Berita Jepara
Nelayan Jepara Keluhkan Jaring Ikan Banyak Rusak Saat Pengiriman Kapal Batu Bara Malam Hari
Nelayan Kabupaten Jepara keluhkan waktu keluar masuknya kapal pengangkut batu bara milik PLTU yang tidak sesuai dengan perjanjian awal.
Penulis: Tito Isna Utama | Editor: Catur waskito Edy
TRIBUNJATENG.COM, JEPARA - Nelayan Kabupaten Jepara keluhkan waktu keluar masuknya kapal pengangkut batu bara milik PLTU yang tidak sesuai dengan perjanjian awal.
Ketua Penggerak Kegiatan Nelayan Jepara (PKNJ), Marwaji menyampaikan perjanjian awal kapal pengangkut batu bara masuk ke PLTU pada pagi hari pukul 06.00 WIB dan keluar pukul 14.30 WIB.
Namun pada sejak bulan Juli, kapal pengangkut batu bara ke PLTU Jepara melakukan menambah jadwal pengiriman pada malam hari.
Dengan adanya pengiriman batu bara pada malam hari itupun menganggu aktifitas nelayan.
Dia mengatakan perubahan itu tidak ada pemberitahuan kepada pihaknya.
"Sekarang ada perubahan.Di ijinkan masuk malam tanpa ada pemeritahuan ke kami," kata Marwiji kepada Tribunjateng, Senin (24/2/2025).
Menurutnya dengan perubahan itu berimbas ke jarik nelayan yang tertabak oleh kapal pengangkut batu bara.
Sedangkan ada sekiranya ratusan kapal nelayan yang berada di jalur yang dilewati nelayan.
"Kapal yang membawa batu bara masuk ke pelabuhan tidak boleh pada malam hari pasti menganggu nelayan.Kami tidak dilibatkan sehingga pada akhirnya banyak jaringnya tertabrak," ungkapnya.
Dia menjelaskan akibat dari perubahan jadwal itu, sudah ada sekiranya 7 Pcs nelayan yang rusak.
Padahal satu pcs nelayan di harga Rp 7 jutaan.
"Untuk alat kami satu pcs 7 jutan, bulan agustus satu anggota kami ada 5 pcs, untuk total sekiranya 7 pcs-an yang rusak," ucapnya.
Menanggapi hal itu, Trasporter Angkutan Batu Bara, PT Playaran Gatra Adiguna, Lilik Kristiawan menyampaikan bahwa pemberitahuan penambahan jadwal tersebut sudah dikomunikasi kepada para nelayan.
"Sebenarnya komunikasi sudah kami bangun, adanya Mou 2012, stok batu bara aman," ucap Lilik.
Dia menjelaskan penambahan pengiriman batu bara itupun sesuai dengan permintaan dari PLN.
"Di bulan Juni stok batubara kurang 10 hari di minta PLn ada percepatan sandar kapal maupun percepatan pembongkaran karena melibatkan dua intensitas fornel dan PKNJU," ungkapnya.
Kedepannya, untuk bisa mencari titik temu permasalahan tersebut.
Ia ingin adanya audiensi lanjutan dengan seluruh organisasi nelayan yang ada di sekitaran PLTU.
"Sebenarnya nelayan di Jepara utara ini ada 3 kelompok, Fornel, PKNJU, dan PKNJ.Jadi nanti audiensi kedua pembahasan keluar masuk di jadwalkan," tuturnya.
Senada dengan hal itu, Wakil Ketua Komisi B, DPRD Jepara, Nur Hamid akan menfasilitasi audiensi antara nelayan dan PLTU.
"Kami komunikasi ulang, walau tidak jauh dari kesepahaman awal.Jadi kami menunggu agenda berikutnya, insyaAllah bulan depan ada komunikasi 3 kelompok lagi, fornel, PKNJU, dan PKNJ," ucap Nur Hamid. (Ito)
Baca juga: Ekonom Undip Wahyu Widodo Soroti Kemunculan Danantara
Baca juga: BREAKING NEWS, Polisi Berpangkat AKP Berstatus Tersangka, Kasus Penganiayaan Darso Warga Semarang
Baca juga: Pendaki Gunung Slamet asal Jakarta Tewas Setelah Terjatuh di Juarang, Ini Identitasnya
Bupati Jepara Janji Krisis Air Bersih di Desa Clering Sudah Teratasi Tahun Depan |
![]() |
---|
Pengukir Jepara Sambut Baik Rencana Pemkab Buat Desa Mulyoharjo Jadi Destinasi Wisata Ukir |
![]() |
---|
Pemdes Tunggulpandean Jepara Tegaskan Pembangunan Gardu Induk PLN Sesuai Prosedur |
![]() |
---|
Warga Demo Pembangunan Gardu Induk PLN, Ini Tanggapan Pemdes Tunggulpandean Jepara |
![]() |
---|
Kronologi Kecelakaan Truk vs Vario di Jepara: Pemotor Melaju Terlalu Kanan Hingga Adu Banteng |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.