Berita Jateng
Cuaca Ekstrem Melanda Jateng, 39 Bencana dan 27 Korban Jiwa: Warga Diminta Tetap Waspada
Pekalongan dan Batang bagian selatan diperkirakan menjadi daerah dengan hujan terlebat
Penulis: budi susanto | Editor: muslimah
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Jateng tengah menghadapi awal tahun yang penuh tantangan.
Hingga 27 Januari 2025, cuaca ekstrem telah memicu 39 peristiwa bencana di 15 kabupaten/kota, meliputi 29 banjir, 7 tanah longsor, dan 3 kejadian cuaca ekstrem lainnya.
Tragisnya, bencana ini merenggut 27 korban jiwa, mayoritas dari Kabupaten Pekalongan.
Pj Gubernur Jateng, Nana Sudjana, mengatakan situasi tersebut diperkirakan akan berlanjut.
Ia juga mengatakan puncak cuaca ekstrem diprediksi berlangsung dari akhir Januari hingga Februari.
"Semua harus terus waspada, terutama bagi masyarakat di wilayah rawan banjir dan longsor,” ujarnya, Selasa (28/1/2025).
Untuk mengantisipasi risiko yang lebih besar, Nana mengatakan koordinasi telah dilakukan antara Pemprov Jateng, pemerintah kabupaten/kota, BMKG, dan BNPB.
Salah satu langkah strategis adalah operasi modifikasi cuaca yang direncanakan berlanjut jika diperlukan.
Selain itu, Nana mengimbau masyarakat untuk aktif memantau kondisi lingkungan dan mempersiapkan langkah mitigasi.
Informasi terkini dari BMKG perlu terus diperhatikan, dan tanda-tanda bencana seperti rembesan air di lereng, pohon miring, atau retakan tanah harus dicermati.
"Persiapan seperti tas siaga bencana yang berisi kebutuhan darurat seperti pakaian, makanan, dokumen penting, dan uang tunai juga sangat diperlukan," terangnya.
Adapun menurut Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, curah hujan dengan intensitas menengah hingga sangat tinggi akan terus terjadi di beberapa wilayah Jateng hingga awal Februari.
Pekalongan dan Batang bagian selatan diperkirakan menjadi daerah dengan hujan terlebat.
Peningkatan curah hujan signifikan berlangsung mulai 27 Januari hingga 1 Februari 2025.
"Waspadai intensitas hujan kategori lebat hingga sangat lebat yang dapat memicu bencana alam,” jelasnya.
Dwikorita juga mengingatkan pentingnya mengenali tanda-tanda awal tanah longsor, seperti rembesan air atau aliran dari lereng, pohon atau bangunan yang tiba-tiba miring, retakan atau amblesan tanah pada permukaan, serta jendela atau pintu yang sulit dibuka akibat pergeseran tanah. (*)
Cegah Perundungan, Program Pesantren Ramah Anak Terus Digalakkan |
![]() |
---|
Melalui Buku Jawa Tengah Berani Mendunia, Strategi Ekspor Baru Diluncurkan di Hari Jadi ke-80 Jateng |
![]() |
---|
Petani Apresiasi Pemprov Jateng Pulihkan Lahan Pertanian Seluas 512 Hektar di Demak |
![]() |
---|
Kebahagiaan Rifan, Petani Demak: Lahan yang Dulu Terendam Kini Berpotensi 3 Kali Panen Setahun |
![]() |
---|
Lewat Buku “Jawa Tengah Berani Mendunia”, Strategi Ekspor Baru Diluncurkan di Hari Jadi ke-80 Jateng |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.