Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Ramadan 2025

Kauman Semarang Dijuluki Kampung Al-Qur'an, Lahirkan Ratusan Hafiz Sejak 1950

Kawasan Kauman Semarang dikenal sebagai kampung Al-Qur'an, terdapat 25 pondok pesantren yang mencetak ratusan penghafal Al-Qur'an sejak 1950.

Penulis: Rezanda Akbar D | Editor: Daniel Ari Purnomo
Kauman Semarang Dijuluki Kampung Al-Qur'an, Lahirkan Ratusan Hafiz Sejak 1950 - 20250324-kampung-Al-Quran-Semarang-1.jpg
TRIBUNJATENG.COM/ HERMAWAN HANDAKA
KAMPUNG QURAN: Sejumlah santriwati sedang melakukan semakan Al-Quran di kampung Al-Quran Pondok Pesantren Raudhatul Qur'an di Kauman Kota Semarang. Khammad Mas'um mengatakan jumlah alumni Raudhatul Qur'an mencapai 400-an santri penghafal Al Qur'an.
Kauman Semarang Dijuluki Kampung Al-Qur'an, Lahirkan Ratusan Hafiz Sejak 1950 - 20250324-KAMPUNG-QURAN-SEMARANG-2.jpg
TRIBUNJATENG.COM/ HERMAWAN HANDAKA
KAMPUNG QURAN: Sejumlah santriwati sedang melakukan semakan Al-Quran di kampung Al-Quran Pondok Pesantren Raudhatul Qur'an di Kauman Kota Semarang. Khammad Mas'um mengatakan jumlah alumni Raudhatul Qur'an mencapai 400-an santri penghafal Al Qur'an.

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG – Kawasan Kauman, Semarang, sudah lama dikenal sebagai kampung Al-Qur'an.

Pemandangan santri putra dan putri yang berjalan sambil memeluk Al-Qur'an menjadi ciri khas daerah ini.

Terdapat puluhan pondok pesantren penghafal Al-Qur’an tersebar di kawasan ini.

Satu di antaranya adalah Pondok Pesantren Raudhatul Qur’an, yang memiliki 25 bangunan pondok tersebar merata di Kauman.

Pondok ini menjadi salah satu penyumbang penghafal Al-Qur’an terbanyak di Jawa Tengah.

Sejak tahun 1950-an hingga kini, sudah ratusan hafiz dan hafizah diluluskan dari pondok ini.

Setiap sore selepas salat Asar, para santri menggelar tradisi Semaan Al-Qur’an di Mushola Raudhatul Qur’an, Jalan Kauman Kampung Glodong, Bangunharjo, Kecamatan Semarang Tengah.

Para santri datang dari 25 asrama, seperti Asrama Arrodliyah, Asrama As Safinah, Kastamah, Mulyono, Cholil, At Turmudzi, Abdulloh Kauman Getekan, dan Habib Toha Al Munawar.

Juga ada Asrama Muhyidin, Tosim, Abdulloh bin Salim, As’ad Farida, Habib Idrus – Sayidin, Syarifah Zenah Al Haddad, Asatidz, Mu’alimat, dan lainnya.

Mereka duduk berjajar, membuka Al-Qur’an, dan menyetorkan hafalan secara bergantian.

Santri pemula biasanya memulai dari surat-surat pendek seperti Yasin, Al-Mulk, dan Juz 30.

KH Khammad Mas'um, pengasuh Pondok Pesantren Raudhatul Qur’an, mengatakan kegiatan ini berlangsung rutin setiap hari.

“Rutin pukul 05.30, 15.00 dan 18.00 WIB. Santri putra sekitar 70 orang, santri putri 270-an, yang ikut semaan yang tidak sedang haid,” tuturnya, Senin (24/3/2025).

Santri yang belajar di pondok ini fokus sepenuhnya menghafal Al-Qur’an dan belum menjalani pendidikan formal terlebih dahulu.

Saat ini terdapat sekitar 300 santri yang aktif dalam kegiatan hafalan Al-Qur’an.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved