Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Banjarnegara

Melihat Desa Panggisari Banjarnegara: Surganya Industri Batu Bata Tradisional yang Tetap Eksis

Desa Panggisari, Kecamatan Mandiraja, Banjarnegara, bak surganya industri batu bata karena bisa dijumpai sepanjang pemandangan jalan.

TRIBUNJATENG.COM/FARAH ANIS RAHMAWATI
KAWASAN BATA - Pekerja Batu Bata di Kawasan Batu Bata. Para pekerja sedang melakukan penjemuran bata di industri batu bata Desa Panggisari,Mandiraja, Banjarnegara Jumat 7 Februari 2025. 

TRIBUNJATENG.COM, BANJARNEGARA - Batu bata menjadi salah satu material penting dalam pembuatan suatu bangunan yang paling banyak digunakan.

Selain terkenal awet dan kokoh, penggunaan batu bata dalam pembuatan bangunan akan membuat bangunan lebih sejuk di musim kemarau. 

Tentunya karena minat terhadap batu bata yang masih tinggi, hingga saat ini masih terdapat banyak orang yang melakukan usaha di bidang industri pembuatan batu bata.

Baca juga: Lindungi Temuan Candi Batu Bata, Pemkab Batang Siap Bersinergi dengan KITB dan PTPN

Seperti salah satunya yang ada di Desa Panggisari, Kecamatan Mandiraja, Banjarnegara.

Begitu memasuki desa ini, pemandangan deretan gubug-gubung industri batu bata dapat dijumpai di sepanjang jalan.

Menurut Darno (55) warga Desa Panggisari yang juga bekerja di salah satu industri bata bata pada Tribunjateng.com Jumat (7/2/2025), kawasan Desa Panggisari memang sudah lama menjadi tempat industri batu bata, bahkan sejak ia masih kecil. 

"Ya, sudah 50 tahun lebih lah kalau bata di Desa Panggisari dan emang mungkin udah jadi rejekinya warga sini ya di batu bata ini," ujarnya.

Tidak hanya Darno, pekerja batu bata lainnya yakni Sopyan juga menuturkan kawasan batu bata di desa ini sudah ada sejak zaman pembuatan manual hingga sekarang, pembuatan batu bata menggunakan mesin press.

"Sekarang ya semuanya hampir menggunakan mesin press, yang manual udah jarang," tambahnya. 

Untuk setiap tempat sendiri terdiri dari bermacam-macam pekerja.

Ada yang bisa mencapai 10 orang pekerja, ada juga yang hanya 2-3 pekerja. 

Setiap tempat industri di desa ini disampaikan juga bermacam-macam, ada yang milik perorangan ada juga yang menggunakan sistem kontrak kepada pemilik tanah. 

Untuk proses pembuatan batu bata ini melewati proses yang cukup panjang, dimulai dari pencampuran bahan baku, pencetakan, pengeringan hingga pembakaran. 

Salah satu proses yang cukup memakan waktu adalah saat proses pengeringan.

Faktor cuaca menjadi peran penting dalam proses ini.

Selain pengeringan, proses pembakaran juga menjadi hal yang penting untuk menciptakan batu bata dengan kualitas terbaik. 

"Iya ini dibakar biar batu batanya itu berwarna merah, selain itu biar batu batanya juga lebih kuat," ungkap Darno. 

Baca juga: Temuan Candi Batu Bata di KIT Batang, BRIN: Perlu Analisis Dampak Industri

Lebih lanjut, menurut Sopyan dalam sehari tempat produksi batu batanya dapat mengirimkan sekitar 7000 bata per harinya, namun itu semua juga masih tidak menentu tergantung faktor cuaca. 

Sementara itu Darno juga menuturkan hal yang sama, jika cuaca sedang bersahabat ia bahkan bisa meraup keuntungan hingga 2 juta setiap bulannya. 

Saat ini batu bata produksi Desa Panggisari sudah dipasarkan secara online dan sudah mengirim hingga ke beberapa kota seperti Brebes, Bumiayu, Pekalongan dan Jogja. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved