Readers Note
Readers Note Sun Djok San : 40 Tahun LDII Mengabdi
Lambang Jawa Tengah berbentuk kendi amerta (cupu manik) dengan bentuk dasar segi lima. Di dalam lambang, terdapat lukisan siluet candi Borobudur, laut
Kualitas kerjasama yang sangat harmonis ini dipakai sebagai modal utama dalam setiap gerakan yang bermuara pada terciptanya kesetaraan moderasi kehidupan beragama yang saling menghargai, saling menghormati tidak menonjolkan diri sebagai Ormas supervisor terhadap Ormas lainnya dengan mengedepankan persatuan dan kesatuan bangsa guna mewujudkan kesejahteraan yang berkeadilan.
Baca juga: Meneguhkan Moderasi Beragama dan Ketahanan Pangan: Sinergi LDII dan Pemprov Jateng
Tantangan Ke depan
Sebagai pemerhati dan pelaku kegiatan sosial, saya menilai bahwa Tanggungjawab Pimpinan LDII kedepan dihadapkan permasalahan yang tidak semakin ringan, mulai dari permasalahan internal tentang konsolidasi organisasi, peningkatan kualitas sumberdaya manusia, ketersediaan anggaran operasional yang kian membengkak, kelengkapan standardisasi sarana prasarana juga permasalahan eksternal yang erat kaitannya dengan IPOLEKSUSBUDHANKAM adalah keniscayaan sosial yang harus dituntaskan secara bijaksana.
Prestasi menonjol yang telah dicapai lima tahun terakhir ini layak diapresiasi antara lain bertambahnya lima guru besar dan jumlah sarjana S2 S3 memperkuat kualitas akreditasi Ponpes yang tersebar di daerah-daerah.
Pembangunan rumah sakit, tempat ibadah dan boarding school terakreditasi, peningkatan greget kewirausahaan, semakin merebaknya para Kiyai dan Ustadz yang terintegrasi dengan sejumlah Ormas papan atas serta Lembaga- lembaga formal menunjukkan LDII semakin diterima dan dipercaya masyarakat luas ikut nyengkuyung kegiatan pembangunan.
Beberapa prestasi olahraga di tingkat nasional dan internasional ikut mengharumkan nama bangsa dan masih banyak karya kontribusi positif yang dipertahankan bahkan ditingkatkan di masa yang akan datang.
Mimpi ingin menjadi pelopor ketahanan pangan dalam mewujudkan Jawa Tengah sebagai lumbung pangan nasional sekaligus menurunkan angka kemiskinan dan pengangguran kiranya perlu dituangkan dalam Muswil tahun ini serta disukseskan dalam pelaksanaan dilapangan.
LDII memiliki slogan BERTANI, artinya secara lahiriah berperan sebagai pelopor sektor pertanian dan secara harafiah mengandung makna mempelopori budaya BERsatu, Tawakal, Amal shalih dan Niat Ibadah.
Baca juga: Ketum LDII KH Chriswanto Santoso : Indonesia, Wilayah Strategis yang Memanggil Semangat Bela Negara
Mitra Strategis
Keberhasilan LDII selama ini tidak terlepas dari dukungan Pemerintah dan Mitra strategis Majelis Ulama Indonesia, Muhammadiyah dan Nahdhatul Ulama dan Forum Kerukunan Umat beragama yang telah ikut mendampingi berjuang bergandengan tangan gotong royong saling membantu berdiri sama tinggi duduk sama rendah, saling merangkul dan memberikan motivasi dalam segala suka dan duka.
Pengendalian diri tidak memaksakan keinginan harus sama dari masing-masing Ormas keagamaan merupakan sikap yang perlu diapresiasi.
Majelis Ulama Indonesia sebagai payung umat Islam dan pelopor moderasi beragama memegang peranan penting ikut mengayomi perkembangan ormas-ormas Islam walaupun terkadang dalam mengembangkan payung kebinekaan secara subyektif masih terasa saling tarik menarik secara internal yang berdampak payung umat tidak berkembang optimal sehingga belum bisa mengayomi semuanya.
Sebagai Pelopor pengamalan Pancasila, disetiap penyelenggaraan suksesi kepemimpinan LDII di tingkat apapun, Munas, Muswil, Musda senantiasa mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila khususnya
Sila keempat yang bermakna demokrasi yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dan mufakat. Kerakyatan timbul karena adanya kesadaran bahwa manusia memiliki kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.
Menyelesaikan masalah melalui musyawarah untuk mencapai kata sepakat.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.