakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). 

Kini SPY sedang menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Bhayangkara Kota Kediri.

Kapolres AKBP Bimo mengatakan meski kondisi fisik SPY sudah membaik, pihak kepolisian belum bisa memintai keterangan darinya karena anak tersebut masih dalam proses pemulihan. 

"Kami fokus pada pemulihan psikologisnya terlebih dahulu. Kondisinya sudah lebih baik, tetapi kami juga akan memastikan bahwa dia mendapatkan pendampingan psikologis yang diperlukan," jelas AKBP Bimo.

6. Mobil avanza hilang

Begitu informasi menyebar, lokasi kejadian langsung dipenuhi oleh warga yang ingin menyaksikan peristiwa tersebut.

"Warga menduga, kematian sekeluarga ini akibat penganiayaan yang berujung pada pembunuhan," kata Minatun, salah satu warga.

Hal senada diungkapkan oleh oleh Karsiman (71), warga setempat lainnya, menambahkan bahwa setelah kejadian, mobil milik korban, sebuah Avanza putih, diketahui hilang dari lokasi.

Meskipun belum bisa memastikan adanya perampokan, ia menyebut satu mobil hilang usai kejadian. 

7. Penyataan Kapolres Kediri AKBP Bimo Ariyanto

Kapolres Kediri AKBP Bimo Ariyanto menduga kasus yang menewaskan Agus dan keluarganya itu adalah kasus  pencurian dengan kekerasan (perampokan) berujung pembunuhan. 

Setelah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP), polisi menemukan bahwa korban mengalami kekerasan fisik sebelum meninggal dunia.

"Dari keterangan beberapa saksi dan hasil olah TKP, kejadian ini kami duga sebagai kasus pencurian dengan kekerasan yang berujung pada pembunuhan. Kami juga sudah melakukan pemeriksaan di Rumah Sakit Bhayangkara untuk melihat kondisi salah satu korban yang masih selamat, dan alhamdulillah kondisinya stabil," kata AKBP Bimo Ariyanto. 

AKBP Bimo menambahkan, autopsi akan dilakukan pada hari Kamis sekitar pukul 18.00 WIB, untuk mengetahui lebih lanjut penyebab kematian korban. 

Hasil sementara dari olah TKP menunjukkan bahwa para korban mengalami kekerasan fisik, berupa pukulan menggunakan benda tumpul. Namun, penjelasan lebih lengkap akan disampaikan setelah hasil autopsi keluar.

"Selain itu, dari hasil olah TKP, kami juga menemukan bahwa mobil milik korban hilang, serta beberapa barang lainnya yang juga tidak ada di tempatnya," bebernya.

8. Jasad korban dimakamkan

Jasad tiga korban pembunuhan di Dusun Gondanglegi Desa Pandantoyo Kecamatan Ngancar Kabupaten Kediri dimakamkan hari ini, Jumat (6/12/2024).

Almarhum Agus Komarudin (38), istrinya Kristiani (34) dan CAW (12) dimakamkan dalam satu liang lahat di TPU Desa Pandantoyo pukul 09.00 WIB. 

Sebelumnya ibadah upacara kebaktian jelang pemakaman berlangsung di GKJW Pepanthan Pandantoyo sekitar pukul 08.00 WIB.

Purwoadi teman dalam satu jamaah gereja mengenang almarhum Agus sebagai sosok yang ulet dan tlaten dalam bekerja. Selain menjadi guru, Agus juga menjadi teknisi IT di gereja setempat.

"Hari Selasa masih ketemu sama saya, tidak ada pembicaraan permasalahan apapun," tuturnya usai mengantarkan almarhum di pemakaman.  

Selain Agus, menurut Purwoadi almarhum Kristin dikenal sebagai sosok yang baik dan aktif di masyarakat.

Kristin tidak hanya berdedikasi sebagai guru di SD Batangsaren, Kauman, Tulungagung, tetapi juga aktif dalam kegiatan sosial seperti menjadi anggota KPPS pada Pemilu 2024. 

Purwoadi menegaskan bahwa anggapan Kristin sebagai sosok anti-sosial tidaklah benar, sebab ia tetap menjalin hubungan baik dengan tetangga. 

Ia juga menambahkan bahwa keluarga Kristin dan Agus Komarudin dikenal harmonis tanpa masalah apa pun.

"Saya sangat terkejut saat mendengar kabar mereka meninggal," ungkap Purwoadi. 

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved