Berita Mojokerto
Tangis Histeris di Balongrawe: Duka Mendalam di Balik Outing Class yang Berujung Petaka
Keheningan menyelimuti rumah kecil di Balongrawe Gang Al-Azhar, Kelurahan Balongsari, Magersari, Kota Mojokerto. Tangis histeris Istiqomah
TRIBUNJATENG.COM, MOJOKERTO – Keheningan menyelimuti rumah kecil di Balongrawe Gang Al-Azhar, Kelurahan Balongsari, Magersari, Kota Mojokerto.
Tangis histeris Istiqomah, seorang ibu yang baru saja kehilangan anak keduanya, Malvein Yusuf Adh Dhuqa, menggema di sudut-sudut rumah.
Malvein, siswa kelas 7C SMPN 7 Mojokerto, adalah salah satu dari 13 siswa yang terseret ombak ganas di Pantai Drini, Gunungkidul, Selasa (28/1/2025) pagi.
Nyawa Malvein tak terselamatkan, bersama dua temannya yang lain, sementara satu siswa masih dalam pencarian.
Harapan yang Tak Tersampaikan
Istiqomah berkisah dengan air mata yang terus mengalir. Ia sebenarnya melarang Malvein untuk ikut kegiatan outing class itu.
Cuaca buruk membuatnya khawatir akan keselamatan sang anak. Namun, Malvein tetap bersikeras pergi karena biaya perjalanan ditanggung oleh pamannya.
“Cuacanya seperti ini, kami sempat melarang. Tapi dia tetap ingin ikut, karena dibiayai pakde-nya,” ujar Istiqomah sambil terisak.
Di sudut lain, Yosep, ayah Malvein, hanya bisa duduk pasrah. Ia juga tidak mengizinkan anaknya untuk pergi, meski tak ada firasat buruk yang menghantui.
Yosep ingat betul obrolan terakhir Malvein dengan pamannya.
“Dia sempat pamit ke pakde-nya. Katanya, ‘Saya mau pulang.’ Itu sebelum berangkat outing class,” ucap Yosep lirih.
Harapan yang Pupus di Pantai Drini
Di Pantai Drini, ombak besar datang tiba-tiba, menyeret 13 siswa SMPN 7 Mojokerto ke tengah laut.
Suasana mencekam meliputi lokasi wisata yang seharusnya menjadi tempat penuh tawa. Tim penyelamat berhasil menemukan tiga siswa, termasuk Malvein, dalam kondisi tak bernyawa.
Isak tangis tak hanya terdengar dari keluarga. Teman-teman sekelas Malvein yang ikut outing class pun tak kuasa menahan haru saat mengenali jenazah sahabat mereka.
“Itu teman saya. Satu yang belum ada,” ucap seorang siswa dengan suara bergetar, menahan tangis saat melihat foto yang ditunjukkan petugas Satlinmas.
Pelajaran Berharga di Balik Tragedi
Outing class yang awalnya dimaksudkan sebagai pengalaman menyenangkan berubah menjadi mimpi buruk bagi banyak pihak.
Duka mendalam yang dirasakan keluarga, teman, dan guru menjadi pengingat betapa pentingnya memperhatikan keselamatan dalam setiap kegiatan.
Kini, Balongrawe masih dihantui kesedihan. Di tengah isak tangis, keluarga Malvein hanya bisa menguatkan diri dan menerima kenyataan pahit ini.
Sang ibu, Istiqomah, memeluk erat foto terakhir anaknya yang kini hanya bisa dikenang dalam ingatan.
“Anakku masih kecil...,” ucapnya lirih, tangisnya kembali pecah.
Peristiwa ini menjadi pelajaran berharga bagi semua, bahwa keselamatan harus selalu menjadi prioritas, terutama saat melibatkan anak-anak di alam terbuka.
Kronologi 13 Siswa Terseret Ombak Pantai Drini
Tragedi memilukan itu terjadi saat para siswa SMPN 7 Mojokerto tiba di kawasan Pantai Drini, Selasa pagi tadi.
Rombongan itu berjumah 261 siswa dengan 16 pendamping yang rencananya untuk kegiatan outing class.
"Sesampai di pantai, para pelajar ini langsung berenang bersama-sama," kata kata Sekretaris SAR Satlinmas Wilayah II Pantai Baron, Surisdiyanto, dikutip dari TribunJogja.com.
"Selang berapa lama mereka sudah berada di area tengah dan terseret ombak," tambahnya.
Dari kejadian itu saksi yang berada di lokasi langsung memanggil petugas SAR.
Petugas SAR langsung berusaha mengevakuasi para pelajar tersebut.
"Dari 13 pelajar yang terseret ombak baru 9 pelajar yang berhasil diselamatkan," kata dia.
Pihaknya menduga para pelajar tersebut masuk ke dalam jalur kapal nelayan.
Jalur ini memiliki kedalam lebih bila dibandingkan dengan area sekitarnya.
"Kemungkinan, pada saat yang bersamaan para pelajar ini tidak bisa berenang sehingga terseret ombak sampai ke tengah," ucapnya.
Pada pukul 10.00 WIB, tim SAR menemukan tiga korban dalam keadaan meninggal dunia.
Mereka ditemukan di dekat bebatuan dengan kedalaman sekitar 10 hingga 15 meter.
Daftar Nama Korban
Identitas korban meninggal:
Alfian Aditya Pratama (kelas 7C)
Bayhaki
Malvein Yusuf Adh Dhuqa (kelas 7C)
Korban belum ditemukan:
Rifki Yudha Pratama (Kelas 7C)
Korban selamat dirawat di rumah sakit:
Ariona Reza kelas 7E (kritis)
Ahmad Muzaki kelas 7C (kritis)
Petra Agustino
Refana Bagas
M. Zaky (Kelas 7E)
Raditya Rangga (Kelas 7C)
Firmanda Ramadani (Kelas 7C)
Bintang Kenzie kelas (Kelas 7C)
Ainoah kelas (Kelas 7C)
2 korban yang mengalami kritis dirujuk ke RSUP Dr Sardjito.
2 korban lainnya dirawat di RSUD Saptosari, sementara 5 orang sudah diperbolehkan pulang. (*)
Ibu Polah Anak Kepradah : Oknum Ibu PNS Digerebek Saat Selingkuh, Tanpa Busana di Kamar |
![]() |
---|
Misteri Penyakit Polwan Bakar Suami Polisi Terkuak, Hasil Visum Keluar, Kini Anak-anak Yatim |
![]() |
---|
UPDATE: Oknum Polwan Bakar Suami:Pasangan Sesama Polisi Bertengkar Gara-gara Gaji di ATM Berkurang |
![]() |
---|
Berpacu dalam Maksiat! Dua Pelajar SMA Negeri Ini Diamankan Saat Ngamar di Penginapan |
![]() |
---|
Heboh Buku Nikah Palsu agar Lolos Kumpul Kebo di Kos-kosan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.