Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Demak

Zayinul Fata: Pemda Demak Terlalu Diam, Sayung dan Bonang Terus Tenggelam Tanpa Tindakan Nyata

Ketua DPRD Demak, Zayinul Fata, melontarkan kritik tajam kepada Pemerintah Kabupaten Demak atas ketidakmampuan mereka dalam menangani abrasi dan rob.

Penulis: Rezanda Akbar D | Editor: raka f pujangga
TRIBUNJATENG.COM/REZANDA AKBAR D
ILUSTRASI BANJIR - Warga Desa Sriwulan, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak yang terendam banjir rob pada tahun 2022. 

TRIBUNJATENG.COM, DEMAK – Ketua DPRD Demak, Zayinul Fata, melontarkan kritik tajam kepada Pemerintah Kabupaten Demak atas ketidakmampuan mereka dalam menangani abrasi dan rob yang semakin mengancam wilayah Sayung. 

Zayinul menyebutkan bahwa Kecamatan Sayung dan Bonang, merupakan daerah pesisir yang kini perlahan tenggelam, telah menjadi simbol kegagalan pemerintah daerah dalam mengatasi masalah yang terus memperburuk kualitas hidup warga.

Setiap tahun, ratusan rumah warga terendam rob dan abrasi. Bahkan jalan Pantura, sebagai salah satu jalur vital, sering kali terputus akibat banjir pasang yang datang hampir setiap sore. 

Baca juga: Banjir Rob Kembali Rendam Pantura Sayung Demak, Lalu Lintas Menuju Semarang Padat Merayap

Zayinul menegaskan bahwa dampak dari abrasi ini tak hanya dirasakan oleh masyarakat lokal, tetapi juga mengganggu perekonomian secara lebih luas, bahkan bisa berdampak pada skala nasional.

"Tidak ada upaya yang konkret, apalagi ada pembicaraan tingkat nasional untuk menangani ini. Saya lihat bupati tidak bersifat aktif, hanya sibuk menyambut tamu bagi saya ini tindakan yang lemah,” sindir Zayinul saat diwawancarai Tribunjateng, Rabu (23/4/2025).

Zayinul menilai, bupati seharusnya mendesak pemerintah pusat untuk segera menetapkan abrasi sebagai bencana nasional. 

Jika status ini tercapai, pemerintah pusat akan lebih terlibat dan tidak hanya bergantung pada APBD yang terbatas.

“Jika ini sudah jadi bencana nasional, maka negara wajib turun tangan. Ini bukan masalah biasa, ini masalah yang akan terus memburuk jika dibiarkan. Saya khawatir, kalau tidak segera ditangani, wilayah lain di Demak akan ikut tenggelam,” tegas Zayinul dengan nada yang keras.

Tidak hanya soal kerugian materiil, Zayinul juga menyoroti dampak sosial dan ekonomi yang ditimbulkan. 

Setiap sore, rob naik pada pukul 16.00 WIB dan baru surut setelah pukul 22.00 WIB, menyebabkan kemacetan panjang di jalan Pantura. 

“Lihat saja, kemacetan yang bisa berlangsung berjam-jam. Itu jelas merugikan perekonomian, menggangu produktivitas, dan menciptakan ketidaknyamanan bagi masyarakat. Ini sudah berdampak secara nasional, bukan hanya lokal,” ungkapnya.

Menurut Zayinul, Pemerintah Kabupaten Demak belum cukup berani mengakui bahwa APBD mereka tidak cukup untuk menangani masalah besar seperti ini. 

Pihaknya mendesak agar Pemkab tidak lagi berdiam diri dan segera melakukan negosiasi dengan pemerintah pusat.

“Jika APBD tidak cukup, ya ngomong! Jangan malah diam dan berharap bantuan datang begitu saja. Presiden saja dalam menghadapi tantangan global beliau juga perlu melakukan hubungan diplomasi luar negeri sebagai bentuk dukungan," sindir Zayinul.

Dia menekankan bahwa ketidakmampuan untuk bernegosiasi dengan pusat adalah tanda kegagalan.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved