Berita Grobogan
Tukang Es Dung Naik Haji: Kisah Pasutri Asal Grobogan Wujudkan Mimpi ke Tanah Suci
Pasangan suami istri Sukahar (62) dan Ngatminatun (59) yang telah berjualan Es Dung sejak tahun 1987 akan berangkat haji pada tahun ini dari Grobogan.
Penulis: Fachri Sakti Nugroho | Editor: raka f pujangga
TRIBUNJATENG.COM, GROBOGAN - Di sebuah sudut Desa Kaliwenang, Kecamatan Tanggungharjo, Kabupaten Grobogan, senyum bahagia tak bisa disembunyikan dari wajah pasangan suami istri Sukahar (62) dan Ngatminatun (59).
Tahun ini, impian yang mereka simpan rapi dalam hati selama belasan tahun akhirnya menjadi kenyataan, berangkat ke Tanah Suci untuk menunaikan Ibadah Haji.
Siapa sangka, langkah mereka menuju Baitullah bukan dilalui dengan kemewahan, tetapi ditempa dari ketekunan, kesabaran, dan perjuangan panjang menjajakan es dung—minuman dingin khas yang kerap dijajakan keliling menggunakan gerobak.
Baca juga: Kisah Pasutri Tukang Ketoprak di Tegal Naik Haji Tahun Ini, Sisihkan Rp 10 Ribu Per Hari
“Senang sekali bisa naik haji tahun ini,” ucap Sukahar penuh haru saat ditemui TribunJateng.com di rumahnya, Jumat (25/4/2025).
Kisah ini bukan sekadar soal keberangkatan ke tanah suci, melainkan tentang keyakinan bahwa mimpi bisa terwujud meski dengan cara yang sederhana.
Sukahar dan Ngatminatun mulai menabung dari hasil jualan es dung sejak tahun 2010.
Setiap hari, Sukahar menyisihkan keuntungan dari jualannya, antara Rp40 ribu hingga Rp60 ribu.
Dua tahun kemudian, mereka resmi mendaftar haji.
"Tahun 2010 saya mengumpulkan uang sedikit demi sedikit setelah itu tahun 2012 saya bisa mendaftar haji," kata Sukahar.
“Saya setiap pulang dari jualan menabung Rp40 ribu, kadang Rp60 ribu. Sisanya untuk belanja dan modal jualan es dung,” kenangnya.
Perjalanan Sukahar dengan es dung dimulai jauh sebelum itu.
Sejak 1987, ia telah berjualan es dung di Jakarta.
Namun, pada 2010, ia memutuskan kembali ke kampung halaman.
Pilihannya untuk melanjutkan usaha di desa tak disangka malah membawa berkah.
Dagangannya laku keras, hingga kini Ia memiliki empat gerobak es dung, yang dijalankan bersama rekan-rekannya.
"Saya jualan es dung sejak tahun 1987 di Jakarta, karena anak-anak sudah besar saya pulang kampung dan jualan di sini," kenang Sukahar.
"Ternyata laku, kemudian anak-anak, teman-teman pada ikut jualan es dung," imbuhnya.
Tentu, tidak selalu mudah. Musim hujan jadi tantangan tersendiri bagi Sukahar dan istri.
Saat hujan turun, dagangan tak habis terjual. Namun Sukahar dan Ngatminatun tak pernah mengeluh.
"Saat musim kemarau sehari es dung bisa habis. Susahnya kalau hujan kan tidak habis, tapi tidak apa-apa bisa dijual lagi besok karena tidak mencair," katanya bijak.
Kini, setelah bertahun-tahun bekerja keras, doa mereka untuk menunaikan Ibadah Haji terkabul.
Baca juga: Sosok Penjual Ponggol di Tegal Naik Haji, Usia 82 Tahun
Manasik haji telah mereka jalani, dan tanggal 10 Mei nanti, pasangan ini akan terbang ke Tanah Suci.
Dengan hati penuh syukur, mereka berharap ibadahnya berjalan lancar dan pulang membawa gelar haji yang mabrur.
“Semoga menjadi haji dan hajah yang mambrur,” doa Sukahar dan Ngatminatun. (*)
Berikut Kata Dinas Pendidikan Grobogan Menyoal Nasib SDN Kecil Karangasem |
![]() |
---|
Balita Grobogan Tewas Dianiaya Ibu Angkat dan Kekasihnya karena BAB di Celana |
![]() |
---|
Kisah Muhammad Rasya, Pelajar Grobogan Wakili Jateng di Paskibraka Nasional 2025 |
![]() |
---|
Pulihkan Pertanian Usai Banjir, Pemprov Jateng Salurkan Bantuan untuk Petani Grobogan |
![]() |
---|
Sempat Dituduh Melanggar Hukum, Masa Jabatan Direktur PT BPR BKK Purwodadi Diperpanjang Hingga 2030 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.