Sarung Batik Kudus Al Hazmi Alami Lonjakan Penjualan Selama Ramadan

TRIBUNJATENG.COM, KUDUS – Penjualan sarung batik Kudus merk Al Hazmi mengalami peningkatan penjualan selama Ramadan tahun ini jika dibandingkan dengan Ramadan tahun sebelumnya.

Kalau pada Ramadan tahun sebelumnya penjualan per hari 200 sampai 300 potong sarung per hari, pada Ramadan tahun ini per hari sarung batik Al Hazmi mampu terjual antara 400 sampai 500 potong.

Budi Wicaksono merupakan pemilik usaha sarung batik Kudus Al Hazmi. Dia memiliki gerai sederhana untuk menyimpan dan menjual produk sarung batiknya di sebuah garasi rumahnya yang ada di RT 1 RW 1 Kelurahan Purwosari, Kecamatan Kota Kudus, Kabupaten Kudus. Hampir setiap hari selalu ada orang yang datang untuk membeli langsung sarung batik dari pusatnya. Namun, penjualan terbanyak sedianya melalui daring.

“Kami menggandeng para agen dan reseller secara online untuk bersama-sama menjual produk sarung batik ini,” kata Budi Wicaksono saat ditemui di kediamannya 8 Maret 2025.

Usaha yang dirintis sejak 2019 ini kian berkembang setiap tahunnya. Terbukti penjualan sarung batik miliknya secara konstan selalu mengalami kenaikan. Termasuk Ramadan kali ini penjualan sedang tinggi-tingginya jika dibandingkan dengan Ramadan tahun lalu. Apalagi kalau dibandingkan dengan hari biasa.

“Ramadan tahun ini penjualan per hari rata-rata 400 sampai 500 potong sarung batik per hari. Kalau tahun kemarin per hari antara 200 sampai 300 potong per hari. Sedangkan untuk hari biasa penjualan 100 sampai 150 potong per hari,” kata bapak beranak dua.

Usaha yang digeluti selama 6 tahun oleh Budi ini rupanya tidak sekadar merambah pasa domestik belaka. Menurutnya, produk sarung batik miliknya sudah terjual sampai ke mancanegara, misalnya sarung batiknya sudah terkirim sampai ke Singapura, Malaysia, dan Arab Saudi.

Yang unik dari sarung batik Al Hazmi ini motifnya berbeda dengan motif batik pada umumnya. Karena, yang pemilik usaha Al Hazmilah yang menciptakan motif tersebut.

Sejak awal dia merintis usaha sarung batik, tercatat sudah lebih dari 80 motif yang diciptakan. Tidak semua motif memang disambut hangat oleh pasar. Untuk itu, kata Budi, dari semua motif yang dia ciptakan, sampai saat ini ada sekitar 30 motif yang masih eksis.

Beberapa motif sarung batik miliknya yang selalu diminati oleh para pembeli yaitu tunjung kencono, wuwungan, kijingan, lintang kemukus, satria tama, tawang kusuma, cakra buana, kretekan, kepangan, sekar langit, kenikir, dan sekar cengkih. Dari semua motif yang dibuat oleh Budi, selalu ada sentuhan kekhasan Kudus.

Misalnya di sela-sela motif ada yang diberi motif bergambar Menara Kudus, yang khas lain ada juga kombinasi motif yang menyertakan parijotho atau kopi sebagai hasil bumi yang terkenal dari lereng Gunung Muria.

Salah seorang pembeli sarung, Asroful Muslim, memilih sarung batik Al Hazmi karena direkomendasikan oleh kawannya. Untuk itu dia memilih untuk datang langsung ke gerainya di Purwosari untuk membeli sarung untuk dipakai saat Lebaran tahun ini.

“Ini baru pertama kali, ternyata memang motifnya bagus-bagus,” kata Asroful Muslim.

Kemudian pembeli sarung batik lainnya, Qomarul Nizam memilih untuk kembali membeli sarung batik Kudus Al Hazmi selain motifnya bagus dan eksklusif, juga ada motif-motif baru yang kian menambah referensi pilihan.

“Ini datang ke sini untuk kembali membeli sarung. Sebelumnya sudah pernah datang,” kata Qomarul.