Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Grobogan

Tak Ingin Menyerah pada Keadaan, Puluhan Petani Grobogan Mencari Batas Sawah yang Tertimbun Banjir

Puluhan petani Desa Baturagung, Kecamatan Gubug, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, mulai bergerak untuk memulihkan lahan pertanian mereka yang rusak

TRIBUNJATENG/FACHRI
WARGA UKUR BATAS SAWAH: Puluhan petani Desa Baturagung, Kecamatan Gubug, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, mulai bergerak untuk memulihkan lahan pertanian mereka yang rusak akibat banjir. Mereka beramai-ramai turun ke sawah untuk mengukur kembali batas lahan yang tertimbun material banjir berupa pasir dan lumpur. 

"Butuh angaran besar, kemarin di desa sudah ada upaya untuk mengembalikan lahan tapi terkendala anggaran. Saya rasa untuk desa saja itu tidak akan mampu. Oleh sebab itu kami meminta bantuan dari provinsi atau dari pusat mudah-mudahan bisa terselesaikan dan bisa kembali ditanami padi," harap Hamidun.

Hamidun menyebut bahwa saat ini opsi terbaik adalah menanam tanaman yang mampu tumbuh di lahan berpasir, seperti kacang tanah.

Ia juga berharap pemerintah bersedia membantu dengan menyediakan benih kacang tanah kepada petani.

"Untuk saat ini yang cocok berdasarkan pengalaman petani menanam di lahan tanah yang berpasir cocoknya ditanami kacang tanah, mudah-mudahan dinas terkait bisa membantu memberikan benih kacang tanah," pungkas Hamidun.

Sementara itu, Muh Dawam, salah satu petani yang lahannya terdampak, mengaku hampir putus asa.

Ia menyewa lahan seluas 2,5 hektare atau 3 bahu melalui lelang ‘bondo desa’ dengan total biaya Rp 42 juta yang diperoleh dari pinjaman bank.

Namun, lahan tersebut kini tak bisa digarap karena tertutup lumpur dan pasir.

"Garapan sawah saya 3 bahu, yang satu bahu itu beli dari petani, yang dua bahu ikut lelang 'bondo desa' kemarin. Habis 42 juta untuk lelang kemudian terkena banjir jadi tidak bisa tanam, sedangkan hasil panen musim kemarin juga kebanjiran sehingga penennya kurang optimal," kata Muh Dawam.

"Setelah jebol yang pertama, hasil penjualan gabah (panen) kan tidak mencukupi, jadi kita pinjam bank (untuk ikut lelang)," imbuhnya.

Oleh sebab itu Muh Dawam sangat berharap bantuan pemerintah agar bisa kembali menggarap sawah yang nanti hasilnya akan digunakan untuk melunasi utang dan mencukupi kebutuhan hidup.

"Saya pinjam uang untuk ikut lelang 'bondo desa'. Saya tidak bisa melakukan pekerjaan lain, pekerjaan cuma petani. Modalnya Rp 42 juta pinjam di bank, itu kan bunganya sudah berapa? Saya mengajukan Kredit Usaha Rakyat (KUR) belum bisa," keluhnya.

"Saya minta tolong kepada pemerintah, saya sebagai petani tidak bisa pekerjaan lain, cuma mengendalkan bertani. Kalau dibantu pengerukan tanah, kita bisa menanam padi kembali," harap Muh Dawam.

Dawam juga menyampaikan, para petani sempat meminta pengembalian uang sewa lelang 'bondo desa'.

Namun pihak desa tidak bisa memberikan karena dana akan digunakan untuk kegiatan desa.

"Petani minta uang kembali katanya dari pihak desa tidak bisa karena sudah ke kabupaten mengajukan itu untuk anggaran lain-lain kebutuhan desa," ungkap Muh Dawam.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved