Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Ekonomi Bisnis

Pedagang Beras di Semarang Minta HET Dikaji Ulang: Keuntungan Makin Menipis Saat Ramadan

Para pedagang di Pasar Dargo Semarang meminta pemerintah mengkaji ulang aturan Harga Eceran Tertinggi (HET) gabah. 

Penulis: budi susanto | Editor: deni setiawan
TRIBUN JATENG/BUDI SUSANTO
BERAS DARGO SEMARANG - Beberapa pekerja sedang beristirahat di belakang bak truk pengangkut beras di Pasar Dargo Semarang, Selasa (4/3/2025). Memasuki Ramadan, harga beras di pasar tersebut mengalami lonjakan sedari 10 hari lalu. 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Harga beras terus mengalami kenaikan selama Ramadan.

Hal ini, membuat para pedagang pun meminta pemerintah mengkaji ulang aturan Harga Eceran Tertinggi (HET) gabah. 

Mereka menilai, kebijakan ini memberatkan dan berdampak pada keuntungan yang semakin menipis.

Baca juga: Kondisi Update Pemain PSIS Semarang Jelang Lawan Persija Jakarta: Dewangga Masih Diragukan Tampil

Baca juga: Beras SPHP dari Bulog Distop, Pedagang Semarang Ungkap Padahal Permintaan Tinggi

Satya, pedagang beras di Toko Sariwangi Pasar Dargo Semarang mengatakan, harga beras medium di tokonya kini mencapai Rp310 ribu per 25 kilogram. 

Menurutnya, lonjakan harga ini terjadi secara bertahap dalam 10 hari terakhir.

Dia mengikuti HET gabah yang ditetapkan Bulog, yakni Rp6.500 per kilogram. 

Namun dia merasa penerapan HET ini terkesan dipaksakan dan tidak memperhitungkan kondisi di lapangan.

“Banyak penggilingan padi yang mengeluh dengan aturan ini."

"Dari sisi kami sebagai pedagang, margin keuntungan semakin kecil, karena harus menanggung ongkos logistik termasuk biaya bensin, upah sopir, hingga operasional kios,” ujar Satya di tokonya, Selasa (4/3/2025).

Pedagang juga menyebut jika pasokan beras dari berbagai daerah seperti Demak, Surkarta, bahkan Jawa Timur terus masuk. 

Namun mereka tetap harus menyesuaikan harga dengan biaya produksi dan distribusi yang meningkat.

Sementara itu, data serapan gabah dan beras di Bulog Jateng menunjukkan angka 6,65 persen dari target pengadaan 383.144 ton pada 2025. 

Serapan yang belum maksimal ini dipengaruhi oleh faktor cuaca dan curah hujan tinggi di sentra produksi beras.

Dengan kondisi ini, para pedagang berharap pemerintah bisa meninjau ulang kebijakan HET gabah agar lebih realistis dan tidak merugikan para pelaku usaha. (*)

Baca juga: Pengumpulan Berkas Pencairan JHT Eks Karyawan Sritex Dibuka Mulai Besok Rabu

Baca juga: Kebakaran Hanguskan 2 Toko di Desa Sendangharjo Grobogan, Kerugian Capai Rp800 Juta

Baca juga: Dongkrak PAD, Pemkab Kudus Berlakukan Skema Digital

Baca juga: Sosok Ellis Lie Hamil dan Melahirkan Setelah 20 Tahun Menanti, Ikut Program Bayi Tabung di Surabaya

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved