Berita Nasional
Petinggi Pertamina Ternyata Punya Grup WA "Orang-orang Senang", Para Tersangka Bahas BBM Oplosan?
Terungkap para petinggi Pertamina yang menjadi tersangka kasus Bahan Bakar Minyak (BBM) oplosan ternyata punya grup whatsapp (WA) khusus.
TRIBUNJATENG.COM - Terungkap para petinggi Pertamina yang menjadi tersangka kasus Bahan Bakar Minyak (BBM) oplosan ternyata punya grup whatsapp (WA) khusus.
Grup WA tersebut diberi nama "Orang-orang Senang" yang berisi para pejabat Pertamina, kecuali tersangka dari pihak swasta.
Hal tersebut disampaikan Mufti dalam rapat dengar pendapat (RDP) antara Dirut Pertamina Simon Aloysius Mantiri beserta holding-nya dengan Komisi VI DPR di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (11/3/2025).
Baca juga: Pemilik SPBU Pertamina Terancam Pidana Kasus Bensin Oktan 87 Dioplos Pertalite
Anggota Komisi VI DPR Fraksi PDI-P Mufti Anam menyemprot dan memarahi para petinggi PT Pertamina yang tidak membahas sedikit pun kasus bensin Pertamax oplosan dalam rapat bersama DPR.
Padahal, kata Mufti, mereka sudah menunggu rapat tersebut digelar selama berminggu-minggu.
Awalnya Mufti Anam mempertanyakan adanya kontrak kerjasama antara Pertamina dan perusahaan swasta soal minyak oplosan yang mereka kerjakan.
“Bahkan yang kemarin yang terupdate ditemukan juga adanya kontrak Oplosan antara Pertamina dengan pihak swasta yang sudah berjalan sejak tahun 2017,” kata Mufti Anam.
Pihaknya berharap ada penjelasan yang terang benderang dari Pertamina soal adanya kerjasama tersebut.
“Karena jika benar, maka ini adalah orkestrasi kejahatan totalitas yang masif, dan terstruktur Pak. Dari hulu ke hilir yang sudah terjadi bertahun-tahun ini, di mata kami bukan hanya sekedar korupsi, merugikan negara tapi ini adalah korupsi yang merugikan menyakiti dan mengkhianati rakyat,” tegasnya.
Grup WA Orang-orang Senang
Kemudian dalam rapat tersebut, Mufti juga menyoroti kelakuan para tersangka yang diketahui membuat grup WhatsApp dengan nama 'orang-orang senang'.
Mufti mengungkap adanya temuan grup Whatsapp dari para petinggi Pertamina yang di dalamnya terkesan membagi-bagi hasil kejahatan mereka.
Mufti Anam mengatakan, ia mendapatkan sebuah berita dari grup Komisi VI DPR RI yang berisikan pernyataan dari Kejaksaan Agung bahwa mereka menemukan grup WA yang judul grupnya "Orang-orang Senang".
“Kita bahkan tadi malam Pak Simon, ketika kami mau tidur pak, kami mendengar satu berita di-share di grup oleh kawan kami. Menangis hati kami. Sampeyan tahu apa yang ada di grup kami itu Pak? Pernyataan dari Kejaksaan Agung bahwa mereka menemukan grup WA yang judul grupnya adalah orang-orang senang, naudzubillah min dzalik, Pak,” jelasnya.
"Ternyata selama ini mereka melakukan korupsi dengan kesadaran, menari-nari di atas penderitaan rakyat", tambah Mufti.
Nama grup ini tentu menimbulkan ironi, mengingat skandal korupsi ini telah merugikan negara dan masyarakat luas.
Dalam grup tersebut, beberapa petinggi PT Pertamina yang menjadi tersangka adalah:
1. Sani Dinar Saifuddin – Direktur Optimasi Feedstock & Produk PT Kilang Pertamina Internasional (KPI)
2. Yoki Firnandi – Direktur PT Pertamina Internasional Shipping
3. Maya Kusmaya – Direktur Pemasaran Pusat dan Niaga PT Pertamina Patra Niaga
4. Edward Corne – VP Trading Operation PT Pertamina Patra Niaga
5. Agus Purwono – VP Feedstock Management PT KPI
Selain para petinggi Pertamina, tiga tersangka dari pihak swasta juga ditetapkan, yakni:
1. Muhammad Kerry Andrianto Riza – Beneficial Owner PT Navigator Khatulistiwa
2. Dimas Werhaspati – Komisaris PT Navigator Khatulistiwa dan PT Jenggala Maritim
3. Gading Ramadan Joede – Komisaris PT Jenggala Maritim dan PT Orbit Terminal Merak
Rombak Besar-besaran
Mantan Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), Sudirman Said, mengaku prihatin dengan kasus dugaan korupsi terkait tata kelola minyak mentah dan produk kilang pada PT Pertamina (Persero), Subholding, dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS).
Menurut Sudirman, pemerintah harus mengambil tindakan tegas dengan merombak jajaran direksi PT Pertamina karena diduga masih diisi orang-orang yang berlatar belakang memiliki masalah.
