Berita Kudus
Ratusan Umat Kristiani GKMI Tanjungkarang Kudus Mengarak Yesus 600 Meter Saat Jalan Salib
Pengurus Gereja Kristen Muria Indonesia (GKMI) Tanjungkarang Kudus menggelar kegiatan visualisasi jalan salib saat Peringatan Hari Wafatnya Yesus.
Penulis: Saiful Ma sum | Editor: raka f pujangga
TRIBUNJATENG.COM, KUDUS - Pengurus Gereja Kristen Muria Indonesia (GKMI) Tanjungkarang Kudus kembali menggelar kegiatan visualisasi jalan salib pada momentum peringatan Hari Wafatnya Yesus Kristus, Jumat (18/4/2025).
Terakhir kali GKMI Tanjungkarang Kudus menggelar visualisasi jalan salib 10 tahun yang lalu, tahun ini kembali digelar lebih meriah melibatkan ratusan umat kristiani.
Prosesi visualisasi jalan salib di GKMI Tanjungkarang Kudus diwarnai dengan aksi mengarak Yesus sejauh 600 meter.
Baca juga: Umat Katolik Blora Gelar Visualisasi Jalan Salib untuk Peringati Wafatnya Yesus Kristus
Dimulai dari prosesi pengadilan Yesus Kristus di halaman belakang GKMI, kemudian dilanjutkan dengan proses mengarak Yesus sampai ke halaman depan GKMI untuk proses penyaliban Yesus.
Ketua Majelis GKMI Tanjungkarang Kudus, Boedi Poedjiono mengatakan, visualisasi jalan salib dilakukan pada momentum Jumat Agung.
Menceritakan kisah pengorbanan Yesus untuk kaumnya, hingga diadili dengan cara disalib.
Pihaknya melibatkan semua umat kristiani yang menjadi jemaat GKMI Tanjungkarang Kudus, mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga lansia.
"Setelah dilakukan teatrikal proses pengadilan Tuan Yesus di halaman belakang gereja, kemudian proses mengarak Yesus menuju jalan perkampungan sampai di halaman depan gereja. Kemudian ada teatrikal penyaliban Tuan Yesus," terangnya.
Pendeta Muda GKMI Tanjungkarang Kudus, Hendrajaya menuturkan, baik Jumat Agung maupun Minggu Paskah diisi dengan kegiatan ibadah.
Kata dia, visualisasi jalan salib mengandung maksud agar jemaat dan umat kristiani bisa memahami gambaran betapa Tuhan Yesus menderita, berkorban jiwa dan raga sampai pada proses mati untuk umat.
Pada akhirnya, umat kristiani menyadari bahwa Yesus menanggung dosa umatnya. Kemudian dikenal sebagai Jumat Agung, berarti seruan panggilan umat untuk bertaubat ke jalan yang benar.
Sementara Minggu Paskah memiliki arti buah dari pertaubatan atau kemenangan atas maut.
Kata dia, dalam Keimanan Kristen, Tuan Yesus bangkit pada Minggu Paskah. Selanjutnya memberikan umat hidup yang kekal.
"Jumat Agung suasana haru, Minggu Paskah suasana suka cita, yaitu kemenangan Tuan Yesus atas kuasa kematian, bangkit dari kematian," ujar dia.
Hendrajaya melanjutkan, Minggu Paskah di GKMI Tanjungkarang Kudus diisi dengan ibadah paskah. Ada pula seremonial tari-tarian yang dikemas meriah.
Tema Jumat Agung yang diangkat adalah "Diselamatkan untuk Menyelamatkan". Sedangkan tema Minggu Paskah adalah "Tuhan Yesus Ada di Dalam Hati Kita".
Baca juga: Umat Katolik Jepara Khusyuk Jalani Jalan Salib di Gereja Stela Maris
Sebagai pendeta muda, Hendrajaya berpesan kepada umat remaja dengan semangat yang masih membara agar diarahkan untuk hal-hal kebaikan.
Mengurangi dan mencegah segala bentuk anarki, seperti perkelahian pelajar dan kelompok negatif.
"Kegiatan visualisasi jalan salib ini juga dibantu peran serta pemuda lintas agama. Menunjukkan sikap toleransi umat beragama yang tinggi di wilayah Tanjungkarang Kudus," ucapnya. (Sam)
Peserta BPJS Ketenagakerjaan yang Sering Cek Saldo JHT di Aplikasi JMO Bakal Dapat Hadiah Menarik |
![]() |
---|
Bupati Kudus Upayakan Guru MA Tetap Dapat Tunjangan |
![]() |
---|
Rekam Jejak Pelarian Pelaku Penikaman Kakak Beradik di Kudus Hingga Tewas: Kehabisan Bekal di NTB |
![]() |
---|
Sinergi Pemkab Kudus-Kanwil Kemenkumham: Lahirkan Program Pos Bantuan Hukum di Setiap Desa |
![]() |
---|
Dapur Jorok MBG Kudus Disorot Wakil Bupati Bellinda, Sampah Menumpuk dan Dikerubungi Lalat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.