Berita Semarang
UMKM Binaan BRI, Putri Merdekawati Lestarikan Bumi Lewat Usaha Batik Warna Alam
Bagi Putri Merdekawati, menjaga alam menjadi tanggungjawab semua orang, tak terkecuali dirinya sebagai pelaku usaha.
Penulis: Eka Yulianti Fajlin | Editor: muh radlis
Diakuinya, ada tantangan tersendiri dalam menjalankan usaha batik menggunakan warna alami yakni musim penghujan. Dirinya harus berpikir cara tetap bisa produksi tanpa terkendala hujan.
Tantangan lainnya, dominasi masyarakat Indonesia sensitif dengan harga. Ia mencari pasar yang peduli dengan produk ecofriendly atau ramah lingkungan.
Harga batik warna alami memang sedikit lebih tinggi dibanding sintetis. Namun, menurut dia, harga yang ia patok masih terbilang dapat dijangkau masyarakat. Harga kain batik warna alami ia banderol mulai dari Rp 300 ribu. Sedangkan, batik yang sudah berbentuk pakaian dipatok dengan harga mulai Rp 200 ribuan.
"Itu dengan kualitas jahitan standar buyer luar negeri. Kuat, rapi, bukan konveksi. Kami berusaha menjaga kualitas," ungkapnya.
Minimalisasi Limbah
Limbah selalu ada di setiap menjalankan usaha. Berkat kreativitas Putri, limbah usahanya sangat minim. Kain-kain perca sisa produksi, ia buat beragam asesories. Benang-benang sisa, ia gunakan kembali untuk membuat barang bermanfaat. Bahkan, pemakaian kemasan tidak menggunakan plastik melainkan tas kertas.
"Dari A sampai Z kami upayakan tidak mengotori lingkungan. Seminimal mungkin kita pikirkan limbah. Limbah cair disaring. Buktinya, tanaman dekat limbah tidak ada yang mati," ucapnya.
Berkembang Melesat Berkat Support BRI
Putri mengakui, bisnis tidak hanya butuh modal saja. Namun, perlu ketelatenan, keuletan, dan kreativitas menghadapi berbagai macam kondisi. Ia membuka usaha dengan sedikit modal dari tabungan. Semangat ingin mengembangkan usahanya, ia mencoba mengikuti kompetisi dengan mengirim proposal bisnis dan berhasil mendapat pendanaan dari kementerian. Dana tersebut pun membuat usahanya bertambah meningkat.
Tak cukup sampai disitu. Putri terus tertantang untuk mengembangkan usaha melalui program-program dari BRI.
Pada 2019, ia mengenal Rumah BUMN melalui programnya, BRIncubator. Ia lolos seleksi dan berkesempatan mengikuti pelatihan kemampuan, manajemen, digitalisasi, keuangan, dan lainnya. Tak hanya itu, BRI juga memfasilitasi promosi melalui pameran Brilianpreneur. Menurut dia, program-program gagasan BRI ini memuat paket lengkap yang bisa membuat usahanya kian berkembang.
"Saya pelajari, terapkan yang pas untuk usaha saya. Ada pelatihan, pendampingan, dapat promosi dari pameran. Saya dua kali ikut terus," sebutnya.
Hanya saja, pandemi Covid-19 memporakporandakan berbagai sektor, termasuk usahanya turun omzet hingga 70 persen. Penjualan melalui galeri pun melemah. Namun, Putri terus berupaya bagaimana agar usahanya tidak tumbang.
"Kami aktivasi semua digital kami. Google bisnis, berbagai market place, website luar negeri hingga akhirnya membuahkan hasil. Kami dapay buyer dari luar negeri," jelasnya.
Dia juga mengikuti program pemerintah untuk membuat masker dalam
Imbas Berita Beras Oplosan: Beras Premium di Pasar Tradisional Semarang Mulai Langka |
![]() |
---|
Sulit Turun! Harga Beras di Semarang Masih 'Mentereng' di Atas Rp15 Ribu |
![]() |
---|
RS Kariadi Rujuk Pasien Ke Rumah Sakit Lain Untuk Mencegah Layanan IGD Membuludak |
![]() |
---|
Pemkot Rencana Tambah 280 Unit Program RTLH, Prioritaskan Penderita TBC |
![]() |
---|
Tak Boleh Lagi Parkir Bejubel, Dewan Minta Tindaklanjut Pemkot Tata Kota Lama |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.