Hal itu demi mengembalikan kepercayaan publik agar praktik korupsi tidak kembali terjadi di perusahaan pelat merah yang bergerak di bidang energi.
"Muncul belakangan nama-nama yang terkait dengan pemain lama, yang dulu diidentikkan dengan praktik-praktik mafia Migas. Karena itu, harus ada perombakan besar-besaran, harus ada penataan besar-besaran kalau pemerintah ingin kepercayaan publik ini meningkat," kata Sudirman di kediamannya di Padepokan Kalisoga Slatri, Brebes, Jawa Tengah, Minggu (9/3/2025).
Menurut Sudirman, dengan mengganti dengan orang-orang yang memiliki reputasi dan manajerial yang baik, kepercayaan publik akan semakin cepat pulih.
"Saya yakin di Pertamina banyak sekali orang-orang benar juga, di lingkungan BUMN juga banyak sekali orang benar. Tinggal diberi kesempatan saja untuk memimpin perubahan," kata Sudirman.
Untuk itu, Sudirman berharap Presiden Prabowo Subianto bisa membuktikan ketegasannya, sesuai dengan pidato-pidato yang pernah disampaikan.
"Barangkali ini momentum bagi Presiden, Pak Prabowo, untuk membuktikan janji politik, janji kampanyenya, juga membuktikan apa-apa yang dipidatokan itu dilaksanakan," kata Sudirman.
Termasuk janji politiknya saat kampanye Pilpres 2024 yang menyatakan akan bertindak tegas pada pelaku-pelaku tindak kejahatan, terutama koruptor.
"Kan pidato beliau mau menyusun pemerintahan yang bersih, mau mengejar koruptor sampai ke Antartika, mau bertindak tegas pada pelaku-pelaku kejahatan," kata Sudirman.
Disampaikan kasus dugaan korupsi Pertamina yang merugikan negara nyaris Rp 1 kuadriliun dan semua tersangka yang berjumlah sembilan orang ini masih berusia muda.
Mereka mendapat gaji fantastis dan fasilitas super mewah dibandingkan pejabat di perusahaan BUMN lainnya. Mereka juga termasuk orang-orang yang sangat berkecukupan.
"Namun, ternyata dengan gaji tinggi, fasilitas super mewah, tidak menghentikan niat untuk mencuri. Nah, itu juga menjadi keprihatinan kita. Melakukan manipulasi pelayanan dengan cara ilegal, tidak halal, tidak patut," ucap Sudirman.
Menurut Sudirman, secara keseluruhan, kasus korupsi ini bukan soal teknis pengadaan dan bukan hanya soal oplos mengoplos bahan bakar minyak (BBM).
Namun, ini adalah soal kepercayaan publik terhadap penyelenggara negara atau pemimpin tertinggi. Hal ini juga lantaran ada masalah yang serius di lingkungan pengendalian perusahaan BUMN itu.
"Namun, juga ini masalah yang serius bagi lingkungan pengendalian. Jadi, siapa yang mengatur seluruh permainan ini," tuturnya.
"Kalau yang menjelaskan ini adalah orang-orang yang punya catatan buruk, punya sejarah, punya kasus-kasus di mana tempat-tempat mereka juga mempunyai kasus, itu makin mereka tidak dipercaya," kata Sudirman.
Baca juga: Sosok Mufti Anam Anggota DPR Minta Pertamina Gratiskan Pertamax Sebulan, Tak Cukup Minta Maaf
Di sisi lain, kata Sudirman, maraknya kasus korupsi yang belakangan terjadi di Indonesia semakin memprihatinkan dan melemahkan kepercayaan publik.
"Sangat menyakitkan ketika di satu sisi masyarakat banyak itu terus bergulat dengan kehidupan, tetapi elitenya terus berpesta pora dengan kasus korupsi," ucapnya.
"Saya sering bertanya, ketika terus-menerus kasus korupsi semakin hari semakin besar, kita ini sedang mau ke mana sebagai bangsa," tutur Sudirman. (*)
Artikel ini telah tayang di TribunPekanbaru.com dengan judul Para Tersangka Korupsi Pertamina Bikin Grup WA 'Orang-orang Senang', Siapa Anggotanya?
Sebelum Suami Ditangkap, Istri Penculik Kacab Bank BUMN Terima Rp8 Juta |
![]() |
---|
Keluarga Mimpikan Putri Apriyani, Wanita yang Dibakar Polisi di Kosan: Minta Dibawakan Mawar Melati |
![]() |
---|
Salah Satu Penculik Kacab Bank BUMN Bekerja Sebagai Dect Collector, Otak Pembunuhan Masih Buron |
![]() |
---|
Lisa Mariana Ngaku Terima Aliran Dana Ridwan Kamil Secara Tunai dan Transfer, Berapa Totalnya? |
![]() |
---|
Tarif Resmi Sertifikasi K3 Rp275 Ribu Jadi Rp6 Juta, Wamenaker Diduga Terima Aliran Dana Rp3 Miliar |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.