Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

Alasan Panitia Lomba Tari Trofi Gubernur Batal di Semarang, Karena Tak Dapat Balasan Pemprov Jateng

Taman Indonesia Kaya Kota Semarang geger, ratusan penari batal berlomba Trofi Piala Gubernur Jateng padahal sudah bayar Rp 100 ribu.

Penulis: budi susanto | Editor: raka f pujangga
TRIBUNJATENG/Budi Susanto
Para peserta perlombaan tari geger di Taman Indonesia Kaya, hal tersebut lantaran perlombaan tak jadi digelar, Jumat (20/12/2024). 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Taman Indonesia Kaya Kota Semarang geger, ratusan penari dan ibu-ibu lengkap dengan pelatihnya uring-uringan.

Mereka mempertanyakan perlombaan tari yang seharusnya digelar di Taman Indonesia Kaya.

Namun saat datang dengan personil lengkap bahkan aksesoris lengkap, di Taman Indonesia Kaya tak ada perlombaan tari.

Baca juga: BREAKING NEWS : Panitia Lomba Tari Hari Ibu di Semarang Tak Dapat Dihubungi, Peserta Telantar

Bahkan hanya banner dan beberapa kursi tanpa sound sistem yang biasanya digunakan dalam perlombaan tari.

Padahal perlombaan tari tersebut digaungkan memperebutkan trofi Gubernur Jateng.

Alhasil ratusan penari yang datang murka dan mencari-cari panitia pelaksana perlombaan tari.

Bahkan mereka menggeruduk Kantor Gubernur Jateng untuk mempertanyakan hal tersebut.

Hal tersebut membuat Kantor Gubernur Jateng dipadati ratusan penari dan ibu-ibu.

Juju Jumarni satu di antara pelatih tari bahkan menggebu-gebu menyampaikan kekesalannya.

Ia mengatakan ada 35 kelompok tari yang mengikuti perlombaan tari yang seharusnya digelar pukul 09.00 WIB di Taman Indonesia Kaya.

Puluhan grup tari tersebut juga telah mendaftar dengan biaya Rp 100 ribu per grup tari.

"Ya kami semangat karena diimingi trofi Gubernur Jateng, jadi kami ikut. Tapi sampai di lokasi malah tidak ada panitia sama sekali," terangnya di Kantor Gubernur Jateng, Jumat (20/12/2024).

Peserta lomba tari di Semarang kecewa karena lomba batal tanpa kejelasan. Anak-anak sudah persiapan sebulan, panitia diminta bertanggung jawab.
Peserta lomba tari di Semarang kecewa karena lomba batal tanpa kejelasan. Anak-anak sudah persiapan sebulan, panitia diminta bertanggung jawab. (istimewa)

Juju juga mengatakan sudah menghubungi nomor panitia, namun tidak ada jawaban sama sekali.

Ia semakin kesal karena persiapan yang dilakukan membutuhkan tenaga dan biaya.

Bahkan menurutnya waktu yang dipersiapkan untuk mengikuti perlombaan tersebut tak sebentar.

"Kami minta ganti rugi, kalau bisa 4 kali lipat dari biaya yang sudah kami keluarkan," tegasnya.

Juju juga mengatakan akan melaporkan pihak penyelanggara perlombaan tari ke kepolisian.

Adapun Juju dan ratusan penari lainnya sempat ditemui pihak Pemprov Jateng.

Keterangan dari Pemprov Jateng, pihak Pemprov tak pernah menggelar perlombaan tari tersebut.

Pemprov Jateng hanya mendapatkan undangan menghadiri kegiatan tersebut.

Bahkan udangan yang diterima Pemprov Jateng bertuliskan untuk Pemkot Semarang.

Tribunjateng.com pun mengkroscek ke Pemkot Semarang terkait hal tersebut.

Keterangan dari Sekretaris Disbudpar Kota Semarang, Samsul Bahri Siregar, Pemkot Semarang juga diundang.

Ia mengatakan perwakilan Disbudpar Kota Semarang juga datang ke lokasi, namun tidak ada kegiatan perlombaan.

Bahkan ia bertanya ke bidang kesenian Disbudpar Kota Semarang, namun tidak ada surat rekomendasi.

"Ke depan kami tidak akan mengeluarkan rekomendasi kegiatan jika penyelanggara kegiatan tidak jelas," katanya melalui sambungan telpon.

Ditambahkannya peserta menjadi korban karena sudah melakukan pembayaran untuk mendaftar.

Pihak Disbudpar Kota Semarang hingga saat ini masih mencari kejelasan pihak penyelenggara perlombaan.

"Meski mengatasnamakan trofi Gubernur Jateng, namun kami masih mencari sebenarnya siapa yang bertanggung jawab dan membuat kegiatan tersebut," tambahnya.

Terpisah Mei seorang perempuan paruh baya yang mengaku menjadi ketua penyelenggara perlombaan tari tersebut, mengaku sudah berdiskusi dengan para peserta.

Bahkan ia berujar telah memberikan solusi terkait batalnya perlombaan tari di Taman Indonesia Kaya.

Ia menjelaskan pihak penyelenggara memberikan dua opsi, yang pertama peserta yang masih menunggu di Taman Indonesia Kaya untuk melanjutkan perlombaan.

Baca juga: Lomba Tari Hari Ibu di Semarang Batal, Orang Tua Minta Pemerintah Kota Beraksi

Yang kedua pihaknya telah menyiapkan ganti rugi ke para peserta yang telah mendaftarkan diri.
 
Terkait trofi Gubernur Jateng, ia berujar telah menyampaikan permohonan ke Pemprov Jateng.

Namun proses tersebut terganjal lantaran belum mendapatkan jawaban dari Pemprov Jateng.

"Mungkin karena akhir tahun jadi belum dibalas oleh Pemprov Jateng, tapi kami masih punya trofi tingkat Provinsi," katanya sembari menyudahi jawabannya. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved