Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Ramadan 2025

Semaan Al-Qur’an di Masjid Agung Kauman: Tradisi Puluhan Tahun yang Masih Bertahan 

Setiap Ramadan, Masjid Agung Kauman Semarang selalu ramai oleh jamaah yang datang bukan hanya untuk salat dan beribadah, tetapi juga untuk mengikuti

TRIBUNJATENG/BUDI SUSANTO
IKUTI SEMAAN - Sejumlah umat muslim mengikuti Semaan Al Qur'an di Masjid Agung Kauman Semarang, Rabu (5/3/2025). Semaan Al Qur'an merupakan tradisi yang sudah berjalan puluhan tahun di masjid ikonik tersebut. (TRIBUNJATENG/BUDI SUSANTO) 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG -  Setiap Ramadan, Masjid Agung Kauman Semarang selalu ramai oleh jamaah yang datang bukan hanya untuk salat dan beribadah, tetapi juga untuk mengikuti salah satu tradisi yang telah berlangsung selama puluhan tahun yaitu Semaan Al-Qur’an.

Tradisi ini bukan sekadar kajian biasa. Selama 26 hari berturut-turut, sejak hari pertama Ramadan hingga hari ke-26, jamaah berkumpul setelah salat Dzuhur untuk mengikuti pembacaan Al-Qur’an satu juz per hari, yang dipimpin oleh seorang kyai. Hingga akhir Ramadan, 30 juz Al-Qur’an pun dikhatamkan bersama.

Semaan Al-Qur’an di Masjid Agung Kauman dimulai sejak tahun 1970-an oleh KH Abdullah Umar. Setelah beliau wafat, tradisi ini diteruskan oleh KH Ahmad Naqib, dan kini dipimpin oleh KH Abdul Hakim, yang juga merupakan santri dari KH Abdullah Umar.

Bagi Yaman (65), warga asli Kauman, Semaan Al-Qur’an bukan hanya sekadar rutinitas ibadah, tetapi juga bagian dari hidupnya. Sejak tahun 1990, ia tidak pernah absen mengikuti Semaan setiap Ramadan.

“Saya selalu berusaha ikut Semaan Al-Qur’an setiap tahunnya. Ini cara saya untuk meningkatkan ibadah selama bulan suci,” katanya, Rabu (5/3/2025).

Ia masih mengingat betapa ramai jamaah saat Semaan ini dipimpin langsung oleh KH Abdullah Umar. 

“Dulu, jamaahnya bisa sampai ribuan. Gaya ceramah beliau itu unik, santai, bahkan sering diselingi humor. Itu yang membuat orang-orang tidak bosan,” kenangnya dengan mata berbinar.

Sementara itu Sekretaris Takmir Masjid Agung Kauman, Muhaimin, mengatakan, tradisi ini memiliki keistimewaan tersendiri. 

“Semaan ini dilakukan setiap hari di siang hari, dengan jamaah yang hampir selalu sama setiap tahunnya. Ini menunjukkan betapa besar kecintaan masyarakat terhadap Al-Qur’an,” ujarnya.

Jamaah yang datang pun bukan hanya dari Semarang. Setiap tahunnya, masyarakat dari Kendal, Pekalongan, Purwodadi, Demak, hingga Batang turut serta dalam kajian ini. Mereka rela menempuh perjalanan jauh demi bisa mengikuti tradisi yang penuh keberkahan ini.

Ada juga kisah menginspirasi dari salah satu jamaah yang sudah berjanji pada dirinya sendiri bahwa ia hanya akan bekerja selama 11 bulan dalam setahun. 

Satu bulan sisanya, yaitu saat Ramadan, akan ia habiskan untuk mengikuti Semaan Al-Qur’an di Masjid Agung Kauman.

“Ini menjadi bukti bahwa Semaan Al-Qur’an tidak hanya sekadar kajian, tetapi juga menjadi jalan bagi banyak orang untuk lebih dekat dengan Al-Qur’an dan mendekatkan diri kepada Allah,” kata Muhaimin.

- Perjalanan Spiritual yang Berakhir dengan Ziarah 

Muhaimin berujar setelah Semaan Al-Qur’an berakhir di hari ke-26 Ramadan, tradisi masih berlanjut dengan kegiatan ziarah ke makam KH Abdullah Umar di Kabupaten Kendal. 

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved