Berita Slawi
Jumat Agung di Paroki St Maria Immaculata Slawi, Umat Mengenang Sengsara dan Wafat Yesus Kristus
Ratusan umat Katolik di Kabupaten Tegal jalani ibadah Jumat Agung sebelum Minggu Paskah untuk mengenang wafatnya Yesus Kristus.
Penulis: Desta Leila Kartika | Editor: raka f pujangga
TRIBUNJATENG.COM, SLAWI - Ratusan umat Katolik di Kabupaten Tegal jalani ibadah Jumat Agung sebelum Minggu Paskah untuk mengenang hari wafatnya Yesus Kristus, bertempat di Paroki St Maria Immaculata Slawi, Jumat (18/4/2025).
Pelaksanaan Jumat Agung juga masuk dalam rangkaian kegiatan yang sudah dilaksanakan sejak minggu kemarin atau disebut Pekan Suci.
Adapun rangkaian kegiatan, diawali pada Minggu (13/4/2025) disebut Minggu Palma.
Baca juga: Umat Katolik Blora Gelar Visualisasi Jalan Salib untuk Peringati Wafatnya Yesus Kristus
Kemudian pada Kamis (17/4/2025) disebut Kamis Putih.
Dilanjutkan pada Jumat (18/4/2025) kegiatan Jumat Agung yang dimulai pukul 15.00 WIB.
Puncaknya pada Minggu (20/4/2025) yakni Minggu Paskah.
Informasi tersebut disampaikan Ketua Panitia Kegiatan Pekan Suci 2025 Paroki St Maria Immaculata Slawi, Lucia Krisna, saat ditemui wartawan di sela-sela pelaksanaan Jumat Agung.
Lucia Krisna menuturkan, jumlah jemaat yang hadir mengikuti Jumat Agung diperkirakan sekitar 600 orang, berasal dari gereja stasi (wilayah) Margasari, Pangkah dan Pagerbarang semuanya dipusatkan di Gereja Paroki St Maria Immaculata Slawi, Kabupaten Tegal.
"Tema Paskah tahun 2025 ini yaitu "Kebangkitan Kristus Merupakan Kebangkitan Keluarga Kita," tutur Lucia Krisna, pada Tribunjateng.com.
Pada pelaksanaan Jumat Agung, jemaat melakukan prosesi mencium salib Yesus Kristus secara bergantian.
Menurut Lucia, makna dari mencium Salib adalah sebagai pengingat bahwa Yesus Kristus wafat di kayu salib.
Wafatnya Yesus Kristus di kayu salib sebagai wujud rasa sayang kepada manusia, karena Yesus Kristus disalib untuk menebus dosa manusia.
"Makna dari mencium salib, kami (umat) mengenang besarnya rasa cinta Yesus Kristus kepada manusia sampai Yesus mau mati di kayu salib untuk menebus dosa manusia. Mencium salib juga sebagai rasa terima kasih kami kepada Tuhan Yesus karena sudah menebus dosa-dosa," ungkap Lucia.
Sementara prosesi yang dilakukan sebelum umat mencium salib, diawali pengarakan salib untuk mengenang kembali sengsara Yesus Kristus sebelum wafat di kayu salib.
Baca juga: GKJ Purwodadi Gelar Ibadah Kamis Putih, Kenang Perjamuan Terakhir Yesus
Umat melihat kembali gambaran Yesus Kristus disalib di kayu karena menebus dosa manusia.
Selain itu juga berlangsung ibadat dengan Injil yang dinyanyikan menceritakan kisah Sengsara Tuhan Yesus Kristus.
"Lewat Jumat Agung ini umat mengenang kembali sebelum wafat Yesus Kristus mengalami sengsara. Kami para umat memperingati wafatnya Yesus sebagai awal tiga hari kedepan Yesus akan bangkit pada Hari Paskah," terang Lucia. (dta)
Modus Baru Sindikat Narkoba di Tegal: Pakai Metode 'Maps' dan 'Drop-off' |
![]() |
---|
Perbaikan Jalan Jalingkos-Kendalserut Senilai Rp5,3 Miliar, Bupati Ischak: Secara Visual Bagus |
![]() |
---|
Bupati Ischak Optimistis Pengerjaan Jogging Track di Stadion Trisanja Slawi Selesai Tepat Waktu |
![]() |
---|
Monitoring Penataan Jalan Gajah Mada Slawi, Bupati Ischak Temukan Adanya Sedimentasi Drainase Lama |
![]() |
---|
Bupati Tegal Ischak Monitoring Perbaikan Jalan RP Suroso Slawi: Secara Visual Nampak Bagus |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.