Berita Blora
655 Kasus PMK di Blora, 51 Sapi Mati, Warga Diminta Aktif Melapor
Selama dua bulan terakhir ini (1 Januari - 10 Februari 2025), jumlah kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada sapi di Blora, mencapai 655 kasus
Penulis: M Iqbal Shukri | Editor: muslimah
TRIBUNJATENG.COM, BLORA – Selama dua bulan terakhir ini (1 Januari - 10 Februari 2025), jumlah kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada sapi di Blora, mencapai 655 kasus.
Dari jumlah tersebut, 421 ekor sapi berhasil sembuh, sementara 51 ekor diantaranya mati akibat penyakit ini.
Hal itu terungkap saat Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian dan Pencegahan PMK antara Pemkab dan pada Dinas Pangan Pertanian Peternakan dan Perikanan (DP4) di ruang Rapat Setda, Selasa (11/2/2025).
Rapat dipimpin Sekretaris Daerah Kabupaten Blora, Komang Gede Irawadi, mewakili Bupati Blora itu, sebagai langkah strategis dalam mengendalikan wabah PMK yang belakangan kembali merebak di wilayah Blora.
Baca juga: Kasus PMK Menurun, Dua Pasar Hewan di Blora Sudah Diperbolehkan Buka
Disampaikan Kepala DP4 Kabupaten Blora, Ngaliman, menyampaikan bahwa sejak 1 Januari hingga 10 Februari 2025, tercatat ada 655 kasus PMK.
Dari jumlah tersebut, 421 ekor sapi berhasil sembuh, sementara 51 ekor mati akibat penyakit ini.
Dikemukakan, tingginya angka kematian sapi yang terinfeksi PMK tersebut disebabkan oleh lambatnya laporan dari para peternak.
Banyak kasus baru diketahui saat kondisi hewan sudah kritis atau bahkan telah mati.
"Saat dilaporkan, sapinya sudah meninggal atau sudah parah sekali baru dilaporkan. Itu yang menyebabkan banyak kasus kematian," kata Ngaliman.
Sebagai langkah pencegahan, Pemkab Blora terus menggencarkan koordinasi dengan Kementerian Pertanian RI, Forkopimda, serta para ahli peternakan.
Selain itu, vaksinasi terhadap sapi terus dimaksimalkan guna menekan penyebaran virus.
Pemkab Blora sempat menutup beberapa pasar hewan serta melakukan sterilisasi dengan penyemprotan disinfektan di area pasar untuk memutus rantai penularan.
Kini, pasar hewan telah dibuka kembali dengan pengawasan ketat.
"Pasar sudah dibuka, peternak bisa kembali berjualan. Tapi mohon dipastikan, sapi yang dibawa ke pasar harus dalam kondisi sehat," tegas Ngaliman.
Sementara itu, Sekda Blora Komang Gede Irawadi mengimbau para camat untuk meneruskan informasi hasil rakor ini kepada masyarakat. Ia menekankan agar peternak tidak panik serta segera melaporkan jika menemukan gejala PMK pada ternaknya.
"Ketika menemukan kasus PMK di lapangan, jangan panik dan jangan terburu-buru dijual, karena meskipun tingkat penularannya mencapai 100 persen tetapi tingkat kematiannya tidak terlalu tinggi. Oleh karena itu silahkan lapor dengan petugas kesehatan hewan," paparnya. (Iqs)
Birahi Pria 82 Tahun di Blora Tak Terbendung, Bocah di Bawah Umur Jadi Sasaran |
![]() |
---|
Tampang Mbahjo, Kakek Cabul di Blora Tega Lecehkan Anak 3 Kali, Terancam Hukuman 15 Tahun Penjara |
![]() |
---|
Kaget! Pajak PBB-P2 di Blora Naik 100 Persen, Warga Bingung Protes ke Mana |
![]() |
---|
Potret Perjuangan Nur Khoimah: Gendong Anak dan Rela Antre Berjam-jam Demi Beras Murah di Blora |
![]() |
---|
Tak Hanya Tanduk, Fosil Rahang Kerbau Purba Juga Ditemukan di Gondel Kedungtuban Blora |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.