Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Inilah Sosok Pelapor Pertama Sindikat Uang Palsu UIN Alauddin Makassar

sindikat uang palsu UIN pertama kali dilaporkan oleh petugas BRILink....curiga ketika ada warga yang datang membawa lima lembar uang pecahan Rp100 rib

Penulis: Puspita Dewi | Editor: galih permadi
Kolase Tribun Timur/ Sakinah Sudin
Andi Ibrahim dan Syahruna tersangka kasus pabrik uang palsu di UIN Alauddin Makassar. 

Inilah Sosok Pelapor Pertama Sindikat Uang Palsu UIN Alauddin Makassar


TRIBUNJATENG.COM - Sindikat uang palsu di UIN Alauddin Makassar terbongkar setelah 14 tahun beroperasi. Perkara ini melibatkan Kepala Perpustakaan UIN Alauddin Makassar Andi Ibrahim (AI) sebagai otak sindikat uang palsu yang diproduksi dalam kampus di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan (Sulsel).

Rupanya, sindikat tersebut pertama kali dilaporkan oleh petugas BRILink.

Petugas tersebut curiga ketika ada warga yang datang membawa lima lembar uang pecahan Rp100 ribu.

Petugas BRILink lantas melapor ke Polsek Palangga, jajaran Polres Gowa, Sulawesi Selatan.

Dari sana lah kemudian pabrik uang palsu di UIN Alauddin Makassar terbongkr.

AKPB Reonald Simanjuntak mengungkapkan, setelah mendapatkan laporan dari petugas BRILink tersebut, Polsek Pallangga berkoordinasi dengan Satreskrim Polres Gowa mengembangkan laporan itu hingga akhirnya menemukan adanya pabrik uang palsu di kampus UIN Alauddin, Makassar. 

Untuk membuat uang palsu ini, menurut Reonald, pelaku membutuhkan 11 kali proses pencetakan.

Dikatakan Reonald, meskipun sekilas mirip dan bisa tembus sinar UV, uang palsu yang dicetak sindikat pimpinan Annar Sampetoding dan Andi Ibrahim ini tidak sama. 

Jika diraba akan kelihatan uang ini tidak kasar di bagian yang diperuntukkan bagi tuna netra. 
Lalu, gambar penarinya buram dan nomor serinya tidak jelas. 

Menurutnya, pabrik uang palsu UIN Alauddin Makassar bisa memproduksi Rp200 juta sekali cetak. 
 
Percetakan ini pun melalui 19 kali pekerjaan. 
Tahap pertama percetakan UV dengan tiga kali cetak. 

 “Tali air dulu baru benang dengan mesin sablon. Setelah itu cetak UV. Kemudian, cetak magnetiknya,” ujar Syahruna, operator mesin cetak yang memproduksi uang palsu.

Syahruna pun mengatakan, tahap pertama mencetak sekitar 1 rim kertas. 

“Kalau dirupiahkan sekitar 100 sekali produksi. Yang mengerjakan saya sendiri dengan Nambo,” ujarnya. 

Beredar rumor jika uang palsu UIN sudah tercetak sebanyak 745 Triliun. Namun kabar tersebut salah.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved