Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Tradisi Ketuk Pintu di Klenteng Tay Kak Sie, Awali Perayaan Imlek Semarang

Tradisi Ketuk Pintu di Pecinan Semarang simbolkan toleransi beragama, awali Pasar Semawis dan pariwisata baru seperti Gang Baru.

Penulis: Rezanda Akbar D | Editor: Daniel Ari Purnomo
Rezanda Akbar
Prosesi Tradisi Ketuk Pintu di Klenteng Tay Kak Sie sebagai penanda awal dari rangkaian perayaan Imlek di Pecinan Semarang 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Tradisi Ketuk Pintu di kawasan Pecinan Semawis Semarang menjadi acara tahunan yang menandai awal perayaan Imlek.

Tradisi ini dilaksanakan di Klenteng Tay Kak Sie sebagai permohonan doa restu agar Pasar Semawis yang digelar saat Imlek berjalan lancar.

"Kami mendatangi 9 klenteng untuk sosialisasi dan pemberitahuan akan adanya Pasar Semawis. Ini adalah kearifan lokal yang terus kami jalankan," ujar Harjanto Halim, Ketua Komunitas Pecinan Semarang Untuk Pariwisata (Kopi Semawis), Sabtu (18/1/2025).

Tahun ini menjadi momentum yang baik karena adanya pemerintahan baru di tingkat nasional, provinsi, dan kota. Harjanto juga menyebut destinasi pariwisata baru di Pecinan, yakni Gang Baru, menjadi bagian dari optimisme ini.

"Indonesia punya presiden baru, Jateng punya gubernur baru, Semarang punya wali kota baru, dan Gang Baru dijadikan destinasi wisata. Ini momentum yang bagus," tambahnya.

Tradisi ini melibatkan barongsai dan ratusan ibu berkebaya yang mendampingi perjalanan menuju sembilan klenteng.

"Ada sekitar 200 peserta. Pengunjung yang datang ke Pasar Semawis juga diimbau memakai kebaya, sedangkan pria menggunakan sarung," jelas Harjanto.

Pengunjung berkebaya akan menerima kantong Imhok, air suci, dan terong susu sebagai bagian dari tradisi. Harjanto menegaskan, Pecinan Semarang adalah simbol akulturasi budaya Cina, Jawa, dan Islam yang unik.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang, Sugiyanto, mengapresiasi prosesi Ketuk Pintu dan Pasar Semawis.

"Prosesi ini seperti tradisi slametan dalam budaya Jawa dan muslim. Ini menunjukkan tingginya toleransi beragama di Semarang," ungkap Sugiyanto.

Ia menambahkan bahwa kawasan Pecinan telah menjadi segmen pariwisata berbasis sejarah dan warisan budaya.

"Pemerintah Kota Semarang terus menata kawasan Pecinan. Tahap awal, Pasar Gang Baru akan diresmikan sebagai destinasi pariwisata tradisional," tutupnya.

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved