Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Slawi

Pemkab Tegal Percepat Penurunan Angka Kematian Bayi 

Meski tergolong rendah, Pemerintah Kabupaten Tegal terus mendorong percepatan penurunan angka kematian bayi (AKB). 

dokumentasi Humas Pemkab Tegal
Narasumber melakukan foto bersama usai acara Diseminasi Kematian Bayi Tingkat Kabupaten Tegal Tahun 2024, diselenggarakan di Ruang Rapat Bupati Tegal, pada Rabu (18/12/2024). 

TRIBUNJATENG.COM, SLAWI – Meski tergolong rendah, Pemerintah Kabupaten Tegal terus mendorong percepatan penurunan angka kematian bayi (AKB). 

Peningkatan mutu layanan, perbaikan sistem rujukan, kerja sama lintas sektor dan organisasi diharapkan dapat membantu mempercepat penurunan AKB.

Pernyataan ini mengemuka saat berlangsung Diseminasi Kematian Bayi Tingkat Kabupaten Tegal Tahun 2024, diselenggarakan di Ruang Rapat Bupati Tegal belum lama ini. 

Baca juga: Pemkot Tegal Serahkan Bantuan Mobil Ambulans ke Polres Tegal Kota

Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekda Kabupaten Tegal, Suspriyanti menyampaikan, berkaca pada data yang ada, AKB Kabupaten Tegal tercatat 6,6 (kematian) bayi per 1.000 kelahiran, atau masih berada di bawah target AKB nasional yang sebesar 16 per 1.000 kelahiran, dan target AKB Provinsi Jawa Tengah yang sebesar 7,7 per 1.000 kelahiran. 

Setidaknya terdapat 127 kasus kematian bayi di Kabupaten Tegal yang terjadi sejak Januari-Desember 2024.

AKB Kabupaten Tegal berada di peringkat 11 untuk tingkat kematian bayi tertinggi di Jawa Tengah. 

"Meskipun mengalami penurunan atau capaiannya membaik, tapi menurut saya ini masih belum seperti yang diharapkan," tegas Suspriyanti, dalam rilis yang diterima Tribunjateng.com, Jumat (20/12/2024). 

Isu kesehatan bayi dan anak, sambung Suspriyanti, menjadi salah satu prioritas utama agenda pembangunan kesehatan Kabupaten Tegal

Berdasarkan data yang dihimpun oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tegal, lebih dari 75 persen kematian bayi terjadi pada 28 hari pertama kehidupan setiap tahunnya. 

Oleh karena itu, kegiatan diseminasi ini menjadi penting untuk menilai capaian yang telah ada, menganalisis tantangan yang ada, serta menyusun langkah-langkah ke depan untuk menurunkan AKB.

Adapun penyebab utama kematian bayi adalah berat badan lahir rendah (BBLR), kelainan kongenital, dan asfiksia. 

Penyebab kematian tersebut dapat dicegah melalui pelayanan yang tepat sejak kehamilan, termasuk pelayanan Ante Natal Care (ANC) yang berkualitas, serta pendekatan Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM).

Suspriyanti mengapresiasi langkah strategis yang telah dilakukan jajaran Dinkes dan stakeholders lainnya. 

"Saya menekankan pentingnya peran serta masyarakat, keluarga, serta sektor lain dalam mendukung program penurunan AKB. Termasuk pemanfaatan buku kesehatan ibu dan anak (KIA) dan kunjungan neonatal yang berkualitas," ujar Suspriyanti

Sementara itu, Kepala Dinkes Kabupaten Tegal Ruszaeni menerangkan, Kota Magelang dinilai berhasil mencapai angka kematian bayi 0 persen. 

Sehingga menurutnya ini bisa menjadi role model percepatan penurunan AKB.

Ruszaeni mengungkapkan, AKB tertinggi di Kabupaten Tegal berada di Kecamatan Bojong, Bumijawa, dan Pangkah.

“Di Bojong, Bumijawa, dan Pangkah masih ditemukan proses persalinan ibu lewat bantuan dukun bayi. Saya berharap organisasi masyarakat seperti Muslimat NU, Aisyiyah, Fatayat NU, PKK, Kemenag, dan tokoh agama bisa memberikan edukasi terkait persalinan yang sehat dan aman, serta pentingnya pelayanan kesehatan yang tepat selama masa kehamilan,” ungkap Ruszaeni.

Ruszaeni juga mengingatkan pentingnya peran rumah sakit dalam melaksanakan AMPSR atau Asuhan Maternal dan Perinatal sesuai standar. 

Setiap fasilitas kesehatan juga diminta mampu meningkatkan kapasitasnya dalam menangani kegawatdaruratan maternal dan neonatal, termasuk perbaikan sarana dan prasarana.

Baca juga: Gerakan Hijau di Tegal: 15.000 Pohon Pinus untuk Masa Depan Lingkungan

“Keberhasilan menurunkan angka kematian bayi bukan hanya tanggung jawab pemerintah atau tenaga kesehatan saja, namun seluruh elemen masyarakat juga harus terlibat. Dengan sinergi yang baik, kita bisa memastikan setiap bayi baru lahir di Kabupaten Tegal mendapatkan pelayanan kesehatan yang sesuai standar,” terang Ruszaeni. 

Sebagai penutup, Ruszaeni berharap diseminasi bisa menjadi forum berbagi informasi, mempererat koordinasi, serta mencari solusi bersama.

“Mari kita jadikan tahun 2024 ini sebagai tahun terbaik dalam upaya bersama menurunkan angka kematian bayi di Kabupaten Tegal,” ajaknya. (dta) 

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved