UMKM
UMKM Di Jateng Didorong Perluas Pasar, Ini Cara Agar Bisa Masuk Toko Oleh-Oleh
Berbagai pihak bahu membahu mendukung UMKM agar bisa naik kelas dan memperluas jangkauan pasar, diantaranya masuk toko oleh-oleh.
Penulis: Eka Yulianti Fajlin | Editor: rival al manaf
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - UMKM di Jawa Tengah terus didorong untuk meningkatkan pemasaran. Berbagai pihak bahu membahu mendukung UMKM agar bisa naik kelas dan memperluas jangkauan pasar, diantaranya masuk toko oleh-oleh.
Pegiat Ekonomi dan UMKM Jateng, Didik Prabowo mengatakan, UMKM harus meningkatkan kualitas produk agar bisa memiliki pasar lebih luas, termasuk di toko oleh-oleh.
Tentu saja, kunci utama agar UMKM bisa naik kelas adalah legalitas. Dia menekankan, UMKM harus memiliki legalitas berupa nomor induk berusaha (NIB).
"Itu persyaratan mutlak. UMKM harus memiliki izin," tandas Didik, saat temu rutin UMKM Guyub Rukun Kelurahan Tlogomulyo, Pedurungan, Senin (2/6/2025).
Baca juga: "Dulu Seukuran Kadal" Kisah Riadi Kini Ketakutan Dengan Buaya Papua Peliharaan
Baca juga: Penyidikan Korupsi Alkes DKK Karanganyar "Jilid 2" Dimulai, Modusnya Sama Minta "Fee" Supaya Menang
Menurut dia, cukup banyak UMKM di Kota Semarang yang sudah naik kelas. Namun, di wilayah pedesaan masih cukup banyak UMKM yang perlu didorong agar bisa naik kelas. Paguyuban atau komunitas UMKM di wilayah perlu digerakan sebagai wadah UMKM berkembang.
"Paguyuban nanti berperan meningkatkan di wilayah masing-masing. UMKM di desa beda dengan di kota. Sentuhannya kota melek teknologi. Di desa belum. Saya coba kolaborasikan denhan UMKM yang profesional. Sehingga, produk-produknya bisa lebih bagus," paparnya.
Ketua Asosiasi Pengusaha Oleh-Oleh Jawa Tengah (ASPOO Jateng), Yuli Risky Mustiono mengatakan, selain harus mengantongi izin, produk UMKM harus memiliki kualitas yang baik, termasuk packaging atau pengemasan agar bisa masuk toko oleh-oleh. Mengingat, produk UMKM bersaing dengan produl-produk di toko ritel yang sudah memiliki pangsa pasar cukup besar.
"Beberapa pusat oleh-oleh berdampingan dengan toko ritel di tol trans Jawa. Maka, perlu upaya untuk mengenalkan produk UMKM, bagaimana masyarakat bsa tertarik produk UMKM. Kualitas harus baik," terang Risky.
Dia menyebut, ada 200 UMKK di Jateng yang sudah masuk pusat oleh-oleh mulai dari makanan hingga handicraft.
"Beberapa juga sudah ekspor ke luar negeri. Kami akan terus support UMKM bisa masuk oleh-oleh," tuturnya.
Koordinator pelaku UMKM Guyub Rukun, Winda mengatakan, terus mengajak para pelaku UMKM untuk naik kelas. Di antaranya, dengan melakukam pertemuan rutin menggandeng sejumlah pihak untuk memberikan wawasan soal UMKM.
Kali ini, UMKM mendapat pengetahuan tentang cara mengakses permodalan perbankan dengan menggandeng BPR Gunung Rizky. Selain itu, ASPOO Jateng juga memberikan kiat agar pelaku UMKM di Tlogomulyo bisa memperluas pasar ke pusat oleh-oleh.
"Kita terus belajar agar bisa terus berkembang," ucapnya.
Diakui Winda, ada beberapa kendala yang kerap dialami UMKM diantaranya kurangnya pengetahuan terhadap teknologi sehingga belum dapat memperluas pasar online. Selain itu, jaringan UMKM juga masih terbatas. Beberapa pelaku UMKM juga belum mengemas produk mereka dengan baik.
"Olahan para UMKM bagus, tapi kadang terkendala packaging dan link ke luar," tambahnya. (eyf)
UMKM Ritel di Semarang Didorong Adaptasi Bisnis Modern Lewat Digitalisasi |
![]() |
---|
Ketika Pelaku UMKM Dapat Ilmu Mengubah Resep Tradisional Dengan Inovasi Masa Kini Oleh Para Chef |
![]() |
---|
Mendulang Rupiah Lewat Kerajinan Kayu, Kisah Arif Eko Cahyo Bertahan di Tengah Usaha Mebel Kian Sepi |
![]() |
---|
Jadi Daya Tarik Mancanegara, Kerajinan Anyaman Jateng Tembus Pasar Ekspor |
![]() |
---|
Kreativitas Berkelanjutan di Semarang, Pili Sulap Koran Bekas Jadi Produk Bernilai Jual |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.