Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

Masih Ada 1.024 KK Miskin Ekstrem di Semarang, Dinsos Targetkan Tahun Ini Zero

Kepala Dinsos Kota Semarang, Heroe Soekendar menyampaikan, kemiskinan ekstrem mayoritas berada di wilayah yang padat penduduk

TRIBUN JATENG / EKA YULIANTI FAJLIN
Kepala Dinsos Kota Semarang, Heroe Soekendar 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Kemiskinan masih menjadi persoalan ibu kota Jawa Tengah yang perlu diruntaskan.

Data Dinas Sosial (Dinsos) Kota Semarang, masih ada 1.024 kartu keluarga (KK) yang masuk dalam kategori miskin ekstrem dengan jumlah total 5.519 individu.

Dinsos menargetkan dapat menurunkan kemiskinan ekstrem menjadi zero pada 2025. 

Kepala Dinsos Kota Semarang, Heroe Soekendar menyampaikan, kemiskinan ekstrem mayoritas berada di wilayah yang padat penduduk, diantaranya di Kecamatan Semarang Utara, Tembalang, dan Pedurungan.

Sementara, ada satu wilayah yang zero kemisikinan ekstrem yakni Kecamatan Tugu. 

Kota Semarang sempat sudah berada di angka zero kemiskinan ekstrem pada 2023 lalu. Namun, seiring berjalan waktu, data pun mengalami perubahan. 

"Setiap tahun ada data baru, ada beberapa penyebab masyarakat masuk miskin ekstrim. Misalnya, mereka disabilitas tidak bekerja, lansia yang tidak produktif, PHK (pemutusan hubungan kerja). Jadi, banyak penyebabnya. Mudah-mudahan tahun ini bisa zero," papar Heroe, Selasa (28/1/2025). 

Heroe mengatakan, Dinsos tengah melakukan verifikasi dan validasi (verval) data kemiskinan ekstrem, terutama warga yang masuk kategori disabilitaa. Verval ini bertujuan untuk mengetahui kebutuhan mereka. 

"Misalnya, warga kami masuk kemiskinan ekstrem tapi disabiliras. Kira-kira apa yang mereka butuhkan, apakah alat bantu disabilitas atau bantuan untuk wirausaha," jelasnya. 

Proses verval ditargetkan rampung pada Januari ini. Selanjutnya, pibaknya akan melakukan intervensi mulai Februari mendatang. Intervensi tidak hanya dilakukan oleh Dinsos saja melainkan seluruh organisasi perangkat daerah (OPD) turut bergerak. 


"Intervensi pertama permakanan. Kemudian, Disperkim terksit perumahan. Dari Disdalduk KB, ada kebutuhan mereka untuk program KB. Dinkes terkait stunting, qpakah di kelaurga ada yg stunting. Dinsos melakukan verval terkait kebutuhan apa saja," urainya. (eyf)

Baca juga: Tanah Longsor Terjadi di 2 Titik Lereng Gunung Kelir Kabupaten Semarang, Tak Ada Korban

Baca juga: Cuaca Ekstrem Melanda Jateng, 39 Bencana dan 27 Korban Jiwa: Warga Diminta Tetap Waspada

Baca juga: Finishing Depan Gawang Masih Jadi PR Persijap, Jadi Penyebab Gagal Menang di Dua Laga Kandang

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved