Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Longsor Petungkriyono Pekalongan

Berikut Data Rinci Korban Longsor Petungkriyono Pekalongan, 17 Meninggal dan 9 Belum Ditemukan

Kini total ada 17 orang tewas akibat longsor di Desa Kasimpar, Kecamatan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan pada Senin (20/1/2025) pukul 17.30. 

Penulis: Indra Dwi Purnomo | Editor: deni setiawan
BPBD KABUPATEN PEKALONGAN
Tim SAR gabungan saat evakuasi korban longsor di Kecamatan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan, Selasa (21/1/2025). 

Sementara itu, Polda Jateng menyiapkan personel Search and Rescue (SAR) serta Tim Disaster Victim Identification (DVI) ke lokasi bencana longsor di Kecamatan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan.

Bencana longsor tersebut terjadi di Desa Kesimpar, Kecamatan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan pada Senin (20/1/2025) petang.

Dalam kejadian ini, belasan orang ditemukan tewas dan beberapa orang masih dinyatakan hilang.

"Kami terjunkan tim SAR dan DVI untuk bencana longsor di Petungkriyono Kabupaten Pekalongan," jelas Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Pol Artanto, Selasa (21/1/2025).

Tim tersebut dibagi menjadi dua tugas yakni regu pencarian dan penyelamatan dilakukan dari Tim SAR Brimob dan Samapta Bhayangkara (Sabhara). 

Adapun untuk tim DVI bertugas melakukan mengidentifikasi atau memastikan identitas korban bencana.

"Mereka sudah ready personel dan peralatannya ketika terjadi bencana besar seperti ini."

"Kami tinggal menunggu Polres butuh kekuatan tambahan atau BKO berapa untuk diterjunkan ke lokasi," terangnya.

Tak hanya bencana longsor di Petungkriyono, kepolisian juga disibukkan oleh berbagai bencana di daerah lainnnya seperti banjir yang memutus jalur Pantura Kendal hingga tanggul jebol yang melumpuhkan jalur Purwodadi-Kota Semarang.

Relawan bencana saat mengevakuasi korban bencana di Petungkriyono Kabupaten Pekalongan, Selasa (21/1/2025).
Relawan bencana saat mengevakuasi korban bencana di Petungkriyono Kabupaten Pekalongan, Selasa (21/1/2025). (BNPB)

Baca juga: DLH Pekalongan Latih Petugas TPA Degayu Cegah Kebakaran

Cuaca Ekstrem di Jawa Tengah

Cuaca ekstrem yang melanda Jawa Tengah menyebabkan 14 daerah terkena bencana dalam rentang waktu Senin (20/1/2025) pukul 19.00 hingga Selasa (21/1/2025) pukul 07.00. 

Berdasarkan data BPBD Jateng, mayoritas wilayah terdampak berada di pesisir utara.

Beberapa daerah yang dilanda banjir seperti Kabupaten Brebes, Tegal, Kota Tegal, Pemalang, Pekalongan, Batang, Kendal, Kota Semarang, dan Demak. 

Wilayah tengah seperti Grobogan, Sragen, Surakarta, dan Sukoharjo juga tak luput dari genangan air.

Di bagian selatan, Banjarnegara turut terkena dampak.

Selain banjir, tanah longsor terjadi di Pekalongan, Kendal, Semarang, dan Banjarnegara.

Sementara itu, cuaca ekstrem dilaporkan melanda Kendal dan Jepara.

Akibat bencana tersebut, 1.366 rumah terendam, 26 rumah rusak dengan kategori ringan hingga berat, dan 10 hektare lahan terdampak.

25 fasilitas umum juga mengalami kerusakan.

Tak hanya itu, 943 warga terpaksa mengungsi, 6 orang luka-luka, dan 1 orang meninggal dunia.

Kalakhar BPBD Jateng, Bergas Catursasi Penanggungan menjelaskan, evakuasi dan penyediaan tempat pengungsian terus dilakukan. 

Koordinasi dengan dinas teknis, seperti Pusdataru dan BMCK juga berjalan untuk penanganan yang lebih spesifik.

"Kami fokus pada penanganan warga terdampak."

"Asesmen masih berlangsung di beberapa lokasi karena ada potensi kejadian susulan," jelas Bergas kepada Tribunjateng.com, Selasa (21/1/2025).

Bergas mencontohkan penanganan di Kabupaten Brebes, dimana sekira 40 warga dievakuasi dari satu lokasi, dengan total pengungsi mencapai 300 orang. 

Di Kabupaten Kendal, dua bencana sekaligus banjir dan longsor mengharuskan langkah penanganan lebih intensif.

"Bantuan logistik sudah disalurkan."

"Saat ini pasokan makanan mengandalkan gudang bahan pangan di masing-masing kabupaten kota terdampak," tambahnya.

Sementara itu, banjir bandang di Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan menyebabkan beberapa orang terseret arus.

“Jumlah pastinya masih simpang siur."

"Informasi dari warga menyebut ada belasan orang yang terbawa arus, bahkan ada yang menyebut hingga 14 orang."

"Mereka sedang memancing saat banjir melanda,” ungkap Bergas.

Tim gabungan terus melakukan pencarian terhadap korban yang hilang.

Kondisi cuaca ekstrem membuat proses pencarian berjalan penuh tantangan. (indra dwi purnomo, budi susanto, iwan arifianto)

Baca juga: Lesu di 2024, Serapan Pinjaman Melalui KPRI Bina Karya Kudus, Ternyata Karena Ini Penyebabnya

Baca juga: Sungai Wulung Meluap, 3 Desa di Kabupaten Blora Kebanjiran, Ketinggian Air Hingga 1 Meter

Baca juga: PLTGU Tambak Lorok Resmi Beroperasi, Jadi Pembangkit Terbesar dan Tercanggih di Indonesia

Baca juga: 309 Keluarga di Sragen Terdampak Luapan Sungai Bengawan Solo, Ketinggian Air Capai 1 Meter

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved