Gas LPG 3 Kg Langka, Pengecer Jual hingga Rp 30.000 per Tabung

TRIBUNJATENG.COM, BATAM - Kelangkaan gas LPG 3 kilogram kembali terjadi di Batam, Kepulauan Riau.

Sejumlah pengecer di kawasan Kelurahan Taman Baloi, Batam Kota, sempat mengalami kekosongan stok pada Kamis (6/2/2025).

Namun, stok baru tiba keesokan harinya, Jumat (7/2/2025), sehingga harga jual di pengecer mencapai Rp 30.000 per tabung.

Penelusuran di sepanjang Jalan Bakal, Batam Center, menunjukkan pengecer menjejerkan tabung gas 3 kilogram di warung kaki lima yang juga menjual Pertalite eceran.

Beberapa pemilik warung membanderol harga Rp 30.000 per tabung, jauh di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.

Ombudsman RI perwakilan Kepulauan Riau menyoroti keberadaan pengecer yang masih menjual gas LPG 3 kg di Batam, meskipun aturan resmi melarang sejak 2019.

Kepala Perwakilan Ombudsman RI Kepri, Lagat Siadari, mengungkapkan bahwa masyarakat tetap membeli gas dari pengecer karena sulit mendapatkannya di pangkalan resmi.

"Teorinya Batam melarang pengecer sejak 2019, tetapi kenyataannya pengecer tetap ada di pemukiman dan pinggir jalan," kata Lagat, Kamis (6/2/2025).

Harga gas LPG 3 kg di pengecer bisa melonjak hingga Rp 35.000 saat libur, hari raya, atau ketika pasokan terbatas.

Harga normal di pengecer berkisar Rp 25.000 hingga Rp 28.000, tetap di atas harga yang ditetapkan di pangkalan resmi.

Sales Branch Manager Pertamina Patra Niaga Area Kepri, Gilang Hisyam Hasyemi, menegaskan bahwa Kota Batam memiliki sistem distribusi yang berbeda dengan daerah lain.

Menurutnya, tidak ada sistem sub-pangkalan di Batam karena sudah terdapat 2.300 pangkalan resmi yang tersebar di setiap RT.

"Satu RT satu pangkalan. Untuk Batam, kami tidak mengenal mekanisme sub-pangkalan," ujar Gilang.

Ia juga memastikan bahwa ketersediaan gas LPG 3 kg tetap terjaga di Batam dan tidak ada kelangkaan di pangkalan resmi.

Namun, harga jual di pangkalan memang lebih tinggi dibanding daerah lain karena mengikuti SK Wali Kota Batam Nomor 421 Tahun 2023 yang menetapkan HET sebesar Rp 21.000 per tabung.

Kondisi ini masih menjadi perhatian berbagai pihak, terutama Ombudsman, yang terus menyoroti praktik penjualan di pengecer yang bertentangan dengan regulasi.

Sementara itu, masyarakat berharap ada solusi agar harga gas tetap terjangkau dan distribusi lebih merata.