Kecelakaan Bus Jamaah Umroh
Sosok Aureline Korban Kecelakaan Maut Bus Umroh, Sempat Cerita Ingin Meninggal di Tanah Suci
Suasana rumah duka korban rombongan umrah yang meninggal dunia satu keluarga di Wadi Qudeid, Arab Saudi, terlihat ramai pelayat.
Penulis: hermawan Endra | Editor: rival al manaf
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Suasana rumah duka korban rombongan umrah yang meninggal dunia satu keluarga di Wadi Qudeid, Arab Saudi, terlihat ramai pelayat.
Karangan berisi ucapan duka cita berjejer di sekitaran kediaman.
Keempat korban satu keluarga tersebut adalah Dawam Mahmud (suami), Sumarsih Djahrudin Manuel Boeng Napiun (istri), Audrya Malika Adam (anak) dan Aureline Nawallya Adam (anak).
Mereka tinggal di perumahan Vila Pinus, Pudak Payung, Banyumanik, Kota Semarang.
Baca juga: Identitas 4 Korban Meninggal Kecelakaan Bus di Arab, Satu Keluarga Asal Semarang, Dikenal Dermawan
Baca juga: Satu Keluarga Asal Pudakpayung Semarang Jadi Korban Kecelakaan Maut Bus Jemaah Umroh di Jeddah

Di bagian dalam rumah, Indah yang merupakan kakak kandung Dawam Mahmud menyambut satu per satu tamu yang datang melayat.
Duduk lesehan melingkar ia bercerita bagaimana awal mula mendengar kejadian tersebut, hal-hal baik mendiang semasa hidup hingga kedekatannya dengan keluarga korban.
"Kami sekeluarga memohon maaf apabil ada salah semasa hidup," katanya kepada para pelayat.
Indah bercerita, Jumat (21/3), sekitar jam sembilan pagi ia kaget ketika membuka handphone ternyata banyak panggilan tak terjawab yang kebanyakan dari keluarga.
Jumlahnya ada sekitar 50 misscall, sebelum akhirnya mendapat informasi dari suaminya bahwa Dawam sekeluarga meninggal dinia saat sedang umrah.
"Seketika saya deprok, lemes," katanya saat mendengar kabar duka tersebut.
Indah bercerita, bahwa keluarga adik kandungnya ini dicintai banyak orang.
Saat salat jenazah, imam yang memimpin tak kuasa menahan tangis yang membuat seisi musala ikut menangis.
Belum lagi informasi dari rekannya yang mengabarkan banyak komentar positif di media sosial tentang mendiang semasa hidup.
Seorang pelayat juga bercerita, dirinya berhutang budi kepada Dawam.
Sebab selama tiga tahun tinggal di semarang ia dibantu mencarikan rumah.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.