UMKM
Kala Demam QRIS Melanda PKL Purwokerto, Bayar Cilok Rp 3000 Pakai Scan Barcode
Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) dulu sempat menjadi barang mewah yang hanya dijumpai di tempat-tempat elit.
Penulis: khoirul muzaki | Editor: rival al manaf
TRIBUNJATENG.COM, PURWOKERTO - Transaksi digital sudah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat modern.
Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) dulu sempat menjadi barang mewah yang hanya dijumpai di tempat-tempat elit, misal di toko modern atau restoran.
Kini model transaksi digital itu semakin populer. Pedagang Kaki Lima (PKL) pun kini sudah mulai marak menggunakan QRIS untuk melayani pembeli.
Di pinggir jalan Dukuhwaluh, Kembaran, Banyumas, Amir Abdillah, seorang penjual cilok memarkir sepeda motornya yang sudah ia modifikasi menggunakan gerobak.
Sebagaimana PKL lainnya, Amir tak punya lapak khusus atau kios untuk berjualan.
Dimana ada tempat ramai dan sedikit ruang untuk memarkir kendaraan, di situ ia mangkal.
Sesekali ia membuka penutup panci yang di dalamnya masih penuh dagangan. Amir baru saja dasaran.
Uap panas yang sempat terperangkap langsung keluar.
Aroma makanan dengan bumbu gurih ikut menyeruak. Ia menatap penuh harap kepada setiap pejalan yang lalu lalang.
Satu persatu pelanggannya mulai datang. Amir langsung cekatan meladeni mereka.
"Saya puasa tetap buka, jualan sore," katanya, Kamis (27/3/2025).
Yang menarik perhatian dari PKL itu bukan pada menunya yang biasa. Tapi dari cara dia melayani pelanggan yang berbeda.
Sebuah papan akrilik memuat QRIS tertancap di sela gerobaknya.
Iya, layanan QRIS di lapaknya ini jadi pembeda dia dengan pedagang lainnya.
Ia tak malu memasang QRIS di gerobak kayunya yang sederhana. Pemajangan kode QR itu bukan untuk bergaya.
Ketika Pelaku UMKM Dapat Ilmu Mengubah Resep Tradisional Dengan Inovasi Masa Kini Oleh Para Chef |
![]() |
---|
UMKM Di Jateng Didorong Perluas Pasar, Ini Cara Agar Bisa Masuk Toko Oleh-Oleh |
![]() |
---|
Mendulang Rupiah Lewat Kerajinan Kayu, Kisah Arif Eko Cahyo Bertahan di Tengah Usaha Mebel Kian Sepi |
![]() |
---|
Jadi Daya Tarik Mancanegara, Kerajinan Anyaman Jateng Tembus Pasar Ekspor |
![]() |
---|
Kreativitas Berkelanjutan di Semarang, Pili Sulap Koran Bekas Jadi Produk Bernilai Jual |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.