Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Sragen

Hayati Guru Honorer Banting Setir Jadi Agen BRILink, Kini Tak Lagi Kepincut Jadi PNS

Keberhasilannya sekarang adalah buah dari perjuangan panjang. Keuletannya bekerja sudah ditempa sejak masih perawan. 

Penulis: khoirul muzaki | Editor: M Syofri Kurniawan
TRIBUN JATENG/KHOIRUL MUZAKI
NURHAYATI: Nurhayati, mantan guru honorer yang banting setir menjadi pengusaha di Desa Puro, Kecamatan Karangmalang, Sragen, Minggu (23/3/2025). Ia menjadi agen BRILink, kepanjangan tangan dari BRI yang menyediakan layanan perbankan. (TRIBUN JATENG/KHOIRUL MUZAKI) 

Konsekuensinya, Hayati harus pandai membagi waktu agar bisa kuliah sambil bekerja.  Meski bebannya semakin berat, ia tetap semangat menjalaninya. 

Ini demi mewujudkan mimpinya. Perjuangannya tak sia-sia. Hayati berhasil menyelesaikan kuliah dan menyandang titel sarjana. 

Beruntungnya, ia kemudian diterima bekerja di Sekolah Dasar Negeri (SDN) untuk tenaga kepustakaan. Ia juga sempat diminta jadi wali kelas.

Seperti umumnya guru wiyata bakti, Hayati hanya digaji Rp 200 ribuan per bulan. Jauh dari penghasilannya bekerja di pabrik yang tak butuh titel kesarjanaan.

Agar kebutuhannya tetap tercukupi, Hayati terpaksa masih bekerja di pabrik. Ia harus kerja siang malam agar bisa memegang dua pekerjaan.

Sebagaimana guru honorer lain, selalu ada harapan di benaknya, suatu saat bisa diangkat jadi Pegawai Negeri Sipil (PNS).  Karena hanya dengan status tersebut, kesejahteraan guru baru bisa tergapai. 

”Harapannya, kalau ada pendaftaran PNS bisa ikut,”katanya

Namun setelah 7 tahun ia mengabdi, impian jadi PNS tak kunjung terealisasi. Nurhayati harus putar otak karena kebutuhan kian membengkak. Sementara gajinya sebagai guru tak pernah beranjak. 

Jadi Agen BRILink

Nurhayati agen BRILink di Desa Puro
LAYANI PELANGGAN: Nurhayati, agen BRILink di Desa Puro, Kecamatan Karangmalang, Sragen, melayani pelanggan di tokonya, Minggu (23/3/2025). Keberhasilannya sekarang adalah buah dari perjuangan panjang. (TRIBUN JATENG/KHOIRUL MUZAKI)

Di sela kesibukannya sebagai guru dan buruh pabrik, Hayati memutuskan membuka usaha. Ia membuka isi ulang Bahan Bakar Minyak (BBM) atau pom mini di rumahnya untuk melayani pengendara. Tak disangka dari situ jalan rizki terbuka.

Ia terus melebarkan sayap usahanya.  Desanya cukup jauh dari Bank. Sementara transaksi perbankan sudah menjadi kebutuhan, termasuk di pedesaan. Ia menangkapnya sebagai peluang yang menjanjikan.

Nurhayati mendaftarkan diri sebagai agen BRILink. Hingga ia diterima jadi kepanjangan tangan BRI untuk membuka layanan.

“Kelihatannya untuk jadi PNS sulit, jadi saya pindah haluan,”katanya

Lewat BRILink, ia bisa membuka layanan setor dan tarik tunai, hingga pembayaran tagihan listrik, PDAM hingga BPJS. Jalan rizkinya semakin lebar.

Tiap hari kiosnya ramai didatangi pelanggan. Keuntungan dari bisnis yang ia jalankan cukup menggiurkan. Setiap transaksi mengalirkan cuan. Dari agen BRILink, bisnisnya terus berkembang.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved