Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Warga Doropayung Pati Mulai 'Kaveling' Tempat di Posko Pengungsian Banjir Sungai Juwana

Warga Doropayung, Pati, mulai mengaveling tempat di posko pengungsian akibat banjir Sungai Juwana meski belum ada yang mengungsi.

|
TRIBUNJATENG.COM/ MAZKA HAUZAN NAUFAL
KAVELING POSKO BANJIR: Penampakan area dalam posko pengungsian korban banjir di Balai Desa Doropayung, Kecamatan Juwana, Kabupaten Pati, yang sudah dikaveling oleh warga dengan cara digelari tikar dan diberi pembatas berupa kursi dan meja, Sabtu (1/2/2025). Warga Doropayung, Pati, mulai mengaveling tempat di posko pengungsian akibat banjir Sungai Juwana meski belum ada yang mengungsi. 

TRIBUNJATENG.COM, PATI – Beberapa warga Desa Doropayung, Kecamatan Juwana, Kabupaten Pati, mulai mengaveling tempat di posko pengungsian yang disiapkan oleh pemerintah desa setempat, meskipun belum ada yang benar-benar mengungsi.

Posko pengungsian yang berlokasi di balai desa tersebut terlihat sudah dipersiapkan dengan tikar, spanduk plastik, serta pembatas meja dan kursi untuk menandai area masing-masing warga.

Banjir yang melanda desa ini sudah berlangsung selama empat hari akibat luapan Sungai Silugonggo atau yang dikenal dengan Sungai Juwana.

Namun, warga memilih bertahan di rumah karena ketinggian air masih pasang-surut tergantung curah hujan.

"Kemarin malam air sempat naik, sehingga beberapa warga sudah mengaveling tempat pengungsian. Ada 2 atau 3 keluarga yang sudah mengambil beberapa kotak, jadi kalau air benar-benar meninggi, mereka tinggal pindah," ujar Kasi Pemerintahan Desa Doropayung, Saleh, Sabtu (1/2/2025).

Berdasarkan pengalaman banjir tahun lalu, balai desa dapat menampung hingga 15 keluarga atau sekitar 45 jiwa. Jika jumlah pengungsi melebihi kapasitas, masih tersedia beberapa titik pengungsian lain seperti Eks Stasiun Juwana, sanggar senam, dan kantor kecamatan.

"Karena pengalaman banjir sudah bertahun-tahun, desa sudah menyiapkan tempat pengungsian, peralatan evakuasi, dan relawan. Kami juga sudah berembuk dengan kepala desa. Kalau terjadi banjir besar, kami akan siapkan dapur umum dengan anggaran dari dana desa sekitar Rp 10 juta," tandasnya.

Meski warga belum mengungsi, antisipasi dini sudah dilakukan untuk menghadapi kemungkinan terburuk jika banjir semakin parah.

Pemerintah desa terus memantau kondisi dan siap melakukan evakuasi kapan saja diperlukan.

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved