Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

Perayaan Cap Go Meh di Klenteng Tay Kak Sie Semarang: Malam Penuh Keharmonisan

Tradisi Cap Go Meh menandakan akhir dari rangkaian perayaan tahun baru Imlek yang dilakukan pada hari ke-15 setelah hari Imlek.

Penulis: Rezanda Akbar D | Editor: M Syofri Kurniawan
TRIBUN JATENG/REZANDA AKBAR D
CAP GO MEH: Warga menikmati pertunjukan barongsai dalam perayaan Cap Go Meh di Klenteng Tay Kak Sie, Kota Semarang, Rabu (12/2/2025) malam. Warga berharap kesuksesan dan kemakmuran di tahun ular kayu. (TRIBUN JATENG/REZANDA AKBAR D) 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Tradisi Cap Go Meh menandakan akhir dari rangkaian perayaan tahun baru Imlek yang dilakukan pada hari ke-15 setelah hari Imlek.

Di Klenteng Tay Kak Sie Kota Semarang, masyarakat etnis Tionghoa ataupun Jawa berkumpul untuk menyemarakan perayaan ini, Rabu (12/2/2025) malam.

Pada perayaan itu, warga etnis Tionghoa yang juga penganut Taoisme memanjatkan doa bersama-sama terlebih dahulu.

Baca juga: Santap Lontong Opor Bersama hingga Bagi Angpao Warnai Perayaan Cap Go Meh di Semarang

Yongsua atau dupa dibakar untuk memanjatkan doa.

Di sekitaran Klenteng Tay Kak Sie, semerbak aroma yongsua mulai tercium.

Apalagi saat berada di dalam altar penyembahan.

Usai memanjatkan doa, para pengunjung baik anak-anak maupun orang dewasa yang datang dihibur dengan atraksi barongsai dan ular naga.

Atraksi berlangsung cukup lama, sekitar 60 menit, hingga cukup memuaskan mata para pengunjung yang datang.

Selanjutnya, para pengunjung dijamu dengan wedang ronde dan hidangan lontong Cap Go Meh.

Kedua kuliner ini memiliki makna tersendiri.

Ronde yang berbentuk bulat dengan tekstur lengket dan manis memiliki filosofi merekatkan persaudaraan.


Sedangkan Lontong Cap Go Meh merupakan cerminan hubungan timbal balik antara masakan Tionghoa dan kuliner Indonesia.

Sembari menikmati hidangan, alunan musik Gien menemani para tamu yang datang menyantap hidangannya.

Jamuan tersebut terasa hangat dan rukun antarumat dan etnis.

Sesekali mereka beryanyi dan berkaraoke untuk menyemarakkan suasana.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved