Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Telur Ayam Ras dan Minyak Goreng Jadi Penyumbang Utama Inflasi Jateng Desember 2024

Inflasi Jateng Desember 2024 tercatat 0,57 persen m-to-m. Telur ayam ras dan cabai merah jadi penyumbang utama inflasi akibat permintaan tinggi.

Penulis: Idayatul Rohmah | Editor: Daniel Ari Purnomo
Idayatul Rohmah
Pedagang di Pasar Peterongan Semarang tampak sedang menunjukkan telur dagangannya. 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Kenaikan harga telur ayam ras dan minyak goreng menjadi komoditas utama penyumbang inflasi di Jawa Tengah pada Desember 2024.

Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Tengah mencatat inflasi month to month (m-to-m) sebesar 0,57 persen dan year to date (y-to-d) sebesar 1,67 persen pada bulan tersebut.

Telur ayam ras menjadi komoditas utama penyumbang inflasi dengan andil 0,11 persen, disusul cabai merah (0,08 persen), mobil (0,05 persen), cabai rawit (0,03 persen), dan minyak goreng (0,03 persen).

Kepala BPS Provinsi Jateng, Endang Tri Wahyuningsih, menyebut kenaikan harga komoditas seperti telur ayam, cabai merah, cabai rawit, dan minyak goreng pada Desember merupakan tren selama lima tahun terakhir.

"Telur ayam ras, cabai merah, cabai rawit, dan minyak goreng selalu naik di bulan Desember 2020-2024. Telur ayam ras, misalnya, meningkat karena permintaan tinggi menjelang Natal dan tahun baru," jelas Endang, Kamis (2/1/2025).

Sementara itu, inflasi pada cabai dipengaruhi oleh musim hujan yang menurunkan produksi, sedangkan harga minyak goreng meningkat akibat panjangnya rantai distribusi.

Permintaan mobil baru juga berkontribusi pada inflasi karena tingginya pembelian menjelang akhir tahun.

Namun, beberapa komoditas justru menyumbang deflasi, seperti tarif angkutan udara (-0,01 persen) dan daging ayam ras (-0,01 persen). Penurunan tarif tiket pesawat sebesar 10 persen selama periode Natal dan Tahun Baru menjadi penyebab utama deflasi pada angkutan udara.

Inflasi year on year (y-on-y) di Jawa Tengah pada Desember 2024 tercatat sebesar 1,67 persen, dengan Kota Tegal mencatat inflasi tertinggi sebesar 2,19 persen, sedangkan Kota Surakarta terendah dengan 1,50 persen.

"Inflasi y-on-y di Jateng masih dalam rentang target nasional, yaitu 1 persen dengan deviasi 2,5 persen," imbuh Endang.

Kelompok pengeluaran yang berkontribusi terhadap inflasi y-on-y meliputi makanan, minuman, dan tembakau (2,13 persen); pendidikan (1,74 persen); dan perawatan pribadi serta jasa lainnya (5,59 persen).

Sementara itu, kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan mengalami penurunan indeks sebesar 0,73 persen.

BPS berharap koordinasi berbagai pihak mampu menjaga kestabilan harga, khususnya pada komoditas pangan dan kebutuhan pokok, guna menekan angka inflasi di bulan-bulan mendatang.

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved