Berita Blora
Dinkesda Temukan Cumi Kering Mengandung Formalin dan Kerupuk Pakai Pewarna Tekstil di Blora
Dinas Kesehatan Daerah (Dinkesda) Blora kembali menemukan makanan mengandung bahan berbahaya di Pasar Tradisional.
Penulis: M Iqbal Shukri | Editor: raka f pujangga
TRIBUNJATENG.COM, BLORA - Dinas Kesehatan Daerah (Dinkesda) Blora kembali menemukan makanan mengandung bahan berbahaya di Pasar Tradisional.
Hal itu, saat dilakukan inspeksi mendadak (Sidak) di Pasar Jepon, Blora, Rabu (26/3/2025).
Baca juga: Hati-hati, Petugas Temukan Kerupuk dan Ikan Teri di Blora Mengandung Rodamin dan Formalin
Kepala Dinkesda Blora, Edi Widayat, mengatakan dalam sidak yang digelar menjelang lebaran ini, diambil 13 sampel produk.
"Kami mengambil 13 sampel, ada 2 sampel yang positif mengandung bahan berbahaya. Yang pertama ada cumi kering positif mengandung formalin, dan yang kedua kerupuk pentil positif Rhodamin B atau pewarna tekstil," terangnya.
Temuan krupuk pentil yang mengandung Rhodamin B, bukan pertama kali ini saja ditemukan.
Sebelumnya, Dinkesda Blora saat melakukan sidak uji sampel makanan di Pasar Rakyat Sido Makmur Blora, Senin (24/3/2025) lalu, juga menemukan kerupuk pentil yang mengandung Rodamin B, dan ikan teri mengandung formalin.
Lebih lanjut, Edi mengatakan dampak dari mengonsumsi makanan yang mengandung bahan-bahan berbahaya itu, bisa memicu penyakit yang menyerang organ penting dalam tubuh manusia.
"Dampaknya kalau dikonsumsi sering dan terus menerus, tentu akan berdampak pada kesehatan tubuh Manusia, terutama di organ-organ penting, di saluran pencernaan, di ginjal dan di liver, akan berdampak akan terjadi penyakit di situ," terangnya.
Oleh karena itu, pihaknya mengimbau kepada masyarakat untuk berhati-hati dalam memilih makanan.
"Imbauan kami agar masyarakat selalu berhati-hati, di dalam memilih makanan, terutama yang berwarna mencolok, karena kemungkinan ada penggunaan warna yang sebenarnya bukan untuk pewarna makanan."
"Kemudian jika memilih bahan makanan seperti jenis-jenis ikan, misalnya cumi kering, secara fisik kalau lalat enggan hinggap di makanan itu berarti kemungkinan besar ada formalinnya. Biasanya seperti itu."
Baca juga: Makanan Mengandung Formalin dan Pewarna Berbahaya Ditemukan saat Sidak Takjil di Kota Pekalongan
"Biasanya kan barang-barang yang amis kan lalat berdatangan, tetapi kenapa mereka tidak berdatangan, itu yang harus dicurigai," jelasnya.
Atas temuan ini, Edi menegaskan bakal segera menindaklanjutinya, yakni berkoordinasi antar lintas sektoral.
"Kami akan koordinasikan dengan dinas yang lokasinya dekat dengan produsen itu, karena ketika ditelusuri seperti kerupuk pentil ini diproduksi dari Jawa Timur. Kami akan bersurat ke sana, agar dilakukan pembinaan terhadap produsen tersebut," paparnya. (Iqs)
Puluhan Dapur SPPG di Blora Mulai Urus Sertifikat Laik Higiene dan Sanitasi |
![]() |
---|
Setelah Dua Bulan Menunggu, Gaji Lulusan SPPI di Blora Akhirnya Cair Juga |
![]() |
---|
Dapur SPPG Sidomulyo Blora Lengkapi Tim, Ahli Gizi Siap Bertugas Pekan Depan |
![]() |
---|
3.347 Siswa Blora Kehilangan Makanan Bergizi Gratis, Gara-gara Dana BGN Rp32 Triliun "Macet" |
![]() |
---|
Pencairan Dana Badan Gizi Nasional Macet, Dapur SPPG Padaan Japah Blora Terpaksa Berhenti |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